Pelajaran Hidup dari Mat Solar
Pelajaran! Tak Berdaya Karena Stroke, Tapi Duit Tetap Masuk

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti diberitakan Detik (8/3), putra komedian senior Mat Solar, Haidar atau Popon, setelah terserang stroke tiga kali dan tidak lagi bisa beraktivitas, Mat Solar masih bisa menghasilkan uang dari aset yang dimilikinya, yaitu rumah kontrakan.
Keputusan Mat Solar yang berhenti total dari dunia hiburan pada 2013 diakui memiliki dampak yang cukup serius terhadap keluarganya. Pasca penayangan film Tukang Bubur Naik Haji, Mat Solar mengatakan pada keluarga bahwa dirinya sudah lelah untuk main sinetron, dan ingin berbisnis.
Saat itu, Mat Solar menjalankan usaha yang berkaitan dengan hobinya yaitu mendirikan tempat pemancingan ikan. Namun sayangnya, tempat pemancingan itu terkena gusur karena proyek jalan tol.
Akan tetapi, pemancingan bukan satu-satunya usaha yang dimiliki Mat Solar. Masih ada usaha lain yaitu kontrakan yang ternyata masih menghasilkan uang untuk keluarganya.
Bisa dikatakan bahwa, keputusan Mat Solar membangun kontrakan di masa produktifnya adalah keputusan yang cerdas. Karena dirinya sangat memahami bahwa popularitas seorang seniman bisa saja padam di masa yang tak diprediksi, oleh karena itu penting sekali bagi semua orang untuk memiliki aset yang bisa menghasilkan pendapatan di masa tua nanti.
Lantas apakah kita semua wajib memiliki aset properti agar bisa tetap mendapatkan penghasilan seperti Mat Solar? Tentu saja, tidak semua orang harus memilikinya.
Bisnis kontrakan adalah bisnis yang membutuhkan pengelolaan yang baik. Bila Anda memang tertarik memilikinya, Anda harus menyadari bahwa modal mendirikan kos-kosan tidaklah murah dan Anda harus terjun langsung untuk merintis usaha ini.
Namun jika Anda menginginkan alternatif lain selain properti, Anda bisa melakukan ini di masa muda.
Jangan main aman terus dalam investasi
Tidaklah salah untuk berinvestasi di instrumen yang memiliki risiko rendah untuk jangka panjang. Tapi sadarilah bahwa aset-aset rendah risiko tidak bisa memberikan imbal hasil yang signifikan dalam jangka panjang.
Bayangkan saja, apa yang terjadi jika seluruh aset investasi yang Anda miliki adalah deposito? Setiap tahunnya, pertumbuhan aset Anda tentunya tidak akan bisa mengalahkan pertumbuhan inflasi di Indonesia.
Lakukanlah diversifikasi aset investasi Anda agar kedepannya, Anda bisa mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Anda menempatkan dana Anda ke lebih dari satu instrumen dengan tingkat risiko yang berbeda. Sebut saja ada saham atau reksa dana saham, surat berharga negara, dan emas.
Investasi saham perusahaan yang bagus sejak muda
Dengan membeli saham, maka kita akan berinvestasi di bisnis yang nantinya akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu mengikuti perkembangan ekonomi negara.
Selain keuntungan berupa capital gain (kenaikan harga saham), Anda pun bisa mendapatkan keuntungan lain berupa dividen atau laba yang diberikan ke pemegang saham saat perusahaan mencetak laba.
Sebuah perusahaan yang memiliki prospek bisnis baik tentu akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Modal investasi Anda di perusahaan itu bisa tumbuh berkali-kali lipat mengikut perkembangan perusahaan, belum lagi Anda bisa mendapatkan penghasilan pasif di masa tua dari dividen.
Namun ketahuilah bahwa untuk bisa berinvestasi saham, seseorang tentu harus memiliki kemampuan untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan maupun prospek bisnis perusahaan yang Anda beli.
Saham juga tergolong sebagai instrumen keuangan yang memiliki risiko cukup tinggi. Oleh karena itu, pelajarilah instrumen ini dengan baik dan pahamilah cara analisis dengan cermat.
Investasi reksa dana indeks atau saham untuk jangka panjang
Anda mungkin tertarik untuk berinvestasi saham karena keuntungan yang fantastis dalam jangka panjang. Tapi ketahuilah bahwa semua orang memiliki waktu dan kemampuan yang mumpuni untuk melakukan analisis terhadap saham-saham perusahaan yang bisa dibeli di bursa.
Adapun solusi bagi mereka yang mengalami hal ini adalah dengan berinvestasi di reksa dana indeks saham, maupun reksa dana saham.
Reksa dana adalah sebuah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Baik reksa dana saham maupun indeks saham, memiliki portofolio dengan komposisi aset terbesar berupa saham. Namun strategi investasi kedua reksa dana ini jelas berbeda.
Reksa dana indeks saham dibentuk untuk memberikan imbal hasil investasi yang mirip dengan indeks acuan saham yang ada, sebut saja seperti Indeks LQ45, IDX30, dan lain sebagainya.
Sementara itu, reksa dana saham dibentuk untuk mengungguli kinerja indeks saham. Harapannya, reksa dana ini bisa memberikan imbal hasil yang jauh lebih besar ketimbang indeks.
Namun seperti yang dijelaskan di atas, investasi reksa dana juga ada risikonya.
Jika mau terima pendapatan pasif yang aman di masa tua lakukan ini
Jual semua atau sebagian besar saham atau reksa dana indeks, saham, atau aset-aset investasi lain yang Anda miliki di masa tua. Tentunya Anda sudah mendapatkan keuntungan fantastis dari investasi tersebut.
Setelah Anda menjualnya, segera masukkan dana hasil penjualan aset itu ke instrumen surat berharga negara (SBN). Anda pun akan mendapatkan penghasilan pasif setiap tahunnya dari aset tersebut.
SBN adalah investasi yang paling aman dari risiko gagal bayar, lantaran imbal hasil dari SBN dijamin oleh undang-undang yang berlaku.
Membeli SBN tentu bisa menjadi alternatif bagi Anda yang tidak tertarik investasi properti seperti kos-kosan, sewa rumah, apartemen, dan lainnya.
[Gambas:Video CNBC]
(aak/aak)