Rencana Impor Tak Sesuai, Mungkinkah Harga Beras Turun?

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
23 January 2018 08:33
Bulog menyatakan tidak bisa memenuhi target impor sebanyak 500.000 ton beras.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia – Impor beras kembali menjadi topik hangat di awal pekan ini setelah Bulog menyatakan tidak bisa memenuhi target impor sebanyak 500.000 ton beras.

Perusahaan umum milik negara itu hanya mampu mengimpor sebanyak 346.000 ton dengan alasan waktu penugasan impor sangat mepet dengan tenggat yakni akhir Februari 2018.

Memperhitungkan proses penawaran, waktu memuat ke kapal, hingga pengiriman ke Indonesia, Bulog menyatakan target mustahil dicapai.

Hal itu disampaikan Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi. “Bid sudah tutup. Kami nggak kejar lagi. Jadwal pengapalan sampai Indonesia paling lambat 28 Februari, tidak akan terkejar,” jelasnya, Senin (22/01/2018).

Mendengar hal tersebut, Kementerian Perdagangan menjadi ragu apakah jumlah impor 346.000 ton dapat menurunkan harga komoditas itu di pasar domestik atau tidak.

“Untuk menurunkan harga belum tahu, tapi yang jelas pemerintah akan terus menggelontorkan beras Bulog ke pasar,” jelas Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan.

Beras impor itu, jelas Oke, dialokasikan untuk mengganti beras bulog yang disalurkan ke pasar. Jadi, begitu beras impor tiba di Indonesia langsung masuk ke gudang Bulog dan menanti arahan selanjutnya, apakah tetap ditahan di gudang atau bisa disalurkan ke pasar.

Gagalnya Bulog memenuhi target impor paling lambat sampai Februari 2018 juga menjadi dilema bagi pemerintah.

Apabila pemerintah memperpanjang tenggat impor, maka akan berbenturan dengan masa panen raya padi pada Maret 2018 sehingga beras impor yang masuk akan merusak harga di tingkat petani.
(hps) Next Article Harga Beras Masih Tinggi, Operasi Pasar Belum Efektif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular