CNBC Investment Expo 2023

Portofolio Merah! Perlu Cut Loss Atau Tidak?

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
14 September 2023 16:39
Lukas Setia Atmaja, Akademisi & Founder Hungrystock saat berbincang berbagi pengalaman dalam acara Investment Expo 2023 di Central Park, Jakarta, Kamis (14/9/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Lukas Setia Atmaja, Akademisi & Founder Hungrystock saat berbincang berbagi pengalaman dalam acara Investment Expo 2023 di Central Park, Jakarta, Kamis (14/9/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dunia investasi, untung dan rugi adalah hal biasa, khususnya pada instrumen investasi seperti saham. Banyak investor atau trader di saham yang melakukan cut loss atau menjual saham dalam keadaan rugi untuk mencegah kerugian yang semakin besar.

Biasanya, cut loss dilakukan oleh investor pada saat situasi tiba-tiba di mana saham yang dimiliki mengalami penurunan harga dan dianggap tidak memiliki potensi akan membaik.

Lalu apakah keputusan cut loss merupakan hal yang tepat dalam sebuah investasi? Mengingat pergerakan saham bergerak cukup dinamis.

Akademisi & Founder Hungrystock, Lukas Setia Atmaja bercerita, bahwa pada awal-awal dirinya berinvestasi di saham selalu tergoda untuk melakukan cut loss. Karena hal ini dianggap bisa menyelamatkan dari kerugian yang lebih besar.

"Tapi lama kelamaan saya belajar terus. Kenapa orang harus cut loss? Dia takut kalau itu makin turun sahamnya. Karena sudah salah pilih. Analogi saya begini: Ada pria mau nikah dengan wanita. Besoknya sudah mau pemberkatan. Malamnya calon istri bilang saya trans gender. Kira-kira mau lanjut tidak? Kalau sudah salah pilih, cut loss di tempat. Ga pakai lama," terangnya dalam CNBC Indonesia Investment Expo 2023, Kamis, (14/9/2023).

Setiap investor sendiri lanjutnya memiliki karakter yang berbeda-beda dalam menentukan kapan dia harus ke luar atau tidak.

Sebab ada juga tambah Lukas, tipikal investor yang membeli saham bagus, namun karena sering liat pergerakan saham di aplikasi jadi melakukan cut loss pas sahamnya turun. Hal ini jadi kekhawatirannya karena takut saham akan turun terus. Padahal belum tentu.

Selain itu ada juga investor yang mendadak memiliki mindset trading. Misalnya beli saham di harga Rp 8 ribu, turun jadi Rp 5 ribu lalu di cut loss dengan harapan besok bisa beli lagi di Rp 4 ribu. Namun setelah di lepas, malah naik sahamnya dan membuat investor berpikir menjadi orang paling bodoh sedunia.

"Saya belajar bagaimana memilih saham supaya menghindari cut loss. Jadi saya hanya akan cut loss jika asumsi saya saat beli saham sudah tidak berlaku," tutupnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Investasi Saham? Perhatikan Hal Ini

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular