
Heboh! Warga Kalsel Terjerat Investasi Bodong Jual BBM Rugi Rp 8 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan muncul dari Kalimantan Selatan (Kalsel), Seorang oknum istri polisi atau ibu Bhayangkari berinisial FN. Kabarnya, modus investasi bodong ini berkedok penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, dan kerugian yang dialami warga mencapai Rp 8 miliar.
"Iya, dia para korban (sipil) ini tertarik karena ada penawaran investasi ikut modal dalam usaha BBM (milik terduga pelaku Bhayangkari)," ujar Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Kalsel Kompol Reza Bramantya seperti dikutip detik Rabu (13/3/2024).
Menurut Reza, korban dijanjikan keuntungan sebesar 5% dari total modal investasi. Dan belakangan ini, keuntungan berupa fee 5% itu tidak kunjung dibagikan ke para korban.
Dan setelah diusut, ternyata korban-korban sudah bergabung dalam investasi ini sejak 2021 lalu. Tepat pada Senin (11/3) ada 17 korban yang melaporkan insiden ini ke kepolisian.
Kalau (kerugian) sekarang yang dilaporkan itu kurang lebih 8 miliar, kalau jumlah setiap korbannya berbeda, ada yang ratusan juta, ada yang puluhan juta, ada juga yang sampai Rp 1 miliar," terangnya.
Kepolisian setempat juga masih mengumpulkan alat-alat bukti terkait aktivitas investasi bodong ini. Dan mereka pun menghimbau semua masyarakat yang kiranya menjadi korban untuk melaporkan hal ini ke Polda Kalsel.
Belajar dari kasus warga Kalsel, investasi bodong bisa berkedok apapun, baik itu alat kesehatan, BBM, emas, dan lain sebagainya. Skema yang sering dipakai untuk investasi bodong adalah ponzi.
Untuk bisa mendeteksi sebuah investasi disebut bodong atau sebaliknya, maka Anda bisa melakukan beberapa hal di bawah ini.
Mengamati keuntungan yang tidak masuk akal
Hal ini sebetulnya sudah seringkali dibahas di berbagai media, namun mengamati imbal hasil tawaran investasi tentu ada caranya.
Anda bisa melakukan perbandingan imbal hasil yang ditawarkan dengan investasi sejenis baik yang ada di pasar modal, perbankan, atau yang lain.
Anggap saja Anda ditawarkan sebuah "simpanan" dengan imbal hasil yang jauh lebih besar daripada deposito perbankan, BPR, dan bank digital, dari sebuah lembaga non-bank maka hal itu patut dicurigai.
Selalu ingat pula bahwa tidak ada investasi yang rendah risiko tapi imbal hasilnya tinggi. Risiko yang rendah tentunya akan memberikan imbal hasil yang rendah. Dari fakta ini, Anda seharusnya sudah bisa memilah mana yang merupakan investasi sesungguhnya dan mana yang hanya bersifat tipu-tipu.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DJ Tessa Morena & Ratusan Orang Jadi Korban Arisan Fiktif!