Breaking! Harga Emas Antam Cetak Rekor Baru Lagi di Rp1,249 Juta

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Jumat, 29/03/2024 09:06 WIB
Foto: Logam Mulia Antam. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau kembali mencetak rekor tertingginya lagi pada Jumat (29/3/2024), atau pada saat libur Hari Jumat Agung.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas satuan 1 gram pada hari ini dibanderol Rp 1.249.000/batang, naik Rp 27.000 per gram dari posisi harga kemarin.

Pada sisi yang sama, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan sebesar Rp 1.141.000 per gram, tidak banyak berubah pada perdagangan sebelumnya.


Berikut grafik pergerakan harga emas Antam:

Seperti diketahui, harga emas Antam sebelumnya mencetak rekor tertinggi dalam sejarah di level Rp1,222 juta per gram pada Kamis kemarin.

Pergerakan harga emas Antam memiliki kesamaan dengan emas global. Pada perdagangan kemarin, harga penutupan kemarin kembali mematahkan rekor sebelumnya yang tercatat pada 20 Maret 2024 yakni di posisi US$ 2.232,38 per troy ons. Harganya terbang 1,75%.

Harga penutupan kemarin adalah yang tertinggi sepanjang masa. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, emas juga ditutup di level US$ 2.200 di harga penutupan.

Sebelumnya, pada 21 Maret 2024, emas memang menyentuh level US$ 2.200 tetapi hanya terjadi di intraday.

Penguatan kemarin juga memperpanjang rally emas menjadi empat hari beruntun dengan penguatan menembus 3,15%.Rekor yang tercipta pada Kamis kemarin juga mematahkan catatan tertinggi harga emas yang pecah pada Rabu atau sehari sebelumnya.

Sepanjang Maret ini, rekor harga emas sudah terpatahkan sebanyak 10 kali karena harga terus melonjak.

Yang menarik, rekor emas justru tercipta saat pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memberi isyarat kebijakanhawkishserta masih kencangnya data ekonomi AS. Selama ini, harga emas biasanya ambruk begitu The Fed mengirim sinyalhawkish.

Dikutip dari Reuters, Gubernur The Fed,Christopher Waller mengatakan The Fed tidak akan tergesa-gesa untuk memangkas suku bunga selama inflasi masih kencang. Namun, dia memang tidak membantah jika The Fed sudah berdiskusi mengenai pemangkasan suku bunga.

"Kami tidak terburu-buru dalam menentukan kebijakan pemangkasan suku bunga. Menahan suku bunga dalam posisi saat ini adalah yang terbaik," tutur Waller dalam acaraEconomic Club of New York, dikutip dariReuters.

Belum ada sinyal pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat membuat dolar AS berlari kencang. Indeks dolar ditutup di posisi 104,55 atau lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya yakni 104,25.

Harga emas biasanya jatuh ketika dolar AS menguat karena konversi pembelian emas dari dolar menjadi lebih mahal.

Data ekonomi AS juga menunjukkan laju yang masih sangat kencang. Revisi terbaru data pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan ekonomi AS tumbuh 3,4% (year on eyar/yoy) pada kuartal IV-2023. Lebih tinggi dibandingkan data sebelumnya yakni 3,2%.

Klaim pengangguran juga menurun menjadi 210.000 pada pekan yang berakhir pada 23 Maret 2024, lebih sedikit dibandingkan 212.000 pada pekan sebelumnya.

Kendati belum ada isyarat pemangkasan, pelaku pasar tetap optimis jika The Fed akan memangkas suku bunga pada Juni mendatang. Optimisme inilah yang mendongrak harga emas.

Perangkat CME FedWatch Tool menunjukkan pelaku pasar bertaruh 61% jika The Fed akan memangkas suku bunga pada Juni tahun ini.

Kenaikan harga emas juga ditopang oleh makin memanasnya kondisi geopolitik di Rusia usai serangan ISIS ke sebuah konser di Moskow.

Pelaku pasar emas kini menanti data inflasi pengeluaran belanja warga AS ataupersonal consumption expenditure price index (PCE) untuk periode Februari 2024. Data ini merupakan pertimbangan utama The Fed dalam menentukan suku bunga.

PCEAS tercatat 2,4% (yoy) dan 0,4% (month-to-month/mtm) pada Januari 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas - Obligasi Jadi Primadona Saat Perang Dagang Belum Usai