Ini Studi dan Rencana RI Soal Pembangkit Listrik Nuklir

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
16 March 2018 15:47
Meski Indonesia belum akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dalam waktu dekat, tetapi studi untuk pembangkit ini sudah dilakukan berkali-kali.
Foto: HUMAS PLN TJBB
Jakarta, CNBC Indonesia- Meski Indonesia belum akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dalam waktu dekat, tetapi studi untuk pembangkit ini sudah dilakukan berkali-kali.

Dikutip dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2018-2027, Indonesia setidaknya sudah melakukan studi soal pembangunan pembangkit ini dua kali yakni pada 2006 dan 2014.

Di 2006, PLN melakukan studi dengan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri. Dari hasil studi ditemukan untuk membangun PLTN hambatan terbesarnya adalah ketidakjelasan biaya yang terdiri dari biaya kapital, biaya manajemen limbah radio active, decommisioning, dan biaya nuklir liability. Biaya yang terakhir menjadi penting mengambil contoh kasus yang menimpa PLTN Fukushima Daichi Pada Maret 2011 lalu.

Untuk biaya kapital, investasi PLTN diperkirakan membutuhkan US$ 1700/kW, itu baru proses EPC alias Engineering, Procurement, and Construction, atau bahkan mencapai US$ 2300/kW jika menghitung biaya bunga pinjaman selama konstruksi.

Berdasat data asumsi biaya itu, keekonomian PLTN belum bisa bersaing dengan pembangkit konvensional.

Teknologi PLTN juga semakin berkembang untuk alasan keselamatan, "Yang mengakibatkan semakin tingginya biaya investasi," tulis laporan dalam RUPTL, Jumat (16/3/2018).

Tetapi, studi di 2014 justru menemukan harga investasi di atas ternyata terhitung rendah. Hasil studi kelayakan PLN dengan perusahaan konsultan luar negeri pada 2014, diperoleh perkiraan biaya investasi PLTN bisa mencapai US$ 6000/kW.

Meski begitu, dalam RUPTL tertulis dengan pertimbangan semakin langka dan mahalnya energi fossil dan ancaman perubahan iklim global sebagai akibat emisi pembakaran batu bara, PLTN tetap dinilai sebagai opsi sumber energi yang menarik untuk masa depan.
(gus/gus) Next Article RI Yakin Bakal Bangun 'Nuklir', Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular