
Bosen Berguru ke Warren Buffett? Kenalan Sama Cathie Wood

Jakarta, CNBC Indonesia - Catherine Duddy Wood atau yang sering disapa Cathie Wood merupakan investor yang banyak digandrungi berkat imbal hasil tinggi Exchange Traded Fund (ETF) kelolaannya pada 2020-2021 silam. Namun, setelah mencapai titik tertingginya, dana kelolaannya anjlok hingga saat ini.
Investasi wanita kelahiran Los Angeles ini mampu memberikan keuntungan berlipat bahkan hingga di atas 300%, di masa pandemi hingga puncaknya pada awal 2021. Sayangnya, keuntungan dari ETF yang dikelolanya tak mampu bertahan lama dan berbalik arah menurun >70% hingga saat ini.
Cathie Wood sebagai CEO dan CIO dari ARK Innovation ETF (ARKK), memiliki strategi yang yang cukup unik. Wood berfokus pada aset yang mampu mendisrupsi melalui inovasi teknologi, sehingga memberikan pertumbuhan tinggi.
Perusahaan yang disruptif dan inovatif biasanya ada pada saham-saham bervaluasi yang tinggi. Sering kali, investasi model ini menggunakan metrik lain untuk mengukur seperti pertumbuhan salah satunya dengan menggunakan valuasi Enterprise Value atau nilai perusahaan berbanding penjualan (EV to sales).
Gaya investasi Wood berbeda 180 derajat dengan pandangan Warren Buffet yang berinvestasi pada perusahaan yang sedang terdiskon dan valuasi murah serta telah memiliki fundamental bisnis kuat dan mampu melipatgandakan labanya.
Melansir ARKFunds, top five holdings kelolaan ARK diantaranya Tesla, Roku, Zoom, Coinbase, dan Block Inc (SQ). Kesuksesan ARK dikontribusikan oleh aset kelolaannya terbesar yaitu Tesla yang sempat memberikan imbal hasil 900%.
Kesuksesan Cathie Wood disebut-sebut beriringan dengan keputusan suku bunga Bank Sentral AS, The Fed. Kebijakan Quantitative Easing (QE), dikala pandemi, membuat likuiditas tinggi, sehingga mendapat istilah cheap money.
Printing money yang tinggi disertai suku bunga acuan yang rendah membuat investor berani bertaruh di aset berisiko. Tidak heran, perusahaan teknologi, mata uang kripto, dan sebagainya mengalami fase bullish.
Hal ini juga ditandai dengan banyaknya investor baru yang tertarik melihat return luar biasa dari pasar keuangan. Hal ini juga terjadi di Indonesia yang digemparkan dengan bullish-nya bank digital.
Pasar beramai-ramai berinvestasi di aset berisiko yang terlihat memiliki prospek di masa depan, meski belum menunjukkan laba. Hype dari era tersebut sampai mendapatkan istilah new economy.
Kini, pasca The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan, likuiditas uang kembali tersedot ke bank sentral. Kebijakan quantitative tightening (QT) ditandai dengan The Fed yang hawkish atau agresif menaikkan suku bunganya.
Per hari ini (25/5/2023), suku bunga The Fed (Fed Funds Rate/FFR) berada di 5,75%. Tingginya suku bunga disebabkan QE yang masif sebagai pertolongan saat pandemi yang menyebabkan inflasi tinggi.
Dana yang tidak lagi murah menyebabkan pelaku pasar menarik dananya dari aset berisiko. Aset berisiko ala Cathie Wood berguguran.
Tepatkah meniru strategi Cathie Wood saat ini?
Gaya investasi setiap individu beragam, sesuai dengan pengalaman, pengetahuan, dan lingkup penguasaan. Berinvestasi gaya Cathie Wood bisa memberikan keuntungan yang cepat diiringi juga dengan penurunan yang cepat.
Hal yang dapat dipelajari dari gaya investasi Cathie Wood dalam periode 2020-2023 ini terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja ETF-nya, yang erat dengan aset berisiko, yaitu kebijakan QE dan QT The Fed.
Investor berpotensi memperoleh keuntungan dengan riding the wave aset berisiko dikala era cheap money. Selain itu, investasi Cathie Wood yang berfokus pada perusahaan yang melakukan disrupsi inovasi memerlukan waktu panjang untuk memberikan imbal hasil sepenuhnya.
Hal serupa telah terjadi pada Microsoft, Amazon, dan Google yang memerlukan beberapa tahun, bahkan dekade untuk mendisrupsi dan berhasil menguasai pasar. Mari kita nantikan beberapa dekade mendatang, apakah gaya investasi Cathie Wood pada perusahaan yang mendisrupsi melalui inovasi mampu menjadi pemenang?
(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisa Yuk, Lindungi Aset Investasi & Hindari Saham Gorengan!