Kiyosaki: Mau Beli Rumah? Sebentar Kamu Bisa Karena Ada Ini!
Jakarta, CNBC Indonesia - Penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali berkomentar seputar adanya market crash. Kiyosaki pun mengatakan bahwa ada kabar baik bagi mereka yang ingin membeli rumah.
"Airbnb akan segera menuntun (kita semua) dalam market crash di industri real estate. Kalau Anda mau beli rumah, hari-hari yang membahagiakan itu akan segera datang. Sama halnya bagi yang ingin menyewakan rumah. Waktu yang terbaik untuk jadi kaya adalah ketika terjadi market crash. Semoga berhasil," demikian cuitan Kiyosaki di akun media sosial X (dulu Twitter) miliknya.
Kiyosaki sendiri tidak menjelaskan secara detail mengapa perusahaan penyedia layanan sewa menyewa hunian itu akan menciptakan sebuah kehancuran di industri properti. Namun secara sederhana, Kiyosaki memang meramalkan adanya penurunan harga properti di saat terjadinya masalah di pasar.
Pada 2008, kita tentu teringat pada peristiwa krisis properti di Negeri Paman Sam. Setelah pada 2006 harga properti AS terpukul oleh kenaikan suku bunga acuan AS. Dalam setahun itu, Alan Greenspan yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve menaikkan Fed Rate hingga empat kali menjadi 5,25%.
Di tahun yang sama, harga rumah sebagaimana dilaporkan National Association of Realtors turun 1,7% atau yang terparah dalam 11 tahun. Sebanyak 3,9 juta rumah di AS tak terjual dan pengajuan pembangunan rumah baru anjlok 28%.
Akan tetapi, dampak dari krisis properti itu memang tidak sampai ke Indonesia. Pemerintah RI berhasil mencegah krisis keuangan itu agar tidak menjalar menjadi krisis ekonomi dan krisis sosial seperti yang terjadi pada tahun 1998.
Di tengah perekonomian yang lesu, pemerintah mati-matian memastikan rakyat masih bisa membeli barang dan jasa keperluan sehari-hari.
Pada saat krisis subprime merebak, harga minyak dunia melonjak ke US$91 dari US$64,2 per barel pada 2007. Kurs rupiah pun terlempar ke Rp 12.600/dolar AS, setelah bertahun-tahun relatif stabil di bawah Rp 10.000/US$.
Pemerintah RI pada periode tersebut mendongkrak subsidi energi menjadi Rp 223 triliun, meroket nyaris dua kali lipat alokasi pada 2007 yang hanya Rp 120,6 triliun. Lonjakan subsidi itu dilakukan untuk mengimbangi lonjakan harga minyak dunia di tengah pelemahan rupiah.
Berkat strategi tersebut, ekonomi Indonesia terselamatkan karena tumbuh 4,6%, di saat negara-negara berkembang lainnya malah terkontraksi atau mengalami perlambatan.
Lantas apakah ramalan Kiyosaki akan menjadi kenyataan di masa depan? Dan seberapa yakin Anda terhadap hal tersebut?
(aak/aak)