Ini 4 Perbedaan Investasi & Trading Saham

Aulia Akbar, CNBC Indonesia
Kamis, 25/05/2023 16:50 WIB
Foto: Shutterstock

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada dua cara yang yang bisa dilakukan untuk mencari keuntungan lewat saham, pertama adalah dengan cara trading dan yang kedua adalah investasi. Apakah Anda sudah memahami perbedaan dari kedua hal ini?

Satu analogi yang bisa digunakan untuk membedakan trading dan investasi adalah lari marathon dan sprint. Pelari marathon harus menempuh jarak panjang kurang lebih 30 kilometer, sementara pelari sprint hanya perlu menempuh jarak 100 meter saja.

Sekilas, dua olahraga ini adalah sama, sama-sama berlari dan sama-sama menuju garis finish. Namun ada perbedaan yang harus Anda ketahui selain jaraknya.


Pelari marathon dituntut memiliki kestabilan dalam kecepatan agar staminanya terjaga hingga garis finish, sementara para pelari sprint harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk bisa berlari secepat mungkin dalam jarak pendek.

Investasi dan trading sejatinya mirip dengan lari marathon dan sprint. Walaupun sama-sama mengandalkan saham, dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, baik investasi dan trading adalah dua hal yang berbeda.

Berikut adalah empat perbedaan investasi dan trading saham yang harus Anda ketahui.

Waktu

Jika didefinisikan investasi adalah kegiatan membeli aset dengan harapan mendapatkan keuntungan berupa kenaikan harga aset atau pendapatan tetap di masa yang akan datang. Sementara itu trading adalah jual-beli.

Jelas sekali bahwa para pelaku investasi atau investor akan membeli saham dengan kinerja yang bagus dan menyimpannya untuk jangka waktu yang lama bahkan bisa di atas lima tahun. Sementara pelaku trading atau trader akan memperlakukan saham layaknya komoditas di pasar dengan membeli di harga rendah dan menjualnya di saat harga naik, dalam jangka waktu bulanan, harian, atau dalam hitungan jam sekalipun.

Dalam investasi saham, fluktuasi pasar jangka pendek tidak akan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan. Investor bahkan cenderung senang ketika harga saham yang dimilikinya turun lantaran hal itu bisa menjadi kesempatan besar untuk membeli di harga murah.

Sementara itu trader justru menjadikan fluktuasi pasar akan sangat menentukan berapa keuntungan yang bakal didapat nantinya.

Risiko

Baik investasi dan trading saham tentunya mengandung risiko yang berbeda. Risiko investasi seringkali disebut lebih kecil karena memiliki potensi return yang rendah dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang, potensi keuntungan yang didapat bisa sangat besar.

Sementara itu trading memiliki risiko yang terbilang cukup tinggi dalam jangka pendek lantaran fluktuasi pasar dipengaruhi oleh banyak hal, seperti transaksi di pasar modal, harga komoditas, dan lain sebagainya.

Akan tetapi potensi keuntungan yang bisa didapat lewat trading tentu lebih besar daripada investasi dalam jangka pendek.

Ada pendapatan pasif yang bisa didapat lewat investasi

Ketika seseorang memutuskan untuk memegang saham dalam jangka waktu yang panjang, maka tak hanya capital gain (kenaikan harga saham) saja yang bisa didapat. Masih ada beberapa keuntungan lain yang bisa dinikmati, sebut saja seperti dividen.

Ketika sebuah emiten mencatatkan laba, maka besar kemungkinan mereka juga akan membagikan dividen ke para pemegang sahamnya, termasuk Anda yang memiliki saham ini.

Selain dividen, investor juga bisa mendapat manfaat lain ketika adanya aksi korporasi emiten yang bersangkutan. Manfaat yang satu ini, tentu tidak akan bisa didapat oleh para trader yang melakukan jual-beli dalam jangka pendek.

Tujuan membeli saham

Ketika seseorang menginginkan pendapatan tambahan penghasilan dalam jangka pendek, dan memiliki uang dingin berjumlah besar, maka trading tentu bisa menjadi pilihan yang bisa dipertimbangkan.

Akan tetapi, seorang trader dituntut untuk jeli dalam mengamati pergerakan harga saham di pasar dan menguasai analisis teknikal. Ketika terjadi kerugian, maka mitigasi risiko yang dilakukan adalah stop loss dengan perhitungan yang sudah ditentukan guna menyelamatkan modal.

Namun jika orang yang bersangkutan tidak memiliki uang dingin berjumlah besar, menginginkan pertumbuhan aset di masa depan, dan memiliki profil risiko investasi yang lebih konservatif, maka sangat disarankan bagi mereka untuk berinvestasi saja.

Adapun mitigasi risiko yang bisa dilakukan para investor adalah dengan melakukan diversifikasi saham berdasarkan industrinya. Stop loss juga merupakan hal yang bisa dipertimbangkan, hanya saja dalam pengaplikasiannya, investor akan melakukan stop loss jika saham yang dimiliki sudah tidak lagi berprospek cerah di masa depan.


(aak/aak)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BPRS Bongkar Sebab Kredit UMKM Anjlok - Berebut Dana Murah