3 Tahun Cuan 59%, Reksa Dana Ini Berprinsip "No Pain No Gain"
Artikel ini ditinjau oleh:
Jakarta, CNBC Indonesia - Reksa Dana Sucorinvest Sharia Equity Fund (SSEF) menjadi reksa dana dengan dana kelolaan besar yang memiliki kinerja historis jangka menengah terbaik.
Berdasarkan fund fact sheet per April 2023, kinerja historis tiga tahun reksa dana ini berhasil meraup return sebesar 56,3%. Raihan tersebut terbesar di kelasnya, sementara jika dilihat dari data Edvisor.id, kinerja tiga tahun reksa dana ini mencapai 59,2% selama tiga tahun.
Dalam menyusun portofolio, reksa dana dengan dana kelolaan Rp 560 miliar menaruh dana investasinya sebesar 99,08% di efek ekuitas syariah. Sisanya 0,92% di SBSN dan atau sukuk korporasi dan atau instrumen pasar uang syariah dalam negeri dan atau deposito syariah.
Efek ekuitas syariah adalah saham-saham yang dalam bisnisnya sesuai dengan prisnis syariah.
Bisa dikatakan strategi RD SSEF ini sangat agresif karena hampir seluruh dana investasi ditempatkan di ekuitas syariah. Meskipun dalam kebijakan investasi diperkenankan melakukan diversifikasi sebesar 20% di SBSN dan atau sukuk korporasi dan atau instrumen pasar uang syariah dalam negeri dan atau deposito syariah.
Dalam keterangan di ringkasan kinerjanya, disebutkan bahwa RD SSEF fokus berinvestasi pada saham-saham berkapitalisasi kecil menengah yang terdaftar pada ISSI dan dikategorikan berisiko tinggi.
Dalam daftar 10 efek terbesar terdapat tiga emiten yang memiliki nilai kapitalisasi pasar di atas Rp25 triliun. Sementara sisanya berkapitalisasi kecil hingga menengah, paling besar Rp11 triliun.
Sayangnya, RD SSEF terjebak dalam saham yang dihentikan perdagangannya oleh Bursa efek Indonesia (BEI) atau disuspend.
PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) resmi dihentikan perdagangannya di seluruh pasar terhitung sejak Sesi I Perdagangan Efek tanggal 21 Maret 2023, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut Penyebabnya adalah adanya ketidakpastian atas kelangsungan usaha Perseroan.
Ini adalah salah satu risiko dari reksa dana saham di mana ada risiko volatilitas yang dapat membuat saham tersebut dipantau, diperingati, hingga dihentikan perdagangannya oleh regulator pasar modal yakni BEI.
Sehingga bagi investor yang ingin membeli sebuah reksa dana saham harus juga melihat faktor risiko yang dikandung selain melihat rekam jejak return sebagai dasar pertimbangan.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan dari Financial Expert CNBC Indonesia. Tim Financial Expert tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk reksa dana terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(aak/aak)