Bitcoin Jadi Aset Revolusi Finansial atau Hanya Bubble?

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Senin, 13/05/2024 21:31 WIB
Foto: dok Octa

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernah menjadi investasi utama dan tren di masa pandemi, perdebatan mengenai Bitcoin sangat intens. Beberapa orang melihatnya sebagai aset revolusioner yang memberikan kendali pada pengguna untuk mengontrol finansial mereka dan meningkatkan transparansi operasi.

Sementara pendapat yang agak skeptis, mereka menekankan volatilitas harga dan tuduhan penggunaan ilegal, yang pada akhirnya membuat mereka mempertanyakan nilai Bitcoin yang sebenarnya.

Apalagi saat ini ada bubble (gelembung) finansial, yang juga disebut gelembung pasar atau gelembung ekonomi. Di mana gelembung ekonomi, terjadi ketika harga aset melonjak naik dengan cepat, tetapi kemudian jatuh dengan cepat pula. Para ahli dan bahkan masyarakat umum sudah mengetahui apa itu gelembung finansial, tetapi gelembung ini sering kali baru diketahui keberadaannya setelah meletus.


Adapun ciri-ciri kuat gelembung finansial adalah, kurangnya fundamental, ketidakstabilan, pengambilan risiko berlebihan, kehebohan di media, dan kejatuhan. Namun untuk mudahnya, pembeli mendorong harga hingga naik melampaui nilai aset yang sebenarnya. Namun, gelembung yang sudah terbentuk ini sangat rumit dan sulit untuk diurai.

Perkembangan gelembung terdiri dari lima tahap:

1. Pergeseran

Tahap ini dimulai dengan perubahan besar, seperti kemunculan teknologi baru atau suku bunga yang sangat rendah. Misalnya, penurunan suku bunga dana federal dari 6,5% ke 1% (Mei 2000-Juni 2003) membuka jalan bagi terbentuknya gelembung perumahan.

2. Booming

Harga mulai naik sehingga menarik lebih banyak partisipan ke pasar tersebut dan mendapatkan perhatian media secara luas.

3. Euforia

Selama fase ini, orang-orang begitu bersemangat dan harga aset melonjak. Misalnya, selama gelembung real estat Jepang, harga tanah di Tokyo mencapai $139.000 per kaki persegi (sebagai perbandingan, sekarang harganya sekitar $25.000).

4. Aksi ambil untung

Investor yang cerdas mengenali tanda-tanda gelembung yang akan meletus dan mulai menjual posisi mereka.

5. Panik

Ketika gelembung meletus, harga pun jatuh karena semua orang bergegas menjual aset. Hal ini terjadi pada bulan Oktober 2008 ketika lembaga-lembaga keuangan besar runtuh dan memicu kejatuhan pasar global.

Apakah ini berlaku untuk Bitcoin?

Bitcoin memiliki perjalanan yang kompleks. Perjalanan Bitcoin cukup rumit. Kemunculannya dimulai lebih dari 15 tahun yang lalu melalui kreator misterius bernama Satoshi Nakamoto, yang memperkenalkan konsepnya dalam white paper sembilan halaman pada bulan Oktober 2008.

Sejak saat itu, mata uang kripto telah mengalami pasang surut. Bitcoin mendapatkan pengakuan atas potensinya sebagai investasi, lindung nilai terhadap inflasi, dan penyimpan nilai. Namun, Bitcoin juga menghadapi kritik karena penggunaannya dalam aktivitas ilegal di dark web.

Regulasi pun menjadi rintangan utama bagi Bitcoin. Para pembuat kebijakan berupaya mencegah penipuan dan pencucian uang sementara tetap mendukung pertumbuhan industri ini, sehingga mereka berupaya menyeimbangkan cara antara mendorong inovasi dan melindungi konsumen. Dan regulasi pun makin jelas setiap tahunnya.

Bitcoin adalah perpaduan antara dua hal yang berlawanan: ceruk pasar yang masih kecil, tetapi cukup populer; dan polarisasi, tetapi memikat. Perkembangannya juga signifikan dari hari ke hari karena makin banyak orang, bisnis, dan pemerintah yang menggunakannya.

Salah satu area yang selalu ramai adalah trading Bitcoin. Namun, jika Anda siap, Octa, broker yang diakui secara global, menawarkan alat dan instrumen trading yang mudah diakses untuk memfasilitasi Anda yang ingin ikut serta dalam pasar yang terus berkembang ini.

Bersama Octa, Anda bisa trading di akhir pekan, dan mengatur jadwal dengan fleksibel. Selain itu, Anda bisa trading dari mana saja di seluruh dunia, sesuai dengan sifat mata uang kripto yang tanpa batas.

Apakah Bitcoin memiliki karakteristik gelembung?

Ada beberapa kesamaan, yaitu Bitcoin mengalami kenaikan harga yang pesat dan masif dalam waktu singkat. Pasar mata uang kripto, termasuk BTC, dikenal dengan volatilitasnya yang tinggi, sehingga menarik perhatian trader spekulatif yang mencari keuntungan jangka pendek. Selain itu, Bitcoin mendapatkan perhatian media selama periode lonjakan harga, dan ada beberapa perilaku kelompok yang memotivasi orang untuk membeli Bitcoin karena orang lain melakukannya.

Tidak dapat disangkal bahwa karakteristik ini dapat menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan di kalangan investor dan pelaku pasar. Namun, Bitcoin memiliki sifat unik yang berbeda dari gelembung pada umumnya.

● Adopsinya makin luas oleh berbagai institusi, kegunaannya makin banyak sebagai aset finansial, dan diakui secara global sebagai penyimpan nilai digital.

● Bitcoin tidak dapat dinilai dengan metode valuasi konvensional karena tidak menghasilkan pendapatan seperti halnya perusahaan dan komoditas. Bitcoin berada dalam kategorinya sendiri.

Jadi, aset kripto ini tidak memenuhi semua kriteria untuk disebut sebagai gelembung.

Peran Bitcoin dalam revolusi finansial

Bitcoin memperkenalkan gagasan besar yang sebelumnya tidak pernah dieksplorasi secara menyeluruh. Namun, masih ada keraguan tentang apakah perubahan total yang dibayangkan oleh kreatornya dalam struktur finansial akan terjadi.

Bitcoin selalu dimaksudkan untuk memberi alternatif bagi sistem yang sudah ada tanpa menggantikan sistem itu sepenuhnya. Banyak proyek yang menunjukkan potensi untuk kebijakan moneter independen, tetapi kerangka regulasi yang tepat masih diperlukan untuk mendukung adopsinya. Pada tahun 2024, banyak dari langkah-langkah tersebut yang sudah diterapkan atau akan diterapkan.

Penyambutan Bitcoin oleh lembaga-lembaga besar belakangan ini menandai pergeseran penting dalam penerimaan publik. Morgan Stanley dan JPMorgan meluncurkan Bitcoin fund, dan Goldman Sachs akan melakukan hal yang sama secara global, sementara Citi Private Bank sedang mempertimbangkan opsi atas pertanyaan klien mengenai mata uang kripto. Bahkan Dana Investasi Pensiun Pemerintah Jepang mempertimbangkan untuk menambahkan aset seperti Bitcoin ke dalam portofolio dana pensiun.

Bitcoin sudah menjadi pemain utama di dunia finansial dan masih menunjukkan keunggulan hingga saat ini.

Menemukan dan menghindari gelembung

Anda tidak akan pernah bisa sepenuhnya yakin bahwa sesuatu itu sah. Mari kita bahas berbagai alat yang tersedia untuk memverifikasi apakah suatu fenomena itu gelembung atau bukan.

Untuk menghindari terjebak dalam kejatuhan aset, kuncinya adalah mengikuti perkembangan. Sebagai contoh, perhatikan kasus penggunaan praktis yang mendorong permintaan Bitcoin yang sebenarnya, seperti peningkatan adopsi untuk pembayaran online atau sebagai penyimpan nilai.

Selanjutnya, terapkan manajemen risiko yang baik: diversifikasi, menggunakan order stop-loss dan take-profit, dan menjaga keseimbangan portofolio. Hindari leverage berlebihan dan hanya investasikan dana yang dapat Anda tanggung risikonya dengan nyaman. Analisis menyeluruh juga sangat penting. Jika Anda mempertimbangkan Bitcoin sebagai sarana investasi, lihatlah teknologi yang mendasarinya dan evaluasi sentimen pasar.

Terakhir, perhatikan regulasi yang berlaku karena regulasi itulah yang mengindikasikan legitimasi aset. Di AS, SEC memastikan perlindungan investor dalam sektor kripto. Di UK, aset kripto diatur dalam Undang-Undang Pasar dan Jasa Finansial 2000 oleh FCA. Undang-undang Keuangan India tahun 2022 mendefinisikan aset virtual sebagai properti dan menguraikan persyaratan pajak untuk pendapatan dari aset tersebut.

Apakah anda siap? Strategi ini akan memastikan Anda mengikuti informasi dan perkembangan, siap untuk menghadapi perubahan di dunia kripto.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Tinggal Diam, Ini Jurus OJK Redam Guncangan Pasar Modal