
Pasca Rugi, Bank Permata Cetak Laba Rp 748 M di 2017
gita rossiana, CNBC Indonesia
22 February 2018 17:57

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan laba bersih sebesar Rp 748 miliar sepanjang 2017. Hal ini merupakan titik balik yang besar mengingat bank sebelumnya mencatat kerugian di 2016.
Direktur Utama Bank Permata Ridha Wirakusumah menjelaskan, pencapaian ini didorong oleh membaiknya kualitas aset, pertumbuhan kredit yang baik di semester kedua 2017, pemulihan kredit bermasalah dan pengelolaan biaya secara disiplin.
"Saat ini kami berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami telah memperkuat basis permodalan dan mengakhiri 2017 dengan neraca yang jauh lebih kuat, memposisikan bank dengan baik untuk pertumbuhan di masa mendatang," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (22/2/2018).
Sementara itu, dari sisi penyaluran kredit, sepanjang 2017 tercatat turun 7% (year on year). Namun pada kuartal IV-2017 kredit tumbuh 5% menjadi Rp 97,6 triliun dari Rp 92,8 triliun pada bulan September 2017.
Pertumbuhan kredit yang positif di kuartal IV-2017 dikontribusi oleh kredit kendaraan bermotor (KPM), KPR dan SME. Kredit korporasi atau Wholesale Banking juga tumbuh dengan adanya nasabah-nasabah baru berkualitas baik pada portofolio mereka dan secara berkesinambungan membantu nasabah yang sudah ada (existing clients) mengembangkan bisnisnya.
Kemudian, likuiditas Bank Permata juga terjaga kuat dengan rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 88% dibandingkan dengan 80% pada periode yang sama tahun lalu. Bank juga terus memperbaiki struktur pendanaannya, tercermin dari rasio CASA yang lebih tinggi yaitu 52% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 47%.
"Tumbuhnya CASA akan tetap menjadi prioritas untuk menjamin biaya dana yang berkelanjutan dan murah," kata dia.
Fokus Bank dalam meningkatkan kualitas aset tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dan net masing-masing sebesar 4,6% dan 1,7% pada akhir 2017, menurun dibandingkan dengan 8,8% dan 2,2% pada bulan Desember 2016.
"NPL Coverage Ratio yang lebih tinggi sebesar 191% dibandingkan dengan 122% pada Desember 2016 mengindikasikan Bank secara terus menerus memitigasi potensi kerugian kreditnya secara berhati-hati," kata dia.
(dru) Next Article Bank Permata Dilirik Investor Jepang
Direktur Utama Bank Permata Ridha Wirakusumah menjelaskan, pencapaian ini didorong oleh membaiknya kualitas aset, pertumbuhan kredit yang baik di semester kedua 2017, pemulihan kredit bermasalah dan pengelolaan biaya secara disiplin.
"Saat ini kami berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami telah memperkuat basis permodalan dan mengakhiri 2017 dengan neraca yang jauh lebih kuat, memposisikan bank dengan baik untuk pertumbuhan di masa mendatang," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (22/2/2018).
Pertumbuhan kredit yang positif di kuartal IV-2017 dikontribusi oleh kredit kendaraan bermotor (KPM), KPR dan SME. Kredit korporasi atau Wholesale Banking juga tumbuh dengan adanya nasabah-nasabah baru berkualitas baik pada portofolio mereka dan secara berkesinambungan membantu nasabah yang sudah ada (existing clients) mengembangkan bisnisnya.
Kemudian, likuiditas Bank Permata juga terjaga kuat dengan rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 88% dibandingkan dengan 80% pada periode yang sama tahun lalu. Bank juga terus memperbaiki struktur pendanaannya, tercermin dari rasio CASA yang lebih tinggi yaitu 52% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 47%.
"Tumbuhnya CASA akan tetap menjadi prioritas untuk menjamin biaya dana yang berkelanjutan dan murah," kata dia.
Fokus Bank dalam meningkatkan kualitas aset tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dan net masing-masing sebesar 4,6% dan 1,7% pada akhir 2017, menurun dibandingkan dengan 8,8% dan 2,2% pada bulan Desember 2016.
"NPL Coverage Ratio yang lebih tinggi sebesar 191% dibandingkan dengan 122% pada Desember 2016 mengindikasikan Bank secara terus menerus memitigasi potensi kerugian kreditnya secara berhati-hati," kata dia.
(dru) Next Article Bank Permata Dilirik Investor Jepang
Most Popular