
Harga Emas Anjlok, Tenang Ini Tips Biar Tetap Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akhir-akhir ini terombang-ambing akibat bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) yang masih akan menaikkan suku bunga. Dampaknya emas fisik logam mulia juga berfluktuasi.
Buat kamu yang memegang emas saat ini sebenarnya tidak perlu khawatir, sebab dampaknya bersifat jangka pendek. Malah sebenarnya bisa dijadikan peluang.
Saat harga emas turun seperti saat ini bisa dijadikan momentum untuk membeli emas batangan di harga diskon jika ingin berinvestasi di emas.
Investasi di emas lebih baik untuk jangka panjang seperti lima tahun ke atas untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
Misalnya saja investasi emas Antam 10 tahun lebih. Harga beli emas Antam pada 12 Januari 2012 harganya Rp564.200 per gram. Sementara harga buyback atau harga beli kembali emas Antam saat ini (28/7/2023) harganya Rp946.000 per gram.
Artinya jika memiliki emas Antam dan dijual saat ini keuntungan yang diterima sebesar 67,67%.
![]() Emas Antam |
Suku bunga memiliki pengaruh terhadap laju harga emas. Sebab emas adalah instrumen investasi yang tidak memberikan bunga sehingga menjadi kurang menarik bagi investor. Saat permintaan turun, harga akan mengikuti.
Jika emas dunia turun, harga emas di Indonesia seperti Antam dan di Pegadaian akan juga turun karena emas dunia adalah acuan dalam penetapan harga. Jadi harga kamu beli emas menjadi lebih murah.
Pagi ini harga emas yang dijual olehAntam turun hingga Rp8.000 per gram. Penyebabnya adalah emas dunia ambruk setelah ekonomi Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Pada Kamis kemarin, AS mengumumkan dua indikator ekonomi, yakni perhitungan pertumbuhan ekonomi terbaru serta klaim pengangguran.
Estimasi terbaru AS menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,4% (quartal to quartal/qtq) pada April-Juni 2023 atau kuartal II-2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2% ataupun ekspektasi pasar yakni 1,8%. Ini menunjukkan jika ekonomi AS masih berlari kencang dan jauh dari resesi.
Kemudian, jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran AS menurun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli.
Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam lima bulan terakhir dan jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 235.000.
Masih tingginya pertumbuhan ekonomi AS dan menurunnya klaim pengangguran menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Dua faktor ini menjadi sinyal jika inflasi AS bisa sulit turun ke depan.
Akibatnya, harapan pelaku pasar melihat pelonggaran kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed)The Fed hanya tinggal angan-angan saja.
"Market kini melihat ada potensi kenaikan lagi pada September di mana kemungkinan itu sebelumnya sudah dihapus market.Data ekonomi terbaru membuat pasar kembali melakukan priced in akan kenaikan suku bunga pada September," tutur analis dari Action Economics, Kim Rupert, dikutip dariReuters.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras) Next Article Pecah Rekor! Harga Emas Mencapai Tertinggi Sepanjang Masa