Ada ARB Simetris, Ingat Kalau Gak Hati-hati Bisa Boncos!

Financial Expert, CNBC Indonesia
07 September 2023 15:30
Stock exchange market concept, businesswoman trader looking on smartphone with graphs analysis candle line on sofa in house, diagrams on screen.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sitthiphong

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti diketahui pada 4 September 2023 lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberlakukan batasan persentase auto rejection atas dan bawah secara simetris tahap II. Dengan kebijakan ini, investor tentu berpeluang membeli saham dengan harga yang jauh lebih rendah ketimbang di masa pandemi lalu dalam dua sesi perdagangan.

Pada awal 2017, BEI memberlakukan auto rejection simetris, yakni persentase batas auto reject bawah (ARB) menyesuaikan persentase batas auto reject atas (ARA) sesuai dengan fraksi harga.

Di awal pandemi 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah ketentuan batas ARB menjadi 7% untuk seluruh fraksi harga mulai 13 Maret 2020 hingga beberapa waktu lalu dengan tujuan untuk meredakan kepanikan pelaku pasar seiring anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kebijakan ini pun membuat para investor saham yang baru memulai investasi pada tahun 2020 atau investor angkatan Corona akhirnya bakal merasakan ARA dan ARB simetris.

Sejatinya, hal ini akan memunculkan dua kemungkinan bagi sang investor. Ketika saham turun dalam, investor bisa membeli di harga yang sangat rendah baik untuk pembelian pertama atau averaging down. Namun di sisi lain kerugian yang didapat pun bisa semakin membesar lantaran saham yang dibeli bisa saja longsor sampai -35%.

Lantas bagaimanakah cara kita untuk menyikapi fenomena ini? Berikut ulasannya.

Jangan asal-asalan pilih saham

Akan selalu ada alasan kuat mengapa harga sebuah saham bisa anjlok. Oleh karena itu, penting sekali bagi Anda untuk membeli saham-saham berfundamental baik.

Hal ini tentunya berlaku baik dalam urusan investasi maupun trading sekalipun.

ARA dan ARB simetris tentu memberikan peluang bagi Anda untuk mendapatkan saham-saham berfundamental bagus dengan harga diskon. Namun pastikan bahwa saham yang dibeli memang bukan saham murahan.

Jangan rakus tanpa alasan yang jelas

Godaan membeli saham dengan modal besar ketika harga turun memang cukup tinggi, terutama bagi mereka mengincar potensi keuntungan besar. Namun jangan pernah melakukan hal itu tanpa alasan jelas apalagi karena ikut-ikutan banyak orang.

Bisa saja penurunan harga yang tajam disebabkan karena pasar masih menganggap saham tersebut terlalu mahal, atau prospek emitennya tidak cerah dalam jangka panjang.

Pelajarilah analisis-analisis laporan keuangan agar Anda bisa memahami kesehatan keuangan perusahaan yang ingin Anda beli, dan kenalilah bisnisnya agar Anda bisa mendapat gambaran yang jelas seputar prospeknya di masa depan.

Lakukan manajemen keuangan yang baik

Jangan sampai karena saham yang Anda incar tiba-tiba ARB maka semua uang langsung digunakan untuk membeli saham tersebut.

Selalu ingat bahwasannya money management adalah hal yang harus dilakukan. Pastikan Anda menggunakan uang dingin dalam berinvestasi atau trading saham, dan atur pula uang yang Anda gunakan untuk membeli saham.

Jangan habiskan uang dingin Anda hanya dalam satu pembelian saja. Harga saham mungkin saja akan turun lagi di masa yang akan datang.


(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular