Waspada Penipuan Online, Nasabah Harus Perhatikan Hal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejahatan digital dan penipuan online menjadi kekhawatiran masyarakat, di tengah masifnya perkembangan teknologi. Untuk itu masyarakat diharapkan waspada dan tidak memberikan informasi pribadi secara sembarangan.
Hal ini diungkapkan oleh sejumlah bankir dalam LPS Financial Festival Medan, Rabu (20/8/2025). Direktur Operations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Timothy Utama mengatakan saat ini ponsel berperan seperti dompet di masa lalu. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, ponsel berperan menjadi dompet di masa kini.
Pergeseran fungsi ini membuat, seseorang lebih memilih membawa ponselnya ketimbang dompet, sehingga data-data di dalamnya pun harus dijaga dengan baik.
"Karena pada prinsipnya sama, untuk menjaga dompet, jangan biarkan orang menyentuhnya. Akhirnya cuma satu hal yang penting, jangan berikan (informasi) di ponsel itu kepada orang lain, termasuk juga password atau pin," ungkap Timothy.
Selain itu, untuk menjaga data perbankan, biasanya dilakukan identity test, yakni serangkaian pengujian untuk memverifikasi keaslian dan keabsahan identitas seseorang. Untuk menjaga data pribadi ini, nasabah juga diharapkan waspada, jika ada pihak mengirim pesan dan lampiran yang mengharuskan mengisi data pribadi.
k"Kita mesti pintar, jangan kegeeran, jangan termakan sama yang mengatasnamakan orang terkenal., Mereka ga kenal kita. Jika ada undangan, tapi ga kenal, ya jangan dibuka, jangan dipencet, jangan juga install yang aneh-aneh di ponsel," tambah Timothy.
Menurutnya kesadaran harus ditingkatkan, karena penipuan platform digital lebih mudah dilakukan dengan berbagai cara. Senada dengan Timothy, Direktur Network and Retail Funding BRI, Aquarius Rudianto mengingatkan meski banyak penipuan online dan kejahatan digital, jangan sampai masyarakat menjadi alergi dan menjauhi.
Dia menegaskan, digitalisasi adalah suatu keharusan. Dengan digitalisasi, perbankan bisa melayani dengan skala besar, cepat, mudah, dan realtime.
"Itu kemudahan, namun harus diingat bahwa ada dua sisi di perbankan. Sisi internal dan eksternal, banking secara internal selalu kembangkan security. Tapi yang namanya hacker itu tidak berhenti, kita bangun 10 itu hacker bangun 12. Karena itu kami terus lakukan penyempurnaan," tegas Aquarius.
Dia juga meyakinkan masyarakat untuk tetap menabung di bank dan mendapatkan informasi dari kanal-kanal resmi. Jika ada informasi yang kurang jelas, Aquarius menegaskan, masyarakat bisa langsung menghubungi pihak bank untuk memberikan penjelasan.
"Silakan datang ke cabang atau kantor pusat untuk bertanya, bank akan transparan menjelaskan. Apalagi saat ini bank ada website dan call center resmi," tegas Aquarius.
Dia juga mengingatkan, bagi pengguna mobile banking ataupun layanan superapp perbankan, User ID dan password adalah informasi pribadi yang harus dijaga kerahasiaannya. Aquarius menegaskan masyarakat harus tetap maju secara digital, namun juga harus berhati-hati sebagai pengguna.
"Please jaga user id dan password, jangan kasih ke suaminya, istrinya, atau temannya. Kedua, maintenance-nya dilakukan, lakukan perubahan berkala dan cari yang susah, jangan yang gampang-gampang," rinci Aquarius.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna juga memberikan tips untuk menjaga rekening bank aman dari penipuan. Dia menyarankan nasabah membagi keuangan sesuai dengan kebutuhan bulanan atau mingguan, dan menyisakan tabungan sejumlah kebutuhan tersebut. Setelah itu, dana yang tidak digunakan untuk kebutuhan bulanan, dapat ditabung di deposito atau tabungan emas.
"Sehingga kalaupun terjadi, dengan teori mitigasi risiko itu akan ada limitnya, loss-nya tidak terlalu banyak. Jadi limitasi risiko," ungkap Anton.
Dia juga menegaskan untuk jangan sering mengunduh aplikasi, karena kita tidak pernah tahu aplikasi apa yang bisa berpengaruh pada mobile banking.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BRI Imbau Masyarakat Waspadai 5 Modus Penipuan Online Ini
