Bank Kecil Masih Kesusahan Turunkan Suku Bunga Kredit

Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan suku bunga kredit pada bank BUKU I dan BUKU II diproyeksi akan cenderung terbatas pada 2018. Pasalnya, bank dalam kelas tersebut memiliki risiko yang relatif lebih tinggi dibandingkan bank BUKU III dan BUKU IV.
 
Pengamat Ekonomi PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan, terbatasnya penurunan suku bunga kredit di bank kecil berpotensi membuat penurunan suku bunga kredit bank secara keseluruhan menjadi terbatas.
 
“Meskipun ada potensi beberapa bank yang masuk dalam BUKU IV yang dapat menurunkan suku bunga kredit hingga satu digit pada tahun ini, namun penurunan suku bunga kredit rata-rata industri perbankan secara keseluruhan semakin terbatas,” kata dia kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
 
Beberapa bank kecil juga mengamini hal tersebut. Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk Edy Kuntardjo menjelaskan, pihaknya memang memiliki keinginan untuk bersaing dengan bank besar di tengah era penurunan suku bunga kredit seperti saat ini.

Namun demikian, kemampuan bank kecil untuk menurunkan suku bunga kredit cenderung terbatas karena simpanan banyak didominasi oleh deposito.
 
Sampai sejauh ini, dia mengungkapkan, suku bunga kredit Bank Ina yang paling tinggi adalah untuk segmen ritel di kisaran 11,7%.

”Tetapi kami juga sudah memiliki suku bunga kredit yang 10%, namun bagi peminjam yang kami nilai aman dan prospektif,” kata dia.
 
Direktur Utama PT Bank Dinar International Tbk Hendra Lie mengungkapkan, penurunan suku bunga kredit di Bank Dinar harus disesuaikan dengan perkembangan pendanaan bank BUKU I dan BUKU II. Apabila biaya dana tersebut turun, maka suku bunga kredit baru bisa turun.
 
“Kalau untuk suku bunga kredit satu digit, di semester I-2018 ini belum mungkin untuk Bank Dinar,” ujar dia.


(dru) Next Article Catat! Deretan Bank yang Berikan Bunga Deposito Dolar Yahud