
Investasi Gampang itu Sukuk & Emas, Lebih Cuan Mana ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mencari investasi yang mudah dengan imbal hasil di atas deposito? Tenang saja, ada emas dan juga sukuk yang merupakan Surat Berharga Negara Syariah (SBSN).
Pemerintah Indonesia bakal menerbitkan Sukuk Tabungan Seri ST010T2 dan Green Sukuk Ritel - Sukuk Tabungan Seri ST010T4. Kedua sukuk tersebut hadi dengan imbal hasil di atas 6% per tahun dan tenor yang berbeda.
Sebagai salah satu instrumen investasi yang bisa dibeli masyarakat umum, SBSN adalah instrumen rendah risiko dan mudah dimengerti.
Lantas apa kabarnya jika instrumen ini dibandingkan dengan emas yang juga merupakan instrumen investasi yang sederhana dan mudah? Mana yang lebih menguntungkan dan pas buat Anda? Berikut penjelasannya.
Emas & SBSN berasal dari jenis aset yang berbeda
Emas adalah aset riil yang artinya nyata, berbentuk, dan bisa dipegang sementara itu SBSN adalah aset keuangan (paper asset). Meski dahulu surat utang diterbitkan dalam bentuk warkat, namun saat ini SBSN berbentuk scripless.
Sejatinya, emas juga hadir dalam bentuk digital, namun mengingat asal muasal logam mulia ini adalah aset riil, maka investor emas digital bisa melakukan cetak emas dari digital ke bentuk fisik.
Mengingat jenisnya yang berbeda, tingkat risikonya pun juga berbeda. Emas fisik memiliki risiko hilang karena pencurian dan lain sebagainya, sementara itu SBSN yang bersifat scripless akan jauh lebih aman.
Bentuk keuntungan emas & SBSN juga berbeda
Logam mulia bukanlah instrumen pendapatan tetap yang bisa menghasilkan penghasilan pasif bagi pemiliknya. Pemilik logam mulia berharap keuntungan berupa capital gain atau kenaikan harga emas di masa yang akan datang, keuntungan itu didapat setelah mereka menjual emasnya.
Sementara itu, pemilik SBSN akan menerima imbal hasil berupa pendapatan pasif yang dibayar oleh penerbit (dalam hal ini negara), dalam periode yang sudah ditentukan. Meski Sukuk Tabungan adalah SBSN yang tidak bisa dijual di pasar sekunder, namun pemegang Sukuk Tabungan bisa melakukan early redemption sesuai dengan ketentuan yang ada.
Cara investasinya beda
Investasi emas bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu lumpsum atau sekali bayar maupun berkala tau dollar cost averaging (DCA).
Namun SBSN hanya bisa dibeli dengan cara lumpsum. Semakin besar dana yang ditaruh di SBSN maka semakin besar pula imbal hasil yang rutin diterima investor setiap periode.
Emas hanya cocok untuk jangka panjang
Tenor dari SBSN cukup beragam, sebut saja Seri ST010T2 memiliki tenor 2 tahun dengan imbal hasil 6,25% sementara seri ST010T4 memiliki tenor empat tahun dengan imbalan 6,40% dengan tenor empat tahun.
Bisa dikatakan, ST010T2 adalah untuk jangka pendek dan ST010T4 adalah untuk jangka menengah.
Sementara itu, emas walau bisa direalisasikan dengan jangka pendek maupun menengah, lebih cocok digunakan untuk instrumen investasi jangka panjang, sebut saja untuk periode investasi lima tahun, 10 tahun, atau di atas itu.
Alasan emas lebih cocok digunakan untuk jangka panjang adalah karena selisih harga beli serta buyback yang cukup jauh.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecah Rekor! Harga Emas Mencapai Tertinggi Sepanjang Masa