
Belajar dari Mat Solar & Bolot, Bisnis Ini Pas Untuk Lansia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak sedikit aktor senior yang berbisnis kontrakan, sebut saja seperti Mat Solar, Bolot, atau Yusuf Surya. Namun apakah hal ini berarti bisnis yang satu ini memang layak dijalani?
Seperti diketahui, Mat Solar yang sudah terserang stroke tiga kali memutuskan untuk beristirahat, namun dirinya masih bisa menghasilkan uang dari bisnis kontrakan yang dibangun sejak muda.
Sementara Bolot, tidak hanya sukses di layar kaca melainkan juga dalam ranah bisnis. Dalam acara Okay Bos yang ditayangkan pada Juli 2020 lalu, Bolot mengaku sudah memiliki 142 rumah kontrakan.
Dan Yusuf Surya, pemeran Jaka "Jinny oh Jinny" yang belakangan ini tersorot karena menjual aset propertinya juga mengaku bahwa dirinya masih memiliki kontrakan yang mungkin saja akan dijual jika ada kebutuhan mendesak.
Kontrakan memang seringkali disebut sebagai sumber pendapatan pasif, namun ketahuilah bahwa penghasilan dari bisnis tentu tidak bisa disebut pasif lantaran ada kegiatan aktif dalam pengelolaan operasional di sana.
Bagi Anda yang tertarik menjalani bisnis sewa properti baik kontrakan atau kontrakan, lakukanlah beberapa hal dibawah ini.
Ketahui kapan bisa balik modal
Untuk mengetahui hal yang satu ini, maka Anda perlu tahu terlebih dulu modal yang digelontorkan untuk membeli aset berupa rumah kontrakan-kontrakanan.
Jika Anda membangun rumah kontrakan-kontrakanan dari nol, Anda bisa memasukkan komponen biaya tanah yang Anda beli dan ongkontrakan bangun rumah tersebut.
Untuk mengetahui kapan Anda balik modal, maka Anda bisa melakukan perhitungan kasar dengan cara:
Balik Modal = Modal awal
Pendapatan kotor
Semakin besar pendapatan Anda tentunya semakin cepat Anda balik modal, namun Anda harus ingat karena perhitungan di atas adalah pendapatan kotor, bukan laba.
Hitung biaya operasional rumah kontrakan
Satu rumah yang disewakan tentu mengandung biaya operasional yang harus Anda tanggung, sebut saja biaya listrik, internet, air, jasa kebersihan, maupun keamanan.
Anda harus lakukan perhitungan secara mendetail untuk yang satu ini, guna mewaspadai adanya kesalahan perhitungan atau biaya tak terduga.
Ketahuilah bahwa Anda juga bisa memasukkan komponen gaji Anda selaku pemilik kontrakan dari biaya operasional, dengan itu maka pendapatan bersih yang didapat bisa diputar lagi untuk hal lain.
Waspadai biaya tahunan
Akan ada biaya-biaya yang dibayarkan terhadap rumah kontrakan Anda setiap tahun. Sebut saja seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan asuransi properti bila ada.
Cukup penting untuk mengalokasikan uang jauh-jauh hari untuk biaya tahunan ini. Anda bisa memotongnya pendapatan bersih Anda sekian persen secara rutin tiap bulan agar Anda memiliki dana cadangan untuk membayar pengeluaran tahunan ini.
Ekspansi butuh biaya
Ekspansi usaha kontrakan bukan hal yang mudah, karena jika Anda ingin menambah pendapatan dalam jumlah yang signifikan maka langkah yang bisa dilakukan adalah menambah kamar lewat renovasi, atau membeli rumah baru.
Hal itu tentunya membutuhkan biaya besar. Sebagai solusinya, Anda bisa membuka usaha baru yang sifatnya menunjang pendapatan Anda selaku pengusaha.
Sebut saja seperti jasa laundry di sekitar kontrakan milik Anda, jasa cuci kendaraan, warung, dan lain sebagainya.
Ada risiko ketika menyewakan hunian
Dan yang terakhir, jangan lupa bahwa setiap bisnis tentu ada risikonya termasuk bisnis sewa menyewa hunian. Kita tidak pernah tahu seperti apa penyewa menggunakan aset yang kita miliki.
Di tangan penyewa, bisa saja terjadi kerusakan kecil atau besar dari perabotan yang kita beli. Oleh karena itu, tetapkanlah kebijakan uang deposit guna meminimalisir kerugian finansial yang bakal Anda alami.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belajar dari Dino Patti Djalal, Hati-hati Kalau Sewakan Rumah