
Pendaftaran Sopir Taksi Online Disetop, TAXI Auto Reject
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 March 2018 15:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mencapai batasan atas auto rejection yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampai dengan berita ini diturunkan, saham pemilik Taksi Express tersebut telah meroket sebesar 34,5% ke level Rp 74/saham.
Menurut peraturan BEI, saham pada rentang Rp 50-Rp 200 bisa bergerak naik dan turun maksimal sebesar 35% dalam satu hari perdagangan. Level Rp 74/saham lantas merupakan batas maksimal kenaikan saham TAXI pada hari ini. Pasalnya, jika naik 1 poin lagi, kenaikannya akan melebihi 35%.
Volume transaksi saham TAXI mencapai 351,8 juta saham, jauh diatas rata-rata hariannya yang hanya sebesar 15,34 juta saham. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 24,49 miliar dengan frekuensi sebanyak 6.325 kali.
Broker yang paling banyak mengkoleksi saham TAXI adalah Phillip Securities Indonesia (KK) dengan volume bersih sebesar 31,4 juta saham, disusul oleh Valbury Asia Securities (CP) sebesar 13,2 juta saham.
Kenaikan saham TAXI dipicu kebijakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk menyetop sementara (moratorium) pendaftaran pengemudi baru untuk taksi online. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi para pengemudi yang telah menjadi mitra taksi online, dengan cara mencegah persaingan yang kelewat sengit.
Memang, dari sisi data pihak Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa saat ini mitra pengemudi yang terdaftar sudah melampaui hingga dua sampai tiga kali lipat dari kuota yang ditetapkan oleh regulator. Akibatnya, kompetisi yang dihadapi di lapangan semakin ketat.
Selain saham TAXI, saham emiten yang bergerak di bidang serupa yaitu PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga menguat yaitu sebesar 1,97% ke level Rp 3.110/saham.
Adanya moratorium diharapkan dapat memberi ruang bagi perusahaan-perusahaan taksi konvensional untuk dapat kembali bersaing. Pertumbuhan industri taksi online telah memukul kinerja keuangan perusahaan-perusahaan taksi konvensional dengan sangat dalam.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2017, rugi bersih TAXI tercatat sebesar Rp 210,6 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 81,8 miliar.
Sementara itu, BIRD masih bisa membukukan laba, walaupun juga tertekan. Sepanjang 3 kuartal pertama tahun lalu, perusahaan membukukan laba bersih seilai Rp 302,1 miliar, anjlok 16,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2016 senilai Rp 360,9 miliar. Kolaborasi dengan Go-Jek menjadi salah satu cara yang ditempuh perusahaan guna mempertahankan pangsa pasar.
(hps) Next Article Setelah Freeport, RI Caplok Tambang Nikel Raksasa Vale
Menurut peraturan BEI, saham pada rentang Rp 50-Rp 200 bisa bergerak naik dan turun maksimal sebesar 35% dalam satu hari perdagangan. Level Rp 74/saham lantas merupakan batas maksimal kenaikan saham TAXI pada hari ini. Pasalnya, jika naik 1 poin lagi, kenaikannya akan melebihi 35%.
Volume transaksi saham TAXI mencapai 351,8 juta saham, jauh diatas rata-rata hariannya yang hanya sebesar 15,34 juta saham. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 24,49 miliar dengan frekuensi sebanyak 6.325 kali.
Kenaikan saham TAXI dipicu kebijakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk menyetop sementara (moratorium) pendaftaran pengemudi baru untuk taksi online. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi para pengemudi yang telah menjadi mitra taksi online, dengan cara mencegah persaingan yang kelewat sengit.
Memang, dari sisi data pihak Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa saat ini mitra pengemudi yang terdaftar sudah melampaui hingga dua sampai tiga kali lipat dari kuota yang ditetapkan oleh regulator. Akibatnya, kompetisi yang dihadapi di lapangan semakin ketat.
Selain saham TAXI, saham emiten yang bergerak di bidang serupa yaitu PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga menguat yaitu sebesar 1,97% ke level Rp 3.110/saham.
Adanya moratorium diharapkan dapat memberi ruang bagi perusahaan-perusahaan taksi konvensional untuk dapat kembali bersaing. Pertumbuhan industri taksi online telah memukul kinerja keuangan perusahaan-perusahaan taksi konvensional dengan sangat dalam.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2017, rugi bersih TAXI tercatat sebesar Rp 210,6 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 81,8 miliar.
Sementara itu, BIRD masih bisa membukukan laba, walaupun juga tertekan. Sepanjang 3 kuartal pertama tahun lalu, perusahaan membukukan laba bersih seilai Rp 302,1 miliar, anjlok 16,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2016 senilai Rp 360,9 miliar. Kolaborasi dengan Go-Jek menjadi salah satu cara yang ditempuh perusahaan guna mempertahankan pangsa pasar.
(hps) Next Article Setelah Freeport, RI Caplok Tambang Nikel Raksasa Vale
Most Popular