
Kenaikan Harga Minyak Bebani Transaksi Berjalan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 January 2018 13:10

Setelah sempat mencapai level US$ 70/barel, tertinggi dalam tiga tahun terakhir, harga minyak sedikit terkoreksi. Namun, harga si emas hitam masih berada di level tinggi.
Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak tentu mempengaruhi perekonomian. Saat ini, Indonesia merupakan negara net importir migas sehingga kenaikan harga minyak akan menambah defisit neraca perdagangan migas.
Selain mempengaruhi neraca migas secara langsung, kenaikan harga minyak juga berdampak kepada pos lain di neraca pembayaran. Misalnya neraca jasa.
Seperti halnya migas, neraca jasa Indonesia juga masih defisit. Bahkan defisitnya cukup besar, sempat mencapai kisaran US$ 8 miliar pada 2015.
Neraca jasa Indonesia masih defisit sebagian besar disumbang oleh defisit di jasa transportasi. Ini karena pembayaran jasa pengangkutan (freight), seiring peningkatan aktivitas ekspor-impor Indonesia.
Apabila harga minyak naik, maka biaya pengangkutan tentu ikut bertambah. Hasilnya, defisit neraca jasa (terutama di bidang freight) bisa semakin melebar.
Kedua faktor tersebut memberi kontribusi besar terhadap transaksi berjalan (current account) Indonesia. Transaksi berjalan hingga saat ini juga masih mencatatkan defisit.
Oleh karena itu, kenaikan harga minyak akan berdampak negatif terhadap transaksi berjalan Indonesia. Dampaknya akan masuk dari neraca migas dan neraca jasa.
(aji/wed) Next Article Harga Minyak Melambung ke US$ 70/Barel, Ini Penyebabnya
![]() |
Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak tentu mempengaruhi perekonomian. Saat ini, Indonesia merupakan negara net importir migas sehingga kenaikan harga minyak akan menambah defisit neraca perdagangan migas.
![]() |
Selain mempengaruhi neraca migas secara langsung, kenaikan harga minyak juga berdampak kepada pos lain di neraca pembayaran. Misalnya neraca jasa.
Seperti halnya migas, neraca jasa Indonesia juga masih defisit. Bahkan defisitnya cukup besar, sempat mencapai kisaran US$ 8 miliar pada 2015.
![]() |
Neraca jasa Indonesia masih defisit sebagian besar disumbang oleh defisit di jasa transportasi. Ini karena pembayaran jasa pengangkutan (freight), seiring peningkatan aktivitas ekspor-impor Indonesia.
Apabila harga minyak naik, maka biaya pengangkutan tentu ikut bertambah. Hasilnya, defisit neraca jasa (terutama di bidang freight) bisa semakin melebar.
Kedua faktor tersebut memberi kontribusi besar terhadap transaksi berjalan (current account) Indonesia. Transaksi berjalan hingga saat ini juga masih mencatatkan defisit.
![]() |
Oleh karena itu, kenaikan harga minyak akan berdampak negatif terhadap transaksi berjalan Indonesia. Dampaknya akan masuk dari neraca migas dan neraca jasa.
(aji/wed) Next Article Harga Minyak Melambung ke US$ 70/Barel, Ini Penyebabnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular