
Yang Punya Berlian Jual Sekarang! Harga Bakal Ambrol

Jakarta, CNBC Indonesia - "Diamonds are forever...," ini adalah kalimat yang menjadi judul sekaligus soundtrack salah satu film James Bond tahun 1970an. Berlian memang seringkali menjadi sahabat perempuan, namun sayangnya berlian bukan aset yang disukai investor.
Berdasarkan informasi dari Paul Zimnisky Diamond Analytics, harga berlian yang tercermin di Indeks Harga Berlian Kasar Global turun 18% dari Februari 2022 di mana pada saat itu harganya telah menyentuh all time high. Sementara jika dilihat secara year to date (YTD), harga berlian sudah turun 6,5%.
"Harga berlian alami satu karat dengan kualitas yang sedikit di atas rata-rata adalah US$ 6.700 (Rp 100 jutaan) di tahun lalu, tapi saat ini harga belian yang sama (seperti itu) adalah US$ 5.300 (Rp 79 jutaan)," ujar Paul Zimminsky kepada CNBC International (21/6).
Harga berlian memang sempat naik signifikan berkat pandemi Covid-19. Laporan dari Bain & Company yang berjudul The Global Diamond Industry 2021-22 menyebutkan bahwa di awal masa-masa pandemi, banyak orang yang cukup diuntungkan karena stimulus ekonomi, dan itulah yang menyebabkan mereka tidak ragu untuk membeli barang mewah sebagai hadiah bagi orang-orang yang mereka cintai.
"Ketika orang-orang tidak bisa bepergian, tabungan mereka akhirnya digunakan untuk membeli barang mewah dan perhiasan," ucap CEO Angara Jewelry, Ankur Daga, pada CNBC International.
Daga menambahkan, lockdown berakhir, harga berlian justru turun dan akhirnya jatuh hingga memasuki fase downtrend. Para pakar mengatakan bahwa, adanya kompetisi terhadap produksi, pertumbuhan ekonomi China yang melambat, serta kondisi ekonomi makro yang dipenuhi ketidakpastian ternyata berkontribusi terhadap harga berlian global.
Berlian laboratorium mulai diminati
Berdasarkan asal muasalnya, berlian dibedakan menjadi dua jenis yaitu berlian alami dan lab grown diamond atau yang diproduksi di laboratorium berfasilitas khusus. Berlian yang satu ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang ingin membeli berlian hasil tambang.
Secara fisik dan estetika, berlian ini identik dengan berlian hasil tambang karena memang dibuat dari biji berlian alami. Hanya saja, berlian ini diproduksi di laboratorium dengan fasilitas khusus dengan prosedur yang cukup rumit.
CEO dari Edahn Golan Diamond Research & Data, Edahn Golan, mengatakan bahwa jumlah pelanggan yang menyukai berlian asal laboratorium kini meningkat. Di tahun 2020, total penjualan berlian laboratorium hanya 2,4% dari total penjualan berlian alami, namun di tahun 2023, jumlah itu sudah meningkat hingga 9,4%.
Tidak dipungkiri, karena proses pembuatannya yang dilakukan di laboratorium alias bukan melalui kegiatan pertambangan di alam, harga berlian laboratorium juga lebih murah. Ankur Daga juga mengatakan bahwa, berlian asal laboratorium ini bisa menjadi pengganti terhadap berlian alami.
CNBC International juga mewawancarai seorang warga Singapura yang pada tahun lalu membeli berlian laboratorium 0,76 karat untuk cincin tunangannya. Dia mengatakan bahwa berlian ini sama sekali tidak berbeda dengan berlian alami.
Meski mulai diminati, harga berlian laboratorium ini juga terjun bebas. Edahn Golan mengatakan bahwa penurunan harga berlian jenis ini di pasaran mencapai 59% dalam tiga tahun terakhir.
Konon kabarnya, efisiensi dalam produksi berlian ini menjadi faktor di mana harga pasarannya juga ikut turun.
Harga berlian alami bakal terjun 25%
Para pengamat perdagangan berlian menyebutkan bahwa, harga berlian alami akan mengalami penurunan 20 hingga 25% dari harga pasaran saat ini dalam 12 bulan ke depan. Penurunan itu juga diprediksi masih bakal terjadi karena adanya faktor marjin penjualan berlian laboratorium di gerai-gerai ritel, dan biaya produksi.
Di samping itu, sanksi yang dijatuhkan Rusia terkait perdagangan berlian juga tidak akan berpengaruh besar pada ketersediaan berlian di pasar global.
Seperti diketahui, Negeri Beruang Merah adalah produsen berlian terbesar di dunia, diikuti oleh Botswana, dan Kongo.
Menurut Edahn, sanksi perdagangan yang dijatuhkan ke Rusia tidak akan berdampak apapun, lantaran India, Uni Emirat Arab, dan Uni Eropa sendiri tidak memberlakukan sanksi atas impor berlian Rusia.
Sejauh ini, Negeri Bollywood menjadi negara importir terbesar dari berlian asal Rusia, diikuti oleh Amerika Serikat, Hongkong, Belgia, dan Uni Emirat Arab.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]