Belum Pernah Investasi Mau Coba Beli Saham? Baca Ini Dulu!

Olivia Louise, CNBC Indonesia
Kamis, 08/06/2023 15:20 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sitthiphong

Jakarta, CNBC Indonesia - Anda pasti sering mendengar saran mengenai investasi jangka panjang yaitu saham dan reksa dana saham. Meski kedua instrument ini punya resiko yang tinggi dalam jangka pendek tetapi tingkat returnnya dalam jangka Panjang relative tinggi sehinga nilai investasi kita bisa optimal nantinya.

Memang betul Saham bisa memberikan return yang baik dalam jangka Panjang, contohnya saja investor saham yang menjadi panutan banyak orang di Dunia yaitu Warren Buffet ketika pertama kali berinvestasi, kekayaan bersihnya hanya $20.000 namun pada 2023, kekayaan Warren Buffet menyentuh $116,5 miliar.

Faktanya, sebagian kekayaan Buffet ternyata didapat saat dirinya berusia kepala lima.


Namun Anda harus tahu bahwa, risk appetite atau tingkat resiko yang bisa diterima tiap orang saat berinvestasi, tentu berbeda-beda untuk masing-masing investor. Ketika Anda adalah seorang investor dengan risk appetite yang rendah, Anda mungkin akan kesulitan dalam menghadapi kerugian bersifat floating loss atau penurunan nilai portfolio.

Imbal hasil saham dan reksa dana saham tak bisa dijamin

Ketika bicara tentang investasi saham atau reksa dana saham yang imbal hasilnya tidak bisa dijamin, selalu akan ada risiko berupa capital loss atau penurunan nilai investasi. Jika Anda mengambil keputusan berdasarkan emosi, Anda justru berpotensi mengalami kerugian.

Bila Anda adalah investor dengan risk appetite rendah, dan Anda sedang mencari instrumen investasi jangka panjang, Surat Berharga Negara (SBN) mungkin menjadi jawabannya. Meski tingkat returnnya mungkin tidak tinggi tapi portfolio terlindungi dari resiko penurunan nilai asset.

Apa tak ada jalan bagi mereka dengan risk appetite rendah untuk investasi saham?

Siapa bilang tidak bisa, semuanya bisa dilakukan. Langkah awal yang Anda lakukan adalah berinvestasi ilmu terlebih dulu dan menambah pemahaman Anda tentang saham serta analisis-analisisnya.

Setelah Anda siap, Anda bisa mengalokasikan modal dari tabungan yang Anda miliki. Mulailah dengan modal yang kecil terlebih dulu, agar ketika terjadi penurunan nila di Saham atau RD saham, Anda masih bisa tenang.

Anda bisa saja melakukan alokasi aset investasi dengan menempatkan modal Anda di 90% SBN dan 10% di saham atau reksa dana saham untuk pertama kali.

 


(aak/aak)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BPJamsostek Mau Investasi di Luar Negeri, Yakin Aman & Cuan?