
Internasional
Defisit Kimchi Tinggi, Korea Perlu Impor dari China
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
17 January 2018 16:54

Seoul, CNBC Indonesia - Defisit perdagangan kimchi Korea Selatan (Korsel) mencapai titik tertingginya dalam sejarah tahun lalu karena kimchi murah dari China membanjiri pasar domestik.
Kimchi adalah makanan pendamping tradisional kebanggaan Korsel yang terbuat dari sawi dan lobak yang difermentasi.
Makanan bercita rasa asam pedas itu adalah simbol kuliner Korsel dan dimakan bersama hampir seluruh jenis makanan. Pembuatan kimchi masih menjadi ritual penting di banyak keluarga Korsel.
Akan tetapi, pasar kimchi di Korsel telah dibanjiri produk sejenis dari China dalam beberapa tahun terakhir dan berujung pada situasi yang disebut sebagai “defisit kimchi”, dilansir dari Reuters.
Korsel mengimpor lebih dari 275.000 ton kimchi tahun lalu. Sekitar 99% dari jumlah tersebut berasal dari China, sebut kantor bea cukai Korsel, Korea Customs Service (KCS), hari Rabu (17/1/2018).
Di lain pihak, Korsel hanya mengekspor 24.000 ton kimchi tahun lalu.
Nilai defisit kimchi tahun 2017 mencapai US$47,3 juta (Rp 632 miliar) atau naik 11% secara tahunan (year-on-year/ yoy). Defisit itu merupakan yang tertinggi sejak KCS mulai mendata perdagangan luar negeri kimchi tahun 2000.
Harga adalah faktor penting dalam perdagangan ini. Biaya impor kimchi hanya mencapai $0,5 per kilogram (kg) tahun 2016, menurut data Korea Agro-Fisheries and Food Trade Corp. Sementara itu, ekspor, yang utamanya dikirim ke Jepang, bernilai rata-rata $3,36 per kg.
Data World Institute of Kimchi menunjukkan 89,9% kimchi yang dibeli restoran-restoran di penjuru Korsel tahun 2016 diimpor dari China.
Defisit perdagangan kimchi pertama kali tercatat tahun 2006 dan menimbulkan kekhawatiran dan menjadi berita besar di negara itu.
(prm) Next Article Padahal Negara Kaya, Arab Saudi Terancam Defisit Rp 339 T
Kimchi adalah makanan pendamping tradisional kebanggaan Korsel yang terbuat dari sawi dan lobak yang difermentasi.
Makanan bercita rasa asam pedas itu adalah simbol kuliner Korsel dan dimakan bersama hampir seluruh jenis makanan. Pembuatan kimchi masih menjadi ritual penting di banyak keluarga Korsel.
Korsel mengimpor lebih dari 275.000 ton kimchi tahun lalu. Sekitar 99% dari jumlah tersebut berasal dari China, sebut kantor bea cukai Korsel, Korea Customs Service (KCS), hari Rabu (17/1/2018).
Di lain pihak, Korsel hanya mengekspor 24.000 ton kimchi tahun lalu.
Nilai defisit kimchi tahun 2017 mencapai US$47,3 juta (Rp 632 miliar) atau naik 11% secara tahunan (year-on-year/ yoy). Defisit itu merupakan yang tertinggi sejak KCS mulai mendata perdagangan luar negeri kimchi tahun 2000.
Harga adalah faktor penting dalam perdagangan ini. Biaya impor kimchi hanya mencapai $0,5 per kilogram (kg) tahun 2016, menurut data Korea Agro-Fisheries and Food Trade Corp. Sementara itu, ekspor, yang utamanya dikirim ke Jepang, bernilai rata-rata $3,36 per kg.
Data World Institute of Kimchi menunjukkan 89,9% kimchi yang dibeli restoran-restoran di penjuru Korsel tahun 2016 diimpor dari China.
Defisit perdagangan kimchi pertama kali tercatat tahun 2006 dan menimbulkan kekhawatiran dan menjadi berita besar di negara itu.
(prm) Next Article Padahal Negara Kaya, Arab Saudi Terancam Defisit Rp 339 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular