Mutual Fund Review

Banyak Reksa Dana Saham Cuannya Tipis Kayak Deposito

Aulia Akbar, CNBC Indonesia
04 July 2023 10:05
Woman looking stock market Data on smart phone
Foto: Getty Images/iStockphoto/Orientfootage

Jakarta, CNBC Indonesia - Berdasarkan data dari Edvisor.id, hanya sedikit reksa dana saham yang memiliki rata-rata pertumbuhan (CAGR) di atas 5% dalam lima hingga 10 tahun. Apakah hal ini menandakan bahwa instrumen ini kurang menarik untuk dipilih karena nilainya hanya beda tipis dengan deposito?

"Dari data yang kami kumpulkan, menariknya rata-rata pertumbuhan tahunan dari reksa dana saham yang di atas 5% dalam lima tahun, tujuh tahun, atau bahkan 10 tahun terakhir, jumlahnya kurang dari 10% dari total populasi reksa dana," ujar CEO Edvisor.id, Praska Putrantyo dalam Investime (3/7).

Meski seringkali terlihat bahwa return periode setahun, tiga tahun atau lima tahun salah satu produk bisa mencapai puluhan atau ratusan persen, hal itu berbeda dengan imbal hasil rata-rata tahunan CAGR.

Nilai rata-rata imbal hasil tahunan sejatinya akan sangat berpengaruh ketika investor menerapkan strategi dollar cost averaging (DCA) atau investasi berkala untuk pembelian reksa dana.

Selain penting bagi investor untuk mengetahui nilai rata-rata CAGR reksa dana saham, Praska juga mengingatkan bahwa ada beberapa hal lain yang patut dilakukan bagi investor reksa dana saham. Berikut ulasannya.

Ukur reksa dana saham dengan indeks acuan

Benchmarking adalah hal yang bisa dilakukan untuk menilai kinerja reksa dana saham dalam jangka panjang.

"Kalau lebih banyak unggulnya maka performanya bagus dan layak beli," ucap Praska.

Menurut Praska, cara mudah melakukan benchmarking adalah dengan membandingkan kinerja reksa dana saham ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Jika kita tidak mengetahui (indeks mana yang bisa jadi pembanding), pakai saja IHSG atau ada juga indeks reksa dana saham, ketika lebih unggul maka dia lebih baik dari peers," imbuhnya.

Switching reksa dana

Untuk memaksimalkan imbal hasil investasi reksa dana Anda, melakukan diversifikasi produk reksa dana tentu adalah kuncinya. Namun satu hal yang tak boleh Anda lupakan adalah melakukan switching dengan memastikan kondisi pasar.

"Di sini mungkin yang bisa jadi masukan buat investor ada baiknya pertimbangkan juga untuk melakukan timing (pembelian), ketika market lagi bearish bisa dilakukan switching dengan mengurangi porsi di reksa dana saham dan beli di fixed income (reksa dana pendapatan tetap) di Manajer Investasi yang sama," imbuhnya.


(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sepanjang 2023, Reksa Dana Saham Boncos!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular