Bonus Demografi Indonesia dengan 321 Juta Jiwa Penduduk

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 February 2018 13:18
Jumlah penduduk Indonesia pada 2045 mencapai 321 juta jiwa. Adapun jumlah penduduk dengan usia produktif, mencapai 209 juta jiwa.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas memperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada 2045 mencapai 321 juta jiwa. Adapun jumlah penduduk dengan usia produktif, diperkirakan mencapai 209 juta jiwa.

Dalam keynote speech kick off meeting sensus penduduk 2020, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan, upaya untuk mengoptimalkan bonus demografi tersebut hanya bisa dicapai dengan beberapa syarat.

“Yaitu dengan menjaga tingkat fertilitas ratio (angka kelahiran) dan mempercepat penurunan angka kematian bayi,” kata Bambang, Rabu (14/2/2018).

Fenomena peningkatan jumlah penduduk usia produktif secara signifikan memang selama ini diharapkan memberikan kontribusi lebih bagi perekonomian domestik. Namun, selama ini bonus demografi belum bisa dimanfaatkan dengan baik.

Mantan menteri keuangan itu pun mengungkap bukti bonus demografi yang selama ini belum bisa teroptimalkan dengan baik. Hal tersebut, tercermin dari masih adanya pengangguran di usia muda.

“Masih banyak pengangguran usia muda, terutama di pedesaan. Ini masalah kita, kalau bicara bonus demografi. Kami tidak ingin bonus demografi berubah menjadi blunder karena tidak bisa menyediakan lapangan kerja,” kata Bambang.

Bambang memperkirakan, puncak bonus demografi pertama akan terjadi pada 2034. Pada periode tersebut, bonus demografi diharapkan bisa memberikan kontribusi sebesar 0,22% poin terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun, tanpa dukungan data sensus penduduk yang akurat, maka pemerintah akan sulit merumuskan kebijakan untuk mengatasi hal tersebut. Apalagi, ada beberapa catatan yang harus dilakukan, agar bonus demografi terus berlanjut.

Antara lain, dengan menjaga tingkat fertilitas rasio (angka kelahiran) di angka 2,1, serta menurunkan tingkat kematian bayi dengan cepat. Selain itu, perlu adanya dorongan terhadap sumber daya manusia, agar lebih produktif dan berdaya saing.

“Apalagi ini era ekonomi menuju revolusi industri 4.0 yang bicara otomatisasi, digitalisasi yang pengaruh signifikan terhadap pengurangan tenaga kerja,” jelasnya.

Lantas, apa yang akan dilakukan pemerintah?

Beberapa upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja adalah dengan melakukan pelaksanaan gerakan hidup sehat, memperluas cakupan JKN dan SJSN Ketenagakerjaan, memperluas pendidikan menengah universal, dan memperkuat pelatihan dan pendidikan vokasi.

Selain itu, pemerintah pun akan terus mendorong investasi di bidang pengembangan produk tabungan, deposit, saham, dan investasi jangka panjang lainnya, peningkatan efisiensi dan kemudahan investasi, pengembangan instrumen pembiayaan pembangunan, dan sistem pensiun yang berkesinambungan.

Pemerintah ingin, pada 2045 manusia Indonesia unggul, berbudaya, serta menguasai pengetahuan dan teknologi. Selain itu, pemerintah akan mempercepat pembangunan yang merata dan inklusif, serta ekonomi yang maju dan berkelanjutan.
(dru) Next Article Menuju Sensus Penduduk 2020, BPS Mulai Siap-siap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular