Feature

Kincir Listrik untuk Dusun di Kampung Laut

Gustidha Budiartie & Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
09 February 2018 11:57
Warga Dusun Bondan, Kampung Laut, lama tak dialiri listrik. Kini mereka bisa nikmati listrik dari tenaga angin dan matahari.
Foto: Rivi Satrianegara
Cilacap, CNBC Indonesia- Jauh di selatan Pulau Jawa, dikelilingi lautan dan pelabuhan, sekelompok orang yang mengaku cicit turunan keraton Mataram menjaga perairan nusantara dari ancaman bajak laut.

Meski bajak laut sudah jadi legenda, kelompok warga itu tetap berada di sana dan hampir tak tersentuh negara. Siang terang benderang, masuk malam langsung gelap gulita karena listrik belum masuk desa. Tetapi itu dulu, sebelum teknologi untuk memanfaatkan angin dan matahari menjadi sumber listrik ditemukan.

Tepatnya di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Jika ada yang bertanya-tanya di mana lokasi dusun ini, hampir tak ada yang mengenal sampai disebut bahwa kampung ini bersebrangan dengan Pulau Nusa Kambangan.

Dari pulau tempat para napi dijeruji ini ada jembatan penghubung menuju kampung laut. Meski terpisah hanya satu bentangan jembatan, ketimpangan dua lokasi ini begitu jelas terlihat. Nusa Kambangan benderang dan ramai lalu lalang, Kampung Laut justru sebaliknya.

Angin dan Matahari untuk Dusun di Kampung Laut Foto: Rivi Satrianegara


Lebih dari 20 tahun, Kampung Laut masih menjadi salah satu daerah tertinggal di kawasan Jawa. Hal itu disebabkan sulitnya akses menuju kampung di selatan Jawa itu. Perjalanan dari Cilacap menuju Kampung Laut membutuhkan waktu 90 menit jalur air. Sebenarnya ada jalur darat, namun belum ada jalan setapak sehingga aksesnya jauh lebih menyulitkan.

Apalagi jika masuk ke dusun Bondan, hingga awal tahun lalu listrik hampir tak menyentuh dusun ini. Jika ingin menikmati listrik di malam hari, warga dusun Bondan menikmati listrik dengan menyambungkan aliran dari kampung sebelah, Desa Grugu di Kecamatan Kawunganten.

Penyambungan dilakukan dengan perangkat yang sederhana. Sepanjang 1 kilometer, kabel disambungkan hanya dengan potongan bambu, kayu, atau mengaitkan di pohon. Ketika kabel listrik yang disambungkan mengalami gangguan, warga harus memeriksa dan memperbaiki sendiri.

“Kalau mau benerin harus naik kapal, cari ke dalam hutan, kabel mana yang nyangkut atau jatuh ke dalam air,” kata Kosim, seorang warga di Dusun Bondan, Kamis (08/02/2018).

Biaya yang harus dikeluarkan tiap rumah, untuk minimnya penggunaan listrik, adalah dipukul rata Rp 100 ribu per bulan. Istri Kosim, Estika, kerap mengeluhkan harga itu kemahalan bila dibanding kemampuan listrik yang bisa mereka gunakan.

General Manager Refinery Unit IV Cilacap PT Pertamina (Persero) Dani Sugiana menjelaskan Dusun Bondan hanya dihuni oleh 75 keluarga, untuk menerangi mereka Pertamina melakukan investasi sosial melalui program Hydro Energy One Pole (HEOP). 

Program ini memanfaatkan tenaga angin dan tenaga surya atau panas matahari untuk menghasilkan listrik di dusun terpencil itu. Pertamina mulai memasang rupa rupa atau prototype HEOP sejak Februari tahun lalu. Dinilai berhasil, kapasitas pun ditambahkan 6 bulan kemudian agar lebih banyak yang bisa nikmati listrik.

"Investasinya senilai Rp 350 juta," kata Dani.

Prototype dari HEOP sendiri didapat dari kompetisi yang sebelumnya diadakan Pertamina dan dimenangkan oleh Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN.

Ketua Umum SP Pertamina Patra Wijaya Kusuma, Eko Sunarna menjelaskan saat ini ada 15 titik HEOP di Dusun Bondan. Selain itu, ada 14 rumah lain yang mendapat bantuan panel surya saja karena berlokasi cukup jauh dari instalasi HEOP. “Masing-masing HEOP bisa menerangi 3-5 rumah,” kata Eko.

Setiap HEOP diperkirakan memiliki kapasitan 700-800 watt hour. Sedangkan panel surya sebesar 100 watt hour. Warga dusun bisa nikmati listrik di malam hari tanpa khawatir harus terputus. Dusun Bondan yang kini ramai dengan pembangkit tenaga angin pun kini berganti nama menjadi Kampuang Kincir.
(gus/gus) Next Article Melihat RS Darurat Covid-19 di Lapangan Simprug

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular