Mau Cut Loss Saham? Lakukan Ini Biar Gak Nyesel Berkepanjangan

Financial Expert, CNBC Indonesia
Selasa, 20/08/2024 10:55 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Orientfootage

Jakarta, CNBC Indonesia - Cut loss memang menjadi salah satu mekanisme yang bisa dilakukan untuk membatasi kerugian dalam investasi saham ketika harga saham di portofolio Anda menurun. Tapi, hal itu hanya berlaku untuk saham yang dinilai tidak memiliki prospek baik di masa depan.

Bagi seorang trader, penentuan waktu untuk cut loss bisa dikatakan lebih mudah. Biasanya, ini terjadi ketika harga saham turun menembus level support dengan persentase tertentu, sesuai strategi yang diterapkan.

Namun bagi investor jangka panjang, membeli lebih banyak saham saat harganya turun mungkin saja menjadi peluang jika saham yang dibeli merupakan mutiara terpendam.


Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah, sampai berapa lama Anda bisa bertahan menghadapi floating loss? Apa jadinya jika ternyata ada saham-saham lain yang memiliki potensi yang cukup baik dan tidak boleh Anda lewatkan begitu saja?

Mungkin saja ada baiknya untuk merealisasikan floating loss dan memindahkan dana Anda di saham tersebut. Sebelum Anda melakukan cut loss, maka lakukan beberapa hal di bawah ini terlebih dulu.

Cek kinerja emiten

Yang paling utama, investor sebaiknya tidak melakukan cut loss hanya berdasarkan penurunan harga saham. Masih ingat dengan apa yang dilakukan Warren Buffett pada 2020 lalu? Buffett saham maskapai penerbangannya pada tahun 2020 atas dasar pertimbangannya terhadap pangsa pasar dan model bisnis perusahaan.

Seperti yang kita ketahui, pandemi Covid-19 mulai menyebar secara global di awal tahun 2020. Warren Buffett, yang selalu berpikir ke depan, melihat bahwa pandemi ini bisa mengganggu model bisnis maskapai penerbangan. Karena alasan inilah, Berkshire Hathaway memutuskan untuk melepas kepemilikan saham di sektor ini.

Cek valuasinya juga

Selanjutnya, perhatikan juga valuasi saham yang dimiliki. Saham dengan valuasi tinggi bisa saja menjadi kurang menarik lantaran hal itu bisa menggerus potensi imbal hasil yang didapat dari dividen.

Lain halnya ketika saham yang sudah Anda beli memiliki valuasi murah atau terdiskon. Menjualnya saat valuasinya sudah mahal sebetulnya merupakan langkah yang bijak, baik baik dalam situasi rugi (cut loss) maupun untung (take profit), karena sangat mudah bagi saham dengan valuasi mahal untuk mengalami koreksi.

Untuk mengetahui performa dan valuasi saham, lakukan evaluasi fundamental perusahaan yang umumnya dilakukan setiap tiga bulan sekali bersamaan dengan rilis laporan keuangan. Dengan cara ini, Anda bisa menilai bagaimana kinerja keuangan aktual perusahaan dibandingkan dengan ekspektasi awal saat berinvestasi.

Namun, perlu diingat bahwa ada faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan secara signifikan. Jika demikian, investor perlu melakukan evaluasi ulang untuk menilai kembali prospek fundamental perusahaan tersebut.

Pada intinya, jika fundamental perusahaan masih bagus dan valuasi masih rendah, justru ini bisa menjadi kesempatan untuk membeli lagi, asalkan Anda masih memiliki modal yang cukup besar. Semakin turun harga saham, tentu semakin baik untuk dibeli.

Mau tahu gimana cara memaksimalkan keuntungan di investasi saham? Ikuti Webinar Kelas Cuan Stock Market Mastery, Cari Tahu Hubungan Makroekonomi dan Pasar Saham pada Sabtu, 31 Agustus 2024. Daftarkan diri Anda sekarang juga di sini.


(aak/aak)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kelas Cuan Goes to Campus: Investasi Aman Untuk Masa Depan