
Pembangunan Infrastruktur Dongkrak Kucuran Kredit Investasi
gita rossiana, CNBC Indonesia
31 January 2018 18:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kucuran kredit investasi diperkirakan akan meningkat lebih tinggi di 2018. Hal ini seiring dengan makin maraknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemeirntah.
Chief Economist PT Bank Danamon Indonesia Tbk Anton Hendranata mengatakan, pengusaha tahun ini akan mulai menggerakkan investasinya setelah tahun lalu mereka menunggu stabilnya perekonomian.
”Demand-nya mulai tinggi untuk investasi diharapkan bisa meningkat menjadi sekitar 6-7% dari 4,5% pada tahun lalu,” ujar dia dalam acara Economic Outlook di Menara Bank Danamon, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Pertumbuhan infrastruktur, menurut dia juga sudah mulai banyak eksekusinya. Menurut Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), terdapat sekitar Rp 410,7 triliun dana pembangunan yang akan dikeluarkan untuk tahun ini. Adapun dana tersebut akan dilakukan untuk pembangunan jalan, pembangunan irigasi, elektrifikasi dan pembangunan rusun.
Sementara dari sisi industri, sektor perdagangan besar dan ritel serta manufaktur masih akan menjadi penyumbang kredit tahun ini. Sebelumnya, pada November 2017 kontribusi kredit dari dua segmen tersebut mencapai 20% dan 18,1%.
Dengan bertumbuhnya kredit infrastruktur dan kredit dari dari dua sektor industri tersebut, Anton menargetkan pertumbuhan kredit pada 2018 di level 10-11%. Sementara sampai November 2017, pertumbuhan kredit perbankan di level 7,5%.
Kemudian dari sisi rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) apa yang perlu dicermati. "Sektor komoditas masih perlu dicermati oleh perbankan," jelas Anton.
Sebelumnya, NPL dari segmen pertambangan yang menjadi bagian dari komoditas mencapai 7,2%. Hal ini membuat NPL perbankan secara total pada November 2017 mencapai 2,9%.
(dru) Next Article 13 Bank Komitmen untuk Pembiayaan 'Hijau'
Chief Economist PT Bank Danamon Indonesia Tbk Anton Hendranata mengatakan, pengusaha tahun ini akan mulai menggerakkan investasinya setelah tahun lalu mereka menunggu stabilnya perekonomian.
”Demand-nya mulai tinggi untuk investasi diharapkan bisa meningkat menjadi sekitar 6-7% dari 4,5% pada tahun lalu,” ujar dia dalam acara Economic Outlook di Menara Bank Danamon, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Pertumbuhan infrastruktur, menurut dia juga sudah mulai banyak eksekusinya. Menurut Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), terdapat sekitar Rp 410,7 triliun dana pembangunan yang akan dikeluarkan untuk tahun ini. Adapun dana tersebut akan dilakukan untuk pembangunan jalan, pembangunan irigasi, elektrifikasi dan pembangunan rusun.
Sementara dari sisi industri, sektor perdagangan besar dan ritel serta manufaktur masih akan menjadi penyumbang kredit tahun ini. Sebelumnya, pada November 2017 kontribusi kredit dari dua segmen tersebut mencapai 20% dan 18,1%.
Dengan bertumbuhnya kredit infrastruktur dan kredit dari dari dua sektor industri tersebut, Anton menargetkan pertumbuhan kredit pada 2018 di level 10-11%. Sementara sampai November 2017, pertumbuhan kredit perbankan di level 7,5%.
Kemudian dari sisi rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) apa yang perlu dicermati. "Sektor komoditas masih perlu dicermati oleh perbankan," jelas Anton.
Sebelumnya, NPL dari segmen pertambangan yang menjadi bagian dari komoditas mencapai 7,2%. Hal ini membuat NPL perbankan secara total pada November 2017 mencapai 2,9%.
(dru) Next Article 13 Bank Komitmen untuk Pembiayaan 'Hijau'
Most Popular