Belajar dari Opie Kumis, Ini Akibat Punya Menantu Nganggur
Jakarta, CNBC Indonesia - Komedian senior Opie Kumis sempat berkomentar mengenai peristiwa saat putrinya, Selfi, dilamar oleh pria pengangguran. Sontak, dia langsung dicap sebagai mertua idaman.
Pernyataan itu muncul saat Opie menjadi bintang tamu di video yang disiarkan oleh akun Youtube Plus26. Pria yang memiliki 10 anak itu bercerita saat dirinya pria yang mengaku kawan dekat Selfi datang dan melamar Selfi.
" Ayah, saya kawan deketnya Selvi, Yah. Nanti ibu mau dateng. Ibu mau ngelamar Selvi' 'Alhamdulillah, kerja di mane?' 'Saat ini saya belum kerja'," cerita Opie Kumis.
Opie pun mengatakan bahwa dia langsung menjawab, "gapape (tidak apa-apa), nanti insyaallah setelah nikah biar semangat cari kerja."
Pria itu juga melanjutkan bahwa dirinya cuma memiliki Rp 10 juta untuk membeli Mahar. Sekali lagi Opie mengatakan bahwa dia tidak mempermasalahkan hal itu.
"Yang penting ada ayah, ada elu, ada bapak-emak lu, ada penghulu. Nikah! Duit yang harus (ada untuk menggelar pernikahan) umpama Rp 60 juta, mendingan lu siapin buat belajar kontrak rumah dan beliin dalem rumah lu, kulkas, TV, jangan diberatin begituan!" imbuhnya.
Opie menegaskan pula bahwa dalam menikah yang penting niat. Opie juga bilang bahwa seluruh menantunya kini memiliki pekerjaan dan sangat menghormati mertuanya.
Alasan Opie memiliki pemikiran seperti itu disebabkan karena faktor historis di mana saat melamar istri pertamanya Opie juga merupakan seorang pengangguran. Namun usai menikah dia berhasil mendapatkan penghasilan.
Orangtua jadi dana darurat
Belajar dari kisah Opie Kumis, segala keputusan finansial yang tentu didasari keamanan finansial orang yang bersangkutan.
Kehidupan setelah akad dan resepsi merupakan kehidupan nyata yang harus dihadapi oleh pasangan suami istri (pasutri) ke depannya. Mereka harus berhadapan dengan adanya inflasi biaya hidup, biaya membesarkan dan mendidik anak.
Belum lagi, pasutri baru juga harus menyatukan dua mindset seputar pengelolaan keuangan yang diwarisi dari orangtua mereka.
Ketika rumah tangga tidak memiliki penghasilan, otomatis harus ada pihak yang mau menanggung hidup mereka. Sebut saja orangtua atau mertua.
Sementara orangtua atau mertua yang menjadi pihak penanggung harus tetap bisa menjamin tersedianya penghasilan agar bisa menghidupi anak dan menantunya, sampai keluarga sang anak dan menantu bisa mandiri.
Semakin lama anak dan menantu mendapatkan penghasilan, maka semakin lama pula orangtua harus menanggung beban hidup mereka. Ketika penghasilan orangtua berkurang atau hilang karena faktor kesehatan maupun yang lain, tabungan dana pensiun bisa saja terkuras dan hal itu bisa berdampak fatal bagi kehidupan rumah tangga sang anak dan menantunya.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya pasutri muda mempelajari perencanaan keuangan dengan baik. Agar mereka bisa menciptakan keamanan finansial di masa yang akan datang.
(aak/aak)