Makin Cepat Mulai Investasi Bikin Cepat Kaya

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Jumat, 02/06/2023 17:52 WIB
Foto: Getty Images/Ralph Orlowski

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak sedikit generasi Z maupun milenial yang sudah sadar betapa pentingnya berinvestasi. Lantaran investasi sedini akan membuat seseorang siap dan matang untuk merencanakan masa depan.

Saat ini, sudah banyak pilihan investasi yang mudah diperjual belikan lantaran berkembangnya teknologi. Salah satunya investasi saham dan reksadana, kini sudah banyak pula aplikasi saham yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diakses dengan mudah.

Kini kalangan mahasiswa dan mahasiswi pun sudah mulai menyadari pentingnya investasi. Bukan hanya itu, pentingnya mempelajari cara berinvestasi yang baik juga dapat menjadi bekal kelak mereka ketika di dunia kerja. Karena dalam memahami cara berinvestasi yang baik, para calon investor juga harus memahami dunia bisnis.


Ada 700 lebih perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia, yang kinerjanya diawasi oleh OJK. Contohnya seperti GGRM, ANTM, ACES, INDY, ICBP, MNCN, UNVR, BBCA, MAPI, TLKM dan lain sebagainya.

Ada pula 10 orang terkaya di dunia yang salah satu penunjang kekayaannya adalah berasal dari kenaikan harga saham.


Di Indonesia terdapat pula 10 orang terkaya dari bisnis yang dimiliki dan perusahaannya telah listing di Bursa Efek Indonesia.

Diketahui Low Tuck Kwong adalah pendiri dari Bayan Resources, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara.

Kekayaan keluarga Hartono diraup melalui PT Dwimuria Investama Andalan. Perusahaan ini adalah holding investasi di mana salah satu investasi utamanya adalah kepemilikan di BBCA.

Chairul Tanjung merupakan pemegang saham utama perusahaan media CT Corp. Perusahaan ini menaungi beberapa media di Indonesia baik saluran televisi maupun media-media online ternama.

Banyak investor yang berpikir bahwa terjun di saham untuk cepat kaya. Mindset tersebutlah yang juga membuat banyak investor berguguran ketika mengalami kerugian atau floating loss. Rasa takut ini yang membuat banyak investor memutuskan hengkang dari Bursa Saham Indonesia.

Investasi tidak hanya di saham, banyak instrumen investasi lainnya seperti deposito, emas, properti, reksadana hingga peer to peer lending.

Menurut Robert jika ingin investasi di saham harus mempunyai pengetahuan dan mau belajar. Bahkan menurutnya tidak semua orang cocok di saham, harus memiliki passion untuk terjun di Bursa Saham.

"Jangan pernah investasi di saham jika ingin cepat kaya, karena akan cepat gugur jika stress," ujar Robert Widjaja, salah satu investor saham yang menjadi pembicara dalam seminar President University, beberapa hari yang lalu. 

Bahkan untuk terjun di saham tidak harus berlatar belakang bidang keuangan, diluar bidang keuangan pun bisa. Jika memiliki passion tentu akan belajar cara memahami laporan keuangan mulai dari laba rugi hingga neraca. Namun bukan hanya sekedar membaca laporan keuangan. Memahami sebuah bisnis dari suatu emiten adalah hal utama.

Menurut Robert membeli suatu saham bukan hanya membaca laporan keuangan, namun harus memahami bisnisnya terlebih dahulu, baru menganalisa laporan keuangannya dan menilai valuasi yang ada. Aliran dividen dalam suatu laporan juga amat penting, menurutnya.

Banyak investor yang menilai valuasi murah hanya dari PER PBV saja, namun tidak semua saham dinilai dari rasio tersebut saja.

Robert juga mengatakan bahwa membeli saham harus penuh keyakinan agar bisa tidak membeli dengan dana yang kecil atau selot saja. Butuh keyakinan untuk all in atau selon agar dapat menunjukan hasil keseriusan dalam berinvestasi.

Selon investing adalah business investing

Mentor yang dikenal dengan identitas Thowilz atau Thomas William Simardjo mengatakan pentingnya dalam mengatur money management. Dan menurutnya saham berbeda dengan judi, dalam investasi atau trading saham anda bisa mengendalikan nasib anda sendiri. Investasi bisa memlilih peluang untuk menang, sedangkan di casino tidak.

Thomas juga menjelaskan saham dari valuasi aset play. Menurutnya saham aset play adalah sulit. Perusahaan bisa menjadi bermasalah dan harga sahamnya tidak akan kemana-mana jika tidak ada aksi korporasi. Sehingga harus ada sentimen hingga aksi korporasi pada saham aset play untuk menggerakkan harga saham tersebut.

Berdasarkan data dari KSEI sampai dengan akhir April 2023, jumlah investor di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan mencapai 10,8 juta investor, tumbuh 5.54% year-to-date (YTD).

Meningkatnya investor pasar modal tersebut tentu tidak hanya diakselerasi oleh kegiatan sosialisasi dan edukasi pasar modal yang dilakukan secara masif, tapi juga adanya kemudahan dalam membuka rekening efek yang saat ini dapat dilakukan secara daring.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Investasi Saham BPJamsostek Saat Trump Picu Gejolak Pasar