Belajar Dari Andry Taneli, Cuma 2% Orang Konsisten Cuan Dari Saham

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Kamis, 07/03/2024 17:40 WIB
Foto: Andry Taneli. (Andry Taneli)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri Instagram dan Youtube CUANmology Andry Taneli mengungkapkan, hanya 2 persen orang konsisten cuan dalam melakukan trading saham. Kata Andry, trading saham memerlukan waktu yang lama untuk bisa menghasilkan cuan. Ini yang membuat kemungkinan banyak orang tidak sabar dalam melakukan trading saham.

"Jadi dalam trading saham itu ada prinsip 100:20:2, dari 100 orang yang melakukan trading saham setelah dua tahun dan di bulan ke-25 maka hanya tersisa 20 orang. Lalu yang 20 orang ini dalam lima tahun dan di bulan ke-61 hanya akan tersisa 2 orang. Nah, 2 orang inilah yang akhirnya ketemu cara konsisten cuan trading saham," kata Andry, seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (7/3/2024).

Andry menambahkan, tidak perlu punya IQ yang tinggi untuk bisa meraih sukses dalam perdagangan saham. Kata dia, orang sepintar Albert Einstein yang meraih nobel juga pernah gagal saat bermain saham. Jadi, IQ yang tinggi bukan jaminan untuk bisa meraih cuan dari trading saham.


"Di trading saham itu prinsipnya adalah jangan lakukan kesalahan pemula, belajar dari kesalahan. Usahakan bikin jurnal trading, cari komunitas yang sehat yang bisa membantu untuk bisa konsisten cuan, belajar dari senior yang sudah sukses di trading, banyak belajar bisa dari buku atau datang ke seminar tentang saham," kata Andry.

Andry adalah seorang full time trader saham dengan pengalaman trading saham 14 tahun sejak kuliah pada 2009 dan 10 tahun pengalaman di perusahaan sekuritas dan asset management.

Andry mengungkapkan, dirinya pertama kali trading saham pada 2009 atau tidak lama setelah terjadi krisis keuangan pada 2008. Ketika itu, dia memulai hanya dengan modal Rp22 juta.

"Jadi, saya pinjam dari orangtua Rp10 juta dan sisanya uang saya Rp12 juta. Dalam 8 bulan pertama, uang saya tersisa Rp3,5 juta. Saya bilang ke orangtua saya, kalau dalam 4 bulan ke depan saya tidak bisa balik modal, saya akan berhenti trading saham dan kembali bekerja," ungkap Andry.

Ternyata, dalam waktu empat bulan itu, uang yang tadinya tersisa Rp3,5 juta bisa meraih cuan hingga 500 persen dan modal Rp22 juta bisa kembali lagi.

Kata Andry, belajar saham beda dengan belajar sepak bola atau bernyanyi atau skill lainnya. Pelatih sepak bola tidak harus juara bermain bola untuk bisa mengajarkan tentang sepak bola. Begitu juga dengan pelatih menyanyi bukan berarti hanya yang juara nyanyi saja.

Namun, hal itu tidak bisa diterapkan di dunia saham karena ini pakai modal uang untuk cari cuan dilipatgandakan. Menurut Andry, trading saham itu harus diperlakukan seperti bisnis, jadi kalo mau belajar berbisnis wajib belajar dari pebisnis yang sukses, bukan belajar dari bukan pebisnis. Demikian pula di saham, kalo mau belajar jadi trader yang sukses wajib belajar dari trader yang sukses juga.

Andry telah 14 tahun bergelut di dunia saham. Dari awalnya rugi, kini Andry sudah punya portofolio 11 digit dari trading saham.

"Di trading saham itu prinsipnya adalah #dilarangTOLOL artinya jangan lakukan kesalahan pemula, belajar dari kesalahan. Wajib bikin jurnal trading untuk punya record kenapa bisa cuan dan kenapa bisa rugi, cari komunitas saham yang sehat, belajar dari senior yang sudah sukses di sahan, belajar bisa dari buku dan seminar untuk lebih pintar 1% setiap harinya. Jangan pernah berhenti belajar karena market saham itu dinamis" kata Andry.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BPRS Bongkar Sebab Kredit UMKM Anjlok - Berebut Dana Murah