Sering Salah Paham, Ini Bedanya Frugal Living dan Pelit!
Jakarta, CNBC Indonesia - Gaya hidup frugal sedang ramai jadi buah bibir masyarakat. Tapi tak sedikit juga yang menyamakan gaya hidup frugal dengan pelit, padahal beda loh!
Frugal living adalah konsep hidup yang fokus pada prioritas keuangan dan mampu mengatur pengeluaran.
Seseorang yang ingin menerapkan gaya hidup frugal harus paham apa tujuan keuangan mereka dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Jadi dalam menjalani gaya hidup ini harus ada visi dan misi hidup, add list impian dan tujuan hidup di masa depan.
Frugal living ini yang menjadi strategi untuk mencapai visi keuangan tersebut. Gaya hidup ini tidak serta merta membuat seseorang dari makan 3 hari sekali menjadi 1 hari saja. Atau secara ekstrim berhemat seperti memotong anggaran bulanan misalnya Rp10 juta menjadi hanya Rp1 juta per bulan.
Ada langkah-langkah yang harus diterapkan dalam menjalani gaya hidup ini. Misalnya saja evaluasi pengeluaran selama ini, membuat prioritas dalam pengeluaran, bahkan dalam frugal living yang hemat kamu juga perlu investasi.
Menjalani gaya hidup ini akan membuat kamu menghilangkan 'lemak-lemak' dalam anggaran untuk kebutuhan sehari-hari.
Contohnya saja misalnya kamu bisa menghabiskan anggaran untuk kopi Rp50.000 saat hari kerja. Sehingga dalam sebulan kamu bisa menghabiskan Rp1.000.000 untuk segelas kopi setiap hari.
Padahal kamu bisa membeli mesin kopi yang saat ini sudah didapatkan dengan harga Rp900.000 - Rp1.000.000 yang bisa digunakan beberapa tahun. Lalu kopi bubuk seharga Rp 100 ribuan bisa untuk konsumsi 4-5 hari kerja. Sehingga bisa jauh lebih hemat ketimbang beli di toko.
Lantas apa bedanya dengan pelit?
Pelit sebenarnya adalah sikap serakah, di mana yang dipikirkan hanyalah keuntungan diri sendiri.
Pelit akan tetap serakah tapi untuk dirinya sendiri, agar uangnya tetap terjaga untuk sifat keserakahan itu, mereka akan malas untuk mengeluarkan dana untuk keperluan yang dianggap bisa mengancam uangnya.
Jadi perbedaannya adalah tetap ada pemborosan di pribadinya, tidak ada mengukur pengeluaran apalagi menata tujuan keuangan.
Memang sekilas tampak sama karena frugal pada akhirnya memotong pengeluaran yang sebenarnya bisa dicari alternatif demi tujuannya. Begitupun hidup pelit yang lebih selektif untuk pengeluarannya, tapi untuk tujuan 'happy-happy'.
(ras/ras)