Mengintip 'Isi Dapur' Bisnis Miliaran Dolar Boneka Barbie

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
19 July 2023 15:30
The new Barbie doll with Down's syndrome is seen along with the Barbie Fashionista group, in this undated handout image. Mattel/Handout via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES
Foto: via REUTERS/MATTEL

Jakarta, CNBC Indonesia - Film Barbie yang sebagai salah satu blockbuster terbesar musim ini akan tayang hari ini Rabu (19/7/2023) di Indonesia. Film Barbie diadaptasi dari karakter boneka mode bernama Barbie yang diproduksi oleh Mattel. Barbie dapat dikatakan mesin penghasil uang untuk Mattel dengan mewakili 27% dari total pendapatan Mattel.

Mattel adalah perusahaan mainan global terkemuka dan pemilik salah satu portofolio waralaba hiburan anak dan keluarga terkuat di dunia. Mattel melibatkan konsumen melalui portofolio merek ikoniknya yakni Barbie, Hot Wheels, Fisher-Price, American Girl, Thomas & Friends, UNO, Masters of the Universe, Monster High dan MEGA.

Barbie dan Mattel berjalan beriringan. Keberhasilan perusahaan mainan yang membuatnya lebih dari 60 tahun bertumpu pada pundak boneka plastiknya yang ramping. Bisnis barbie ini bahkan mampu menghasilkan miliaran dolar AS pertahunnya.

Barbie telah kembali menjadi sorotan. Mattel telah mengalami peningkatan penjualan yang besar di seluruh dunia.

Mattel Inc (MAT.O) memproyeksikan pendapatan tahun 2023 di bawah ekspektasi, karena inflasi yang sangat tinggi kemungkinan akan berdampak pada pengeluaran konsumen untuk mainan Fisher-Price dan boneka Barbie.

Industri mainan secara historis lebih tahan terhadap penurunan ekonomi dibandingkan dengan sektor diskresioner lainnya, Mattel mengatakan permintaan turun secara tiba-tiba dan tajam pada bulan Oktober dan November lalu menyebabkan penjualan menurun.

"Memasuki tahun 2023, kami memperkirakan ini akan menjadi lingkungan yang menantang bagi konsumen, tidak hanya di mainan, tetapi secara umum, jadi mungkin ada volatilitas," ucap Chief Executive Officer Mattel Ynon Kreiz kepada Reuters.

Kreiz mengatakan Mattel akan memangkas tenaga kerja untuk menghemat biaya hingga US$50 juta tahun ini, di atas target sebelumnya sekitar US$250 juta.

Mattel memproyeksikan laba yang disesuaikan antara US$1,10 dan US$1,20 per saham untuk tahun 2023, di bawah ekspektasi analis sebesar US$1,66, menurut data Refinitiv.

"Dalam satu tahun dengan Disney Princess, Monster High, dan film Barbie, nampak mengecewakan melihat prospek penjualan tetap datar dan justru terjadi penurunan EBITDA pada awal tahun 2023," ungkap Linda Bolton Weiser, analis di D.A. Davidson.

Margin kotor perusahaan turun 630 basis poin menjadi 43% pada kuartal yang berakhir 31 Desember 2022.

Mattel mengatakan akan melanjutkan pembelian kembali saham pada tahun 2023, dengan sekitar US$200 juta tersisa di bawah program perusahaan saat ini.

Film Barbie yang sedang tayang saat ini di beberapa negara pun dapat mendongkrak harga saham Mattel. Potensi Film Barbie dapat meraup hingga US$500 juta yang dapat memiliki implikasi besar bagi Mattel.

Menurut beberapa analis, angka pendapatan kotor Film Barbie di seluruh dunia, diperkirakan dapat meningkatkan laba Mattel pada tahun ini. Penjualan dan keuntungan akan mencerminkan permintaan boneka Barbie dan biaya lisensi yang dikumpulkan untuk pakaian jadi dan barang-barang lain yang terkait dengan film tersebut.

Tentunya hal ini akan menjadi salah satu penggerak ekonomi AS dari industri mainan.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular