Pembukaan Pasar: Rupiah Menguat Tipis ke Rp 13.910/US$
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 April 2018 08:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah berhasil menguat di tengah pusaran keperkasaan greenback.
Pada Kamis (26/4/2018), US$ 1 dihargai di Rp 13.910 saat pembukaan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,06% dibandingkan posisi pentupan hari sebelumnya.
Meski menguat, tetapi rupiah masih bercokol di kisaran Rp 13.900/US$. Rupiah belum pernah menyentuh level tersebut sejak Oktober 2016.
Rupiah cukup beruntung karena bisa menguat. Sebagian mata uang Asia melemah terhadap greenback, kecuali won Korea Selatan, yang mampu menguat cukup signifikan.
Sejatinya dolar AS masih dalam tren menguat. Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, pagi ini masih menguat meski mulai landai. Penguatan pagi ini hanya 0,02% setelah sebelumnya sempat di kisaran 0,5%.
Ada kemungkinan penguatan rupiah pagi ini adalah berkat jasa intervensi Bank Indonesia. Mengutip Reuters, sejak akhir pekan lalu BI sudah menghabiskan sekitar US$ 6 miliar (Rp 83,4 triliun) untuk intervensi pasar.
Salah satu wujudnya terlihat dari kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh BI yang naik Rp 2,15 triliun pada 24 April dibandingkan akhir pekan lalu. Artinya, BI menyerap likuiditas di pasar untuk mengurangi pasokan rupiah di pasar sehingga diharapkan nilai mata uang terapresiasi.
Namun investor tetap perlu waspada karena tekanan terhadap rupiah masih ada. Apalagi di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), dolar AS diperdagangkan di Rp 14.068. Berdasarkan kajian Reuters, dolar AS bisa menguat ke Rp 13.950 bila tidak ada penjagaan dari BI.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800
Pada Kamis (26/4/2018), US$ 1 dihargai di Rp 13.910 saat pembukaan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,06% dibandingkan posisi pentupan hari sebelumnya.
Meski menguat, tetapi rupiah masih bercokol di kisaran Rp 13.900/US$. Rupiah belum pernah menyentuh level tersebut sejak Oktober 2016.
![]() |
Rupiah cukup beruntung karena bisa menguat. Sebagian mata uang Asia melemah terhadap greenback, kecuali won Korea Selatan, yang mampu menguat cukup signifikan.
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 109.42 | -0,01 |
Yuan China | 6,32 | -0,32 |
Won Korsel | 1.079,09 | +0,17 |
Dolar Taiwan | 29,68 | -0,02 |
Dolar Singapura | 1,33 | +0,03 |
Ringgit Malaysia | 3,92 | -0,18 |
Peso Filipina | 52,23 | -0,02 |
Baht Thailand | 31,53 | -0,03 |
Sejatinya dolar AS masih dalam tren menguat. Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, pagi ini masih menguat meski mulai landai. Penguatan pagi ini hanya 0,02% setelah sebelumnya sempat di kisaran 0,5%.
Ada kemungkinan penguatan rupiah pagi ini adalah berkat jasa intervensi Bank Indonesia. Mengutip Reuters, sejak akhir pekan lalu BI sudah menghabiskan sekitar US$ 6 miliar (Rp 83,4 triliun) untuk intervensi pasar.
Salah satu wujudnya terlihat dari kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh BI yang naik Rp 2,15 triliun pada 24 April dibandingkan akhir pekan lalu. Artinya, BI menyerap likuiditas di pasar untuk mengurangi pasokan rupiah di pasar sehingga diharapkan nilai mata uang terapresiasi.
Namun investor tetap perlu waspada karena tekanan terhadap rupiah masih ada. Apalagi di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), dolar AS diperdagangkan di Rp 14.068. Berdasarkan kajian Reuters, dolar AS bisa menguat ke Rp 13.950 bila tidak ada penjagaan dari BI.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular