Belajar dari Adul, Ini Biang Kerok yang Bikin Bisnis Kulinermu Tutup!

Financial Expert, CNBC Indonesia
Selasa, 27/02/2024 06:30 WIB
Foto: YouTube Bang Mpin
Dafar Isi

Jakarta CNBC Indonesia - Pelawak Adul akhirnya buka suara seputar keputusannya yang tidak lagi melanjutkan bisnis pecel lele.

Seperti diketahui, tempat makan pecel lele itu sempat ramai lantaran Adul sendiri yang turun gunung melayani pelanggan. Namun warung pecel lele itu terpaksa ditutup karena Adul mengalami sejumlah masalah.

Alhasil, kini Adul berniat membuka Warung Kopi 24 jam dan kontrakan untuk menggantikan usaha pecel lele yang ditutup.


"Pengin warkop. Warkop 24 jam tuh nggak ada matinya, terus sama kontrakan," katanya, seperti dikutip detik.

Usut punya usut, penyebab tutupnya warung pecel lele tersebut adalah karena kenaikan biaya sewa dan bahan baku. Tertarik membuka usaha serupa seperti Adul? Perhatikanlah dua hal ini.

Hati-hati dengan HPP

Harga pokok penjualan (HPP) merupakan total dari seluruh biaya dan komponen-komponen lain produksi produk. Dalam bisnis kuliner, produk tentunya adalah makanan dan minuman yang Anda jual ke pelanggan.

Kenaikan HPP umumnya disebabkan karena kenaikan harga bahan pokok pembuat makanan dan minuman tersebut. Semakin tinggi HPP maka semakin tipis marjin laba kotor, yang pada akhirnya bisa membuat marjin laba bersih menjadi ikut menipis.

Satu hal yang bisa dilakukan untuk menekan HPP adalah dengan memperbaiki sistem supply chain usaha Anda. Ketika Anda berhasil mendapatkan supplier bahan baku dengan harga murah, maka HPP akan menjadi semakin rendah dan marjin laba kotor menebal.

Namun harga yang murah tentu harus disertai pula dengan kualitas yang baik.

Pentingnya perjanjian kerja sama

Hal lain yang dikeluhkan Adul seputar tutupnya usaha kulinernya adalah karena biaya sewa lapak yang dinaikkan.

"Kalau ngontrak-ngontrak nggak enak, kita mau maju sedikit dimahalin, kan begitu politik sudah hukum alam begitu. Sebenarnya nggak begitu juga, ada faktor lain yang nggak harus saya jelasin," tuturnya.

Demi memitigasi risiko ini, apakah membuka usaha di rumah sendiri bisa jadi solusi? Belum tentu. Bisa jadi hunian Anda memang kurang layak dijadikan tempat usaha lantaran lokasinya yang kurang strategis dan desainnya yang tidak mendukung.

Kenaikan biaya sewa tentu bisa diatur dengan adanya kontrak kerja sama yang jelas dengan pemilik. Jangan ragu berkonsultasi pada pakar hukum agar Anda tidak dirugikan di kemudian hari.

Jangan cuek dengan keuangan bisnis

Walaupun esensi dari bisnis adalah berjualan, namun keuntungan bersih merupakan hal yang harus bisa tercipta dari proses operasional usaha.

Keuangan bisnis dan pribadi seharusnya memang terpisah, dan tidak boleh disatukan. Karena ketika arus kas bisnis dan usaha menjadi satu, maka bukan tidak mungkin pemilik usaha bakal mengalami kesulitan untuk memeriksa kemana larinya uang mereka.

Perhatikanlah dengan baik biaya-biaya yang Anda keluarkan untuk keperluan usaha. Karena semakin optimal pengeluaran, semakin mudah pula bagi Anda untuk menganalisis kesehatan keuangan serta prospek bisnis Anda ke depan.


(aak/aak)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Tinggal Diam, Ini Jurus OJK Redam Guncangan Pasar Modal