10 Penyebab dan Cara Atasi Rumah Susah Terjual
Daftar Isi
- 1. Tampilan Luar Kurang Menarik
- 2. Rumah Terlihat Tua dan Kurang "Siap Huni"
- 3. Terlalu Banyak Barang
- 4. Foto Iklan Kurang Menjual
- 5. Harga Tidak Sesuai Pasar
- 6. Agen Properti Kurang Aktif
- 7. Kondisi Pasar Sedang Lesu
- 8. Ada Masalah Teknis pada Rumah
- 9. Sulit Mengatur Jadwal Survei
- 10. Lokasi Kurang Favorit
- Opsi Jika Rumah Tetap Sulit Terjual
- Kesimpulan
Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah berbulan-bulan rumah dipasarkan, tapi belum juga ada pembeli serius? Padahal harga terasa sudah "masuk akal", lokasi cukup strategis, dan iklan rutin diperbarui. Kondisi ini bukan hal langka di pasar properti Indonesia, terutama saat daya beli sedang selektif.
Menjual rumah memang bukan perkara mudah. Namun, ada sejumlah faktor umum yang sering membuat rumah sulit laku-dan sebagian besar sebenarnya bisa diperbaiki. Berikut 10 penyebab paling umum rumah tak kunjung terjual beserta solusi praktisnya.
1. Tampilan Luar Kurang Menarik
Calon pembeli biasanya membentuk kesan pertama hanya dalam hitungan menit. Jika bagian depan rumah terlihat kusam, berantakan, atau kurang terawat, minat bisa langsung turun.
Solusinya:
Rapikan halaman, potong rumput, cat ulang pagar bila perlu, bersihkan teras dan pintu utama. Pastikan rumah tampak rapi dan "ramah" sejak pandangan pertama.
2. Rumah Terlihat Tua dan Kurang "Siap Huni"
Banyak pembeli kesulitan membayangkan tinggal di rumah yang tampak lelah secara visual: cat pudar, pencahayaan gelap, atau furnitur lama mendominasi ruangan.
Solusinya:
Tak perlu renovasi besar. Cukup cat ulang dengan warna netral, ganti lampu agar lebih terang, dan tata ulang ruangan agar terlihat lapang. Untuk rumah kosong, penataan sederhana bisa sangat membantu.
3. Terlalu Banyak Barang
Rumah yang penuh barang pribadi membuat pembeli sulit membayangkan dirinya tinggal di sana. Ruangan terasa sempit, meski luas sebenarnya memadai.
Solusinya:
Singkirkan barang yang tidak perlu, rapikan lemari, gudang, dan halaman. Rumah yang bersih dan lega selalu terasa lebih mahal dari harga aslinya.
4. Foto Iklan Kurang Menjual
Mayoritas pencari rumah memulai dari internet. Foto yang gelap, miring, atau asal-asalan membuat listing mudah terlewat.
Solusinya:
Gunakan foto dengan pencahayaan baik, sudut lebar, dan ruangan dalam kondisi paling rapi. Jangan ragu meminta agen memperbarui foto jika kualitasnya kurang meyakinkan.
5. Harga Tidak Sesuai Pasar
Harga terlalu tinggi membuat pembeli enggan datang melihat. Sebaliknya, harga terlalu rendah justru bisa memunculkan kecurigaan.
Solusinya:
Bandingkan dengan rumah sejenis yang benar-benar terjual di area sekitar, bukan hanya harga iklan. Mintalah penilaian dari beberapa agen agar mendapat gambaran objektif.
6. Agen Properti Kurang Aktif
Beberapa penjual kecewa karena setelah awal pemasaran, agen jarang memberi kabar atau update.
Solusinya:
Pastikan ada komunikasi rutin: laporan jumlah peminat, hasil survei, dan strategi lanjutan. Jika agen pasif dan tidak responsif, pertimbangkan mengganti dengan agen yang lebih agresif.
7. Kondisi Pasar Sedang Lesu
Musim, kondisi ekonomi, dan suku bunga KPR sangat memengaruhi kecepatan penjualan rumah.
Solusinya:
Anda memang tak bisa mengubah pasar, tapi bisa menyesuaikan strategi-mulai dari harga, cara promosi, hingga fleksibilitas negosiasi.
8. Ada Masalah Teknis pada Rumah
Masalah seperti bocor, rembes, instalasi listrik bermasalah, atau struktur retak bisa langsung mengurungkan niat pembeli.
Solusinya:
Perbaiki masalah utama sebelum rumah dipasarkan. Rumah dengan kondisi "aman dan layak huni" jauh lebih mudah dijual dibanding rumah yang penuh catatan.
9. Sulit Mengatur Jadwal Survei
Jika terlalu sering menolak jadwal kunjungan karena sibuk, peluang bisa terlewat.
Solusinya:
Usahakan fleksibel. Rapikan rumah setiap hari selama masa pemasaran agar siap kapan pun ada calon pembeli ingin melihat.
10. Lokasi Kurang Favorit
Lokasi memang tidak bisa diubah, dan persepsi negatif soal lingkungan bisa memengaruhi keputusan pembeli.
Solusinya:
Tonjolkan kelebihan sekitar: akses transportasi, dekat sekolah, rumah sakit, pusat belanja, atau lingkungan yang tenang dan aman. Detail kecil bisa jadi penentu.
Secara umum, jika rumah belum menunjukkan progres berarti setelah 2-3 bulan, ini sinyal untuk evaluasi: apakah harga perlu disesuaikan, strategi pemasaran diubah, atau agen diganti.
Opsi Jika Rumah Tetap Sulit Terjual
Beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan:
-
Menyesuaikan harga secara realistis
-
Meningkatkan kualitas foto dan iklan
-
Melakukan perbaikan ringan atau penataan ulang
-
Mengganti agen atau menambah jalur pemasaran
-
Opsi terakhir: menjual cepat dengan konsekuensi harga lebih rendah
Kesimpulan
Rumah yang tak kunjung laku bukan selalu karena rumahnya "jelek". Sering kali masalahnya ada pada presentasi, harga, strategi, dan eksekusi. Dengan evaluasi jujur dan langkah yang tepat, peluang mendapatkan pembeli tetap terbuka.
Menjual rumah adalah proses. Semakin cepat Anda beradaptasi, semakin besar peluang transaksi terjadi.
(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]