
Jokowi, Pemimpin Dunia, dan Tanah Abang
Arys Aditya, CNBC Indonesia
26 February 2018 17:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk pertama kalinya pucuk pimpinan dari salah satu lembaga keuangan internasional yang paling disegani di dunia berkunjung ke salah satu pasar paling padat di Indonesia.
Pada Senin (26/2/2018) siang, Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde diajak oleh Presiden Joko Widodo berkunjung ke pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebelum sampai di Pasar Tanah Abang, Jokowi dan Lagarde melakukan pertemuan di Istana Merdeka, lalu mengunjungi Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.
Dalam kunjungan ke Pasar Tanah Abang, Jokowi yang mengenakan baju putih khasnya mengajak Lagarde untuk berkeliling sejenak. Entah kegerahan atau tidak, Lagarde yang mengenakan setelan blouse berwarna abu-abu selalu tersenyum ketika kunjungan itu.
Dalam keterangan resmi di lantai dasar Blok A Pasar Tanah Abang, Lagarde banyak menyinggung soal peran perempuan dalam aktivitas ekonomi di pasar itu.
Lagarde yang tercatat sebagai perempuan satu-satunya yang pernah memjabat sebagai direktur pelaksana IMF menekankan bahwa kekuatan ekonomi sebuah bangsa akan solid apabila berhasil dalam mengayomi kaum miskin, anak muda, dan perempuan. "More woman is better," tuturnya.
Dalam keterangan resmi IMF yang dilansir setelah kunjungan, Lagarde mengaku sangat senang bisa menemani Jokowi pergi blusukan sehingga dirinya bisa bertemu dengan banyak rakyat Indonesia. "Antusiasme, energi dan pelayanan orang Indonesia menunjukkan dinamisme masyarakat dan perekonomian," katanya.
Lagarde bukanlah satu-satunya tokoh global yang merasakan blusukan ala Jokowi. Dalam 3 tahun lebih kepemimpinannya, Jokowi telah mengajak dua orang lain yang wajahnya kerap menghiasi media-media internasional.
Sebelum resmi dilantik sebagai presiden, Jokowi sempat mengajak pendiri dan bos Facebook Mark Zuckerberg pada 14 Oktober 2014. Keduanya yang memakai setelan jas lengkap bahkan terlihat berkeringat setelah setengah jam berkeliling di Pasar Tanah Abang.
Berikutnya, pada 9 September 2016 Jokowi juga mengajak Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke pasar tersebut. Pada waktu itu, Duterte hampir setiap hari menjadi sorotan publik dunia karena kebijakannya melakukan perang total terhadap pengedar narkoba dianggap melanggar HAM.
"Saya datang ke pasar tanah Abang untuk menunjukkan kepada Madame Christine Lagarde bahwa sektor usaha kecil sektor usaha menengah sektor usaha mikro ini banyak sekali di negara kita Indonesia. Saya tanyakan kepada Madame Lagarde bagaimana ekonomi kecil ekonomi mikro ekonomi tengah ini menghadapi era keterbukaan era digitalisasi ini," papar Jokowi.
Pasar Tanah Abang memang memiliki nuansa sejarah yang memikat. Jauh sebelum Jokowi ketika menjabat Gubernur DKI melakukan perapian sejak 2012 yang kemudian dilanjutkam oleh Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan, pasar yang didirikan pada 30 Agustus 1735 ini awalnya hanya terbuka pada Sabtu.
Pasar yang sejak mula memang didedikasikan untuk produk tekstil ini digadang-gadang mampu menyaingi Pasar Senen yang lebih dahulu buka. Namun, pasar ini harus tutup selama 141 tahun, 1740-1881, karena hancur karena pertempuran etnis.
Setelahnya, pasar ini tercatat terus mengalami kemajuan dan makin membesar, lebih-lebih setelah Stasiun Tanah Abang resmi beroperasi pada 1899.
Pada periode 1970an, Pemerintah daerah akhirnya melakukan beberapa kali pemugaran terhadap pasar ini, termasuk untuk perbaikan karena adanya dua kali kebakaran.
Hari ini, Pasar Tanah Abang kerap disebut sebagai pasar tekstil dan produk tekstil terbesar di Asia Tenggara. Hal ini yang barangkali ingin ditunjukkan oleh Jokowi kepada para koleganya tersebut.
"Faktanya, Tanah Abang yang kiosnya berjumlah 19,000 lebih ini kekuatan besar kita. Ini biar juga menjadi sebuah pengalaman lapangan bagi Madame Lagarde untuk desain ekonomi, kebijakan ekonomi, yang nantinya dilakukan."
(dru) Next Article Melihat Jokowi dan Bos IMF Christine Lagarde Rapat di Istana
Pada Senin (26/2/2018) siang, Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde diajak oleh Presiden Joko Widodo berkunjung ke pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebelum sampai di Pasar Tanah Abang, Jokowi dan Lagarde melakukan pertemuan di Istana Merdeka, lalu mengunjungi Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.
Dalam kunjungan ke Pasar Tanah Abang, Jokowi yang mengenakan baju putih khasnya mengajak Lagarde untuk berkeliling sejenak. Entah kegerahan atau tidak, Lagarde yang mengenakan setelan blouse berwarna abu-abu selalu tersenyum ketika kunjungan itu.
Lagarde yang tercatat sebagai perempuan satu-satunya yang pernah memjabat sebagai direktur pelaksana IMF menekankan bahwa kekuatan ekonomi sebuah bangsa akan solid apabila berhasil dalam mengayomi kaum miskin, anak muda, dan perempuan. "More woman is better," tuturnya.
Dalam keterangan resmi IMF yang dilansir setelah kunjungan, Lagarde mengaku sangat senang bisa menemani Jokowi pergi blusukan sehingga dirinya bisa bertemu dengan banyak rakyat Indonesia. "Antusiasme, energi dan pelayanan orang Indonesia menunjukkan dinamisme masyarakat dan perekonomian," katanya.
Lagarde bukanlah satu-satunya tokoh global yang merasakan blusukan ala Jokowi. Dalam 3 tahun lebih kepemimpinannya, Jokowi telah mengajak dua orang lain yang wajahnya kerap menghiasi media-media internasional.
Sebelum resmi dilantik sebagai presiden, Jokowi sempat mengajak pendiri dan bos Facebook Mark Zuckerberg pada 14 Oktober 2014. Keduanya yang memakai setelan jas lengkap bahkan terlihat berkeringat setelah setengah jam berkeliling di Pasar Tanah Abang.
Berikutnya, pada 9 September 2016 Jokowi juga mengajak Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke pasar tersebut. Pada waktu itu, Duterte hampir setiap hari menjadi sorotan publik dunia karena kebijakannya melakukan perang total terhadap pengedar narkoba dianggap melanggar HAM.
"Saya datang ke pasar tanah Abang untuk menunjukkan kepada Madame Christine Lagarde bahwa sektor usaha kecil sektor usaha menengah sektor usaha mikro ini banyak sekali di negara kita Indonesia. Saya tanyakan kepada Madame Lagarde bagaimana ekonomi kecil ekonomi mikro ekonomi tengah ini menghadapi era keterbukaan era digitalisasi ini," papar Jokowi.
Pasar Tanah Abang memang memiliki nuansa sejarah yang memikat. Jauh sebelum Jokowi ketika menjabat Gubernur DKI melakukan perapian sejak 2012 yang kemudian dilanjutkam oleh Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan, pasar yang didirikan pada 30 Agustus 1735 ini awalnya hanya terbuka pada Sabtu.
Pasar yang sejak mula memang didedikasikan untuk produk tekstil ini digadang-gadang mampu menyaingi Pasar Senen yang lebih dahulu buka. Namun, pasar ini harus tutup selama 141 tahun, 1740-1881, karena hancur karena pertempuran etnis.
Setelahnya, pasar ini tercatat terus mengalami kemajuan dan makin membesar, lebih-lebih setelah Stasiun Tanah Abang resmi beroperasi pada 1899.
Pada periode 1970an, Pemerintah daerah akhirnya melakukan beberapa kali pemugaran terhadap pasar ini, termasuk untuk perbaikan karena adanya dua kali kebakaran.
Hari ini, Pasar Tanah Abang kerap disebut sebagai pasar tekstil dan produk tekstil terbesar di Asia Tenggara. Hal ini yang barangkali ingin ditunjukkan oleh Jokowi kepada para koleganya tersebut.
"Faktanya, Tanah Abang yang kiosnya berjumlah 19,000 lebih ini kekuatan besar kita. Ini biar juga menjadi sebuah pengalaman lapangan bagi Madame Lagarde untuk desain ekonomi, kebijakan ekonomi, yang nantinya dilakukan."
(dru) Next Article Melihat Jokowi dan Bos IMF Christine Lagarde Rapat di Istana
Most Popular