Internasional
Anwar Ibrahim Bebas, Muluskah Jalan Jadi Pimpinan Malaysia?
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
16 May 2018 12:40

Jakarta, CNBC Indonesia- Tersenyum lebar, Anwar Ibrahim melenggang keluar dari rumah sakit di Kuala Lumpur sembari merayakan kebebasannya sebagai tahanan poltik pada Rabu ini, (16/5/2018).
Pria yang digadang-gadang sebagai calon pemimpin negara Malaysia dalam dua tahun mendatang ini, disambut oleh rakyat Malaysia bak rakyat Afrika Selatan menyambut Nelson Mandela sewaktu dulu.
Anwar, bagi Malaysia, memiliki kisah yang memang bisa dibilang serupa dengan Nelson. Mewakili kaum oposisi lewat People's Justice Party (PKR), Anwar pernah dibui selama dua kali oleh pemerintah berkuasa sebelum akhirnya diampuni hari ini.
Mantan tahanan politik itu sendiri dirawat di rumah sakit untuk menjalani pemulihan dari operasi bahu. Pada akhirnya, sosok yang bertanggungjawab atas kebebasan Anwar adalah orang yang memenjarakannya di tahun 1998, yaitu Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang baru saja terpilih.
Pria berusia 92 tahun itu memenangkan pemilu pekan lalu, serta mengalahkan petahana Najib Razak dan partai Barisan Nasional yang memimpin Malaysia sejak kemerdekaan.
Mahathir, yang memimpin negara tetangga sejak 1981 sampai 2003 sebelumnya adalah bagian dari partai Barisan Nasional dengan Najib sebagai anak didiknya. Namun setelah Najib diduga terlibat dalam skandal korupsi senilai miliaran dolar, Mahathir bergabung dengan kubu oposisi dan bekerjasama dengan fraksi PKR dalam membentuk koalisi empat partai bernama Pakatan Harapan. PKR adalah entitas terbesar di dalam koalisi tersebut.
Aliansi yang sebelumnya adalah pesaing ketat itu diperkuat oleh janji kampanye Mahathir untuk membebaskan Anwar dan, pada akhirnya, memberikan tampuk kepemimpinan kepadanya.
Siapa Anwar Ibrahim?
Bersama dengan Najib, Anwar yang berusia 70 tahun juga menjadi anak didik Mahathir. Dari tahun 1993, dia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Mahathir di bawah koalisi Barisan National. Namun, dia dipecat dan dipenjara pada tahun 1998 dengan tuduhan yang dianggap pendukungnya keliru.
Pada akhirnya Anwar dibebaskan tahun 2004 dan memimpin kubu oposisi sehingga performanya kuat di pemilu tahun 2008 dan 2013. Namun, Anwar kembali dipenjara di tahun 2015 saat masa pemerintahan Najib.
Anwar "menikmati relasi yang dalam dan hangat di Washington, di mana dia menerima dukungan selama kerja kerasnya dua dekade ini," tulis para analis di Center for Strategic and International Studies dalam sebuah catatan terbaru.
Namun, Anwar masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah sebelum bisa menduduki posisi Perdana Menteri.
Pertama, dia perlu menjadi anggota parlemen yang mewajibkan sehingga satu kursi perlu dikosongkan. Spekulasi yang berkembang adalah istrinya, Wan Azizah Wan Ismail, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri akan menyerahkan kursinya, jadi pemilihan sela bisa diselenggarakan. Anwar yang saat ini begitu populer di negaranya kemungkinan akan menang dengan skenario tersebut.
Apakah Mahathir akan menyerahkan jabatannya?
Kemenangan Mahathir yang cepat dan tak terduga meningkatkan kecurigaan tentang apakah dia akan menyerahkan tongkat kepemimpinan itu ke mantan musuhnya, Anwar.
"Di masa lampau Dr. Mahathir cukup kejam. Anda benar-benar tidak bisa merekayasa cerita bahwa dia dan Anwar Ibrahim akan bersama lagi," kata Gerald Ambrose, CEO di Aberdeen Islamic Asset Management.
Mahathir, yang belakangan ini mengalami beberapa masalah kesehatan, pada hari Selasa (15/5/2018) berkata kemungkinan akan memimpin selama satu sampai dua tahun.
Mundur demi mantan pesaing "sangat tidak mencerminkan tindakan Mahathir [...] tapi sekali lagi, partai Anwar adalah yang terbesar di koalisi itu. Jadi, Mahathir membutuhkan dukungan Anwar yang terus-menerus," kata Malcom Cook, rekan senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute, think tank berbasis di Singapura.
Meskipun terdapat "sejarah bersama yang panjang dan cukup menyiksa, tergantung masa depan" kedua pasangan yang mustahil ini, kata Cook.
Wong Chen, anggota parlemen Malaysia untuk konstituen di Subang, menekankan bahwa koalisi yang memimpin saat ini dibentuk berdasarkan pemerintahan Mahathir yang hanya sementara.
Rabu "akan menjadi momen Mandela kami yang membahagiakan," kata Wong. Itu akan menandai hari "ketika Malaysia melihat perdana menteri masa depan setelah Dr. Mahathir menyerahkan kepemimpinannya dalam waktu dua tahun".
(gus) Next Article Anwar Ibrahim Diperiksa Karena Tuduhan Pelecehan Seksual
Pria yang digadang-gadang sebagai calon pemimpin negara Malaysia dalam dua tahun mendatang ini, disambut oleh rakyat Malaysia bak rakyat Afrika Selatan menyambut Nelson Mandela sewaktu dulu.
Mantan tahanan politik itu sendiri dirawat di rumah sakit untuk menjalani pemulihan dari operasi bahu. Pada akhirnya, sosok yang bertanggungjawab atas kebebasan Anwar adalah orang yang memenjarakannya di tahun 1998, yaitu Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang baru saja terpilih.
Pria berusia 92 tahun itu memenangkan pemilu pekan lalu, serta mengalahkan petahana Najib Razak dan partai Barisan Nasional yang memimpin Malaysia sejak kemerdekaan.
Mahathir, yang memimpin negara tetangga sejak 1981 sampai 2003 sebelumnya adalah bagian dari partai Barisan Nasional dengan Najib sebagai anak didiknya. Namun setelah Najib diduga terlibat dalam skandal korupsi senilai miliaran dolar, Mahathir bergabung dengan kubu oposisi dan bekerjasama dengan fraksi PKR dalam membentuk koalisi empat partai bernama Pakatan Harapan. PKR adalah entitas terbesar di dalam koalisi tersebut.
Aliansi yang sebelumnya adalah pesaing ketat itu diperkuat oleh janji kampanye Mahathir untuk membebaskan Anwar dan, pada akhirnya, memberikan tampuk kepemimpinan kepadanya.
Siapa Anwar Ibrahim?
Bersama dengan Najib, Anwar yang berusia 70 tahun juga menjadi anak didik Mahathir. Dari tahun 1993, dia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Mahathir di bawah koalisi Barisan National. Namun, dia dipecat dan dipenjara pada tahun 1998 dengan tuduhan yang dianggap pendukungnya keliru.
Pada akhirnya Anwar dibebaskan tahun 2004 dan memimpin kubu oposisi sehingga performanya kuat di pemilu tahun 2008 dan 2013. Namun, Anwar kembali dipenjara di tahun 2015 saat masa pemerintahan Najib.
Anwar "menikmati relasi yang dalam dan hangat di Washington, di mana dia menerima dukungan selama kerja kerasnya dua dekade ini," tulis para analis di Center for Strategic and International Studies dalam sebuah catatan terbaru.
Namun, Anwar masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah sebelum bisa menduduki posisi Perdana Menteri.
Pertama, dia perlu menjadi anggota parlemen yang mewajibkan sehingga satu kursi perlu dikosongkan. Spekulasi yang berkembang adalah istrinya, Wan Azizah Wan Ismail, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri akan menyerahkan kursinya, jadi pemilihan sela bisa diselenggarakan. Anwar yang saat ini begitu populer di negaranya kemungkinan akan menang dengan skenario tersebut.
Apakah Mahathir akan menyerahkan jabatannya?
Kemenangan Mahathir yang cepat dan tak terduga meningkatkan kecurigaan tentang apakah dia akan menyerahkan tongkat kepemimpinan itu ke mantan musuhnya, Anwar.
"Di masa lampau Dr. Mahathir cukup kejam. Anda benar-benar tidak bisa merekayasa cerita bahwa dia dan Anwar Ibrahim akan bersama lagi," kata Gerald Ambrose, CEO di Aberdeen Islamic Asset Management.
Mahathir, yang belakangan ini mengalami beberapa masalah kesehatan, pada hari Selasa (15/5/2018) berkata kemungkinan akan memimpin selama satu sampai dua tahun.
Mundur demi mantan pesaing "sangat tidak mencerminkan tindakan Mahathir [...] tapi sekali lagi, partai Anwar adalah yang terbesar di koalisi itu. Jadi, Mahathir membutuhkan dukungan Anwar yang terus-menerus," kata Malcom Cook, rekan senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute, think tank berbasis di Singapura.
Meskipun terdapat "sejarah bersama yang panjang dan cukup menyiksa, tergantung masa depan" kedua pasangan yang mustahil ini, kata Cook.
Wong Chen, anggota parlemen Malaysia untuk konstituen di Subang, menekankan bahwa koalisi yang memimpin saat ini dibentuk berdasarkan pemerintahan Mahathir yang hanya sementara.
Rabu "akan menjadi momen Mandela kami yang membahagiakan," kata Wong. Itu akan menandai hari "ketika Malaysia melihat perdana menteri masa depan setelah Dr. Mahathir menyerahkan kepemimpinannya dalam waktu dua tahun".
(gus) Next Article Anwar Ibrahim Diperiksa Karena Tuduhan Pelecehan Seksual
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular