
Jokowi Rela Bank Asing Masuk daripada Nasabah yang Lari
Arys Aditya, CNBC Indonesia
15 March 2018 10:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir perbankan dalam negeri yang kurang ekspansif.
Selain itu, Jokowi lebih memilih untuk membuka pintu untuk bank asing ketimbang harus merelakan nasabah di dalam negeri lari ke luar negeri. Untuk itu, dia meminta perbankan nasional untuk terus berinovasi atau bakal tergilas oleh serbuan bank-bank asing.
Dalam pertemuan dengan direksi perbankan, Kamis (15/3/2018), Presiden mengungkapkan era persaingan terbuka membuat kompetisi menarik nasabah kian ketat. Apalagi, lanjutnya, saat ini juga diiringi oleh berlangsungnya era transisi digital.
Jokowi pun bersikap lugas dalam hal ini.
"Karena itu ke depan kita tidak punya pilihan. kita harus terbuka. Termasuk persaingan dengan bank internasional yang masuk dan ada di Indonesia. Semuanya harus siap. Dan menurut saya lebih baik bank internasional ini ada di Indonesia daripada nasabah Kita yang lari keluar. Kalau saya pilihannya hanya itu," ujarnya di Istana Negara.
Dia mengatakan industri jasa keuangan sudah sepenuhnya terbuka. Presiden mencontohkan, seseorang bisa membuka rekening, menyimpan atau meminjam uang dan mengambil kartu kredit di negara tetangga seperti Singapura yang hanya berjarak satu jam perjalanan udara dari Indonesia.
"Oleh sebab itu, saya wanti wanti ke bank nasional kita, hati-hati persaingan semakin sengit dalam beberapa tahun ke depan juga akan semakin sengit lagi," ungkap Kepala Negara.
Bank Jangan Cuma Main Aman
Jokowi menyesalkan juga bank yang kurang ekspansif di tahun 2018 ini. Bank cenderung main aman dan menyebabkan kucuran kredit terhambat.
"Risiko paling gawat kalau tidak berani mengambil risiko. Itu yang saya lihat di 2017. Tadi Pak Ketua OJK sampaikan pertumbuhan kredit 8,24%. Saya ingat waktu kita berkumpul di sini, saat itu target 9% sampai 12%. Kalau saya diberi angka itu, saya ambil 12%," kata Jokowi.
"Perbankan harus prudent dan hati-hati, ya saya setuju. Dan sudah berkali-kali saya alami, kalau kita tak berani ambil risiko, selesai sudah dalam bisnis. Pasti akan mati. Atau mati pelan-pelan, tapi pasti mati. Itu di bisnis," imbuh Jokowi.
Jokowi meminta industri perbankan tidak lagi main aman. Oleh karena itu, Jokowi meminta perbankan untuk lebih ekspansi di tahun ini.
"Yang ingin saya tekankan yang namanya main aman itu ilusi. Di dunia yang begitu dinamis, era globalisasi, era teknologi berkembang cepat nggak ada yang aman," tegas Presiden.
(dru) Next Article Geger Wacana (Lagi) Soal Masa Jabatan Presiden 3 Periode
Selain itu, Jokowi lebih memilih untuk membuka pintu untuk bank asing ketimbang harus merelakan nasabah di dalam negeri lari ke luar negeri. Untuk itu, dia meminta perbankan nasional untuk terus berinovasi atau bakal tergilas oleh serbuan bank-bank asing.
Dalam pertemuan dengan direksi perbankan, Kamis (15/3/2018), Presiden mengungkapkan era persaingan terbuka membuat kompetisi menarik nasabah kian ketat. Apalagi, lanjutnya, saat ini juga diiringi oleh berlangsungnya era transisi digital.
"Karena itu ke depan kita tidak punya pilihan. kita harus terbuka. Termasuk persaingan dengan bank internasional yang masuk dan ada di Indonesia. Semuanya harus siap. Dan menurut saya lebih baik bank internasional ini ada di Indonesia daripada nasabah Kita yang lari keluar. Kalau saya pilihannya hanya itu," ujarnya di Istana Negara.
Dia mengatakan industri jasa keuangan sudah sepenuhnya terbuka. Presiden mencontohkan, seseorang bisa membuka rekening, menyimpan atau meminjam uang dan mengambil kartu kredit di negara tetangga seperti Singapura yang hanya berjarak satu jam perjalanan udara dari Indonesia.
"Oleh sebab itu, saya wanti wanti ke bank nasional kita, hati-hati persaingan semakin sengit dalam beberapa tahun ke depan juga akan semakin sengit lagi," ungkap Kepala Negara.
Bank Jangan Cuma Main Aman
Jokowi menyesalkan juga bank yang kurang ekspansif di tahun 2018 ini. Bank cenderung main aman dan menyebabkan kucuran kredit terhambat.
"Risiko paling gawat kalau tidak berani mengambil risiko. Itu yang saya lihat di 2017. Tadi Pak Ketua OJK sampaikan pertumbuhan kredit 8,24%. Saya ingat waktu kita berkumpul di sini, saat itu target 9% sampai 12%. Kalau saya diberi angka itu, saya ambil 12%," kata Jokowi.
"Perbankan harus prudent dan hati-hati, ya saya setuju. Dan sudah berkali-kali saya alami, kalau kita tak berani ambil risiko, selesai sudah dalam bisnis. Pasti akan mati. Atau mati pelan-pelan, tapi pasti mati. Itu di bisnis," imbuh Jokowi.
Jokowi meminta industri perbankan tidak lagi main aman. Oleh karena itu, Jokowi meminta perbankan untuk lebih ekspansi di tahun ini.
"Yang ingin saya tekankan yang namanya main aman itu ilusi. Di dunia yang begitu dinamis, era globalisasi, era teknologi berkembang cepat nggak ada yang aman," tegas Presiden.
(dru) Next Article Geger Wacana (Lagi) Soal Masa Jabatan Presiden 3 Periode
Most Popular