Ini 4 Srikandi yang Berhasil Pimpin BUMN

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
21 April 2018 16:52
Nicke Widyawati, yakni Desi Arryani, Emma Sri Martini, dan Ira Puspadewi, empat srikandi yang pimpin BUMN di tanah air.
Foto: Entrepreneur.com
Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN energi terbesar di Indonesia PT Pertamina (Persero) kembali mengalami pergantian pucuk kepemimpinan setelah Elia Massa Manik dicopot dari kursi direktur utama di akhir pekan ini.

Pergantian yang dilakukan jelang sehari sebelum peringatan Hari Kartini pada 21 April ini membawa Nicke Widyawati, srikandi yang makan asam dan garam di dunia perbankan dan energi ini sebagai pemangku jabatan sementara (plt).

Dalam memperingati jatuhnya Hari Kartini, tim riset CNBC Indonesia menelusuri srikandi-srikandi lainnya yang saat ini memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Setidaknya, kami menemukan 3 nama selain Nicke, yakni Desi Arryani, Emma Sri Martini, dan Ira Puspadewi.

Berikut ulasan Tim Riset CNBC Indonesia terhadap 4 srikandi penggerak roda ekonomi dalam negeri ini

1. Nicke Widyawati, Plt Direktur Utama Pertamina

Ditunjuknya Nicke sebagai eksekutif tertinggi di Pertamina bukanlah hal yang terlalu mengejutkan bagi pasar, karena namanya telah disebut-sebut sebagai direktur utama BUMN holding migas yang baru akan dibentuk.

Dari sisi sepak terjang, Nicke juga bukan sosok yang baru kemarin sore terjun di industri energi dan keuangan. Bahkan ketika masih berkuliah di Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), dia telah diterima bekerja di Bank Duta cabang Bandung pada 1988.

Sejak lulus dari ITB pada 1991, Nicke langsung diterima bekerja di PT Rekayasa Industri (Rekin) di mana dia mendapat pelajaran penting mengenai manajemen proyek (project management). Kala itu Nicke menduduki posisi sebagai Project Control Engineer.

Di perusahaan yang bergerak di bidang jasa Engineering, Procurement, Construction (EPC) tersebut, karir Nicke terus menanjak hinga masuk ke jajaran direksi mulai dari Direktur Bisnis, hingga Vice President Corporate Strategy Unit.

Peraih gelar master di bidang hukum bisnis di Universitas Padjajaran, Bandung pada 2009 ini kemudian melompat ke PT Mega Eltra, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan menjabat sebagai Direktur Utama.

Karirnya kian menanjak di lingkungan BUMN setelah Nicke bergabung dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2014 di mana dia menjabat sebagai Direktur Perdagangan, Manajemen Risiko dan Kepatuhan. Terakhir dia menjadi Direktur Perencanaan Strategis 1 sejak 24 Desember 2014.

Dengan perjalanan karir selama 25 tahun itu, Nicke mendapat bekal keahlian yang luas dan unik yakni manajemen proyek, korporat, sumber daya manusia (SDM), finansial, hingga manajemen bisnis.

Perjalanan karir yang panjang itu membawanya meraih BUMN Anugerah Perempuan Indonesia (2013), dan Women's Work of Female Grace 2013 Indonesia dari Indonesia Asia Institute.

Pengakuan terakhir diraihnya dari Menteri BUMN Rini Soemarno, ketika dia ditunjuk menjadi plt. Direktur Utama Pertamina, menjadi srikandi kedua yang menduduki posisi penting di BUMN tersebut setelah Karen Agustiawan

2. Desi Arryani, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero)

Desi Arryani didapuk sebagai direktur utama PT Jasa Marga (Persero) sejak Agustus 2016, menggantikan Adityawarman yang diberhentikan secara hormat. Sebelum menduduki posisi itu, wanita dengan latar belakang sarjana Teknik Sipil Universitas Indonesia itu menjabat sebagai Direktur I Operasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk selama tiga tahun sejak 2013.

Menjabatnya Desi sebagai pimpinan tertinggi perusahaan operator jalan tol terbesar di tanah air, diiringi dengan tantangan besar, yakni gencarnya proyek konstruksi jalan
bebas hambatan oleh Presiden Joko Widodo. Sebagai catatan, jalan tol Trans-Jawa bahkan ditarget beroperasi secara maksimal pada lebaran tahun ini.

Dengan tanggung jawab itu, perempuan kelahiran 29 Desember 1962 ini memiliki pekerjaan rumah membangun sekitar 1.300 km jalan tol hingga 2020, serta meningkatkan aset Jasa Marga sampai Rp125 Triliun dalam kurun waktu 4 tahun.

Namun, ditunjuknya Desi untuk memimpin raksasa plat merah di bidang jalan tol, bukanlah tanpa alasan. Srikandi yang mendapatkan gelar Master Manajemen dari Universitas Prasetya Mulya ini sudah kenyang dengan pengalaman kerja di bidang infrastruktur. Karirnya di PT Waskita Karya sudah dimulai sejak tahun 1987 sebagai staf anggaran proyek di kantor pusat.

Berkat kerja keras dan tangan dinginnya, Desi dipercaya menjadi kepala beberapa proyek pembangunan di Pulau Dewata, hingga akhirnya diangkat sebagai Kepala Cabang Nusa Tenggara Barat. Setelah sempat melanglangbuana hingga Surabaya, Desi ditarik kembali ke ibu kota dan menjabat sebagai Kepala Divisi III dari tahun 2005-2008.

Kariernya terus menanjak pesat hingga diangkat sebagai Direktur I Operasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk sejak tahun 2013. Dengan segudang pengalaman pembangunan infrastruktur tersebut, tidak heran Menteri BUMN Rini Soemarno kemudian tidak ragu menunjuk Desi sebagai pimpinan tertinggi di Jasa Marga.

3. Emma Sri Martini, Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

Emma Sri Martini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sejak berdirinya perusahaan pada bulan Februari 2009.

Sebagai orang nomor satu di perusahaan pembiayaan pembangunan infrastruktur yang tergolong baru di tanah air, Emma memegang tanggung jawab besar dalam pengembangan strategi jangka panjang perusahaan serta penerapan praktek tata kelola perusahaan yang solid.

Pengalaman manajerial di BUMN bukanlah menjadi hal baru bagi wanita dengan gelar sarjana Teknik Informatika dari Insitut Teknologi Bandung ini. Pasalnya, Emma pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Dukungan di PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) 2004-2009. Tidak hanya itu, pasca krisis ekonomi 1997/1998 di Indonesia, Emma juga ikut mengambil peran sebagai Asisten Wakil Presiden-Grup Kepala dari Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN).

Demi mengejar hasratnya di bidang infrastruktur, Emma lantas menempuh program Market Economy di Harvard Kennedy School pada 2011. Saat ini, perempuan yang pernah bekerja di sebagai komisaris di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama ini aktif sebagai pembicara dan panelis pada forum infrastruktur di dalam negeri maupun internasional.

4. Ira Puspadewi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry

Ira Puspadewi diangkat sebagai Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry menggantikan Faik Fahmi yang ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Angkasa Pura I, pada Desember 2017. Sebelum menjadi nakhoda PT ASDP, Ira menjabat sebagai Direktur Ritel dan Jaringan di PT Pos Indonesia (Persero).

Sebagai catatan, pengalaman sebagai dirut BUMN bukanlah yang pertama kali bagi wanita kelahiran Malang ini. Ira pernah menjabat sebagai Dirut PT Sarinah (Persero) di era Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Meski demikian, sebagian besar karirnya dihabiskan di GAP Inc., sebuah perusahaan garmen terkemuka di Amerika yang berbasis di San Fransisco. Kariernya di perusahaan tersebut sangat cemerlang, hingga akhirnya Ira didapuk sebagai Direktur Asia Pasifik.

Ira menghabiskan 17,5 tahun bekerja untuk perusahaan asal Negeri Paman Sam tersebut, dan bahkan sempat menetap di Amerika. Pada tahun 2014, wanita alumni Universitas Brawijaya Malang ini memutuskan kembali ke Indonesia, dan mengambil alih tampuk kepemimpinan di PT Sarinah (Persero).

Seiring ambisi Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, menarik untuk disimak bagaimana kiprah srikandi yang baru menjabat Dirut PT ASDP selama sekitar 4 bulan ini, dalam merajut jalur logistik laut tanah air.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(roy) Next Article Empat BUMN Ini Dipimpin Oleh Perempuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular