MARKET DATA

Perencana Keuangan Ungkap Cara Keluar dari Jeratan Utang

Dany Gibran,  CNBC Indonesia
10 December 2025 15:14
utang
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika gaji selalu habis untuk membayar cicilan, banyak orang merasa seperti terjebak dalam siklus utang tanpa ujung. Kondisi ini umum terjadi pada pinjaman berbunga tinggi, karena bunga dan biaya tambahan terus menumpuk dari bulan ke bulan.

Menurut beberapa pakar keuangan, kondisi tersebut bukan semata kesalahan pribadi, tapi sering kali merupakan akibat dari struktur pinjaman yang memang dirancang membuat peminjam sulit melunasi. Karena itu, dibutuhkan strategi dan langkah terukur untuk keluar dari perangkap ini.

Berikut penjelasan para pakar keuangan tentang cara paling efektif memutus jeratan utang.

1. Mulai dari Negosiasi dengan Pemberi Pinjaman

Perencana keuangan bersertifikat dan juga pendiri Silicon Beach Financial Christopher L. Stroup menjelaskan bahwa banyak peminjam tidak mengetahui bahwa perusahaan pinjaman seringkali bersedia memberikan skema pelunasan baru.

"Banyak orang tidak menyadari bahwa sebagian pemberi pinjaman bersedia membuat rencana pembayaran terstruktur jika Anda menjelaskan kondisi keuangan Anda," ujar Stroup.

"Tidak selalu berhasil, tapi risikonya rendah dan bisa menghentikan utang agar tidak makin membesar."

Negosiasi dapat mencakup: Restrukturisasi cicilan, pengurangan bunga, atau perpanjangan tenor.

2. Konsultasi dengan Profesional Utang

Ketua Debt.com, Howard Dvorkin, mengatakan bahwa peminjam bisa mendapatkan bantuan dari konselor kredit atau lembaga solusi utang.

"Konselor profesional sudah melihat kasus-kasus terburuk, jadi mereka tahu bagaimana menanganinya," kata Dvorkin.

Sementara itu, penasihat keuangan Andi Wrenn, pendiri Coaching Capability, menegaskan bahwa konseling dapat membantu seseorang menemukan ruang anggaran yang sebelumnya tidak terlihat.

"Saya sering menemukan ratusan dolar dalam anggaran klien tanpa mereka harus menghilangkan semua aktivitas yang mereka nikmati," jelas Wrenn.

"Bahkan ada klien yang dalam tiga bulan bisa beralih dari overspending menjadi mampu melunasi utang dan menabung."

Meski berbayar, Wrenn mengatakan biaya tersebut biasanya sebanding dengan penghematan yang ditemukan klien.

3. Hentikan Akses pada Pinjaman Berbunga Tinggi

Wrenn juga menekankan bahwa langkah krusial berikutnya adalah menghentikan kebiasaan mengambil pinjaman berbunga tinggi.

Ia merekomendasikan beberapa alternatif:

  • tanyakan pinjaman pribadi bank dengan bunga lebih rendah,

  • minta penurunan bunga kartu kredit,

  • pindahkan utang ke kartu dengan bunga lebih kecil,

  • minta bantuan keluarga,

  • atau menjual barang yang tidak terpakai.

"Saya pernah mendampingi pasangan yang berhasil mengumpulkan US$750 hanya dalam sebulan dengan menjual barang bekas," ujar Wrenn.

Meski tiap opsi punya konsekuensi, setiap langkah kecil membantu mengurangi ketergantungan pada pinjaman berbunga tinggi.

4. Bangun Dana Darurat Kecil dengan Kerja Sampingan

Stroup menegaskan bahwa dana darurat kecil saja, sekitar US$250 (sekitar Rp3-4 juta), sudah cukup untuk mencegah seseorang kembali meminjam dalam keadaan darurat.

"Bangun dulu buffer kecil. Cara tercepat adalah lewat pekerjaan sampingan," kata Stroup.

Wrenn menyarankan memilih pekerjaan sampingan yang murah modal, seperti:

  • mengasuh anak, membuka jasa kursus, jasa bersih-bersih, atau kerja lepas berbasis keterampilan.

5. Pertimbangkan Konsolidasi Utang

Stroup mengungkapkan bahwa konsolidasi bisa sangat membantu, terutama jika utang saat ini memiliki bunga sangat tinggi.

"Saya pernah menangani klien yang menggabungkan beberapa pinjaman berbunga 300% ke satu pinjaman bank dengan bunga 11-18%," ujarnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa konsolidasi biasanya membutuhkan:

  • skor kredit layak,

  • penjamin,

  • atau jaminan tertentu.

Wrenn juga memperingatkan agar berhati-hati memilih lembaga konsolidasi.

"Beberapa perusahaan memungut biaya, tapi justru telat membayar ke kreditur, yang akhirnya merusak skor kredit pelanggan," katanya.

6. Daftar dalam Debt Management Plan (DMP)

Stroup menyampaikan bahwa DMP melalui lembaga nonprofit bisa menjadi penyelamat bagi mereka yang utangnya sudah tidak terkendali.

"Program ini menggabungkan utang menjadi satu pembayaran bulanan, sekaligus menurunkan bunga dan menghapus denda," jelas Stroup.

Namun ada konsekuensinya: kartu kredit yang masuk program harus ditutup dan Anda dilarang membuka kredit baru selama 3-5 tahun. Skor kredit juga akan turun sementara.

Dvorkin menegaskan bahwa pada tahap ini, skor kredit bukanlah prioritas utama.

"Fokuslah pada menyelesaikan utang. Skor kredit Anda justru akan makin buruk jika tidak mendapatkan bantuan," tegasnya.

Kesimpulan

Wrenn menegaskan bahwa keluar dari jeratan utang sangat mungkin dicapai, selama seseorang willing untuk mengubah kebiasaan.

"Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Buat rencana pengeluaran, menabung, dan pada akhirnya berinvestasi," ujarnya.

(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]

Most Popular