Tanggung Hidup 50 Orang, Nunung Srimulat Generasi Geprek?

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir-akhir ini muncul istilah baru dalam kondisi keuangan seseorang yang bekerja untuk menghidupi lebih banyak orang lain, yang disebut sebagai generasi geprek. Sebelumnya, orang mengenal kondisi ini sebagai generasi sandwich, dimana kehidupannya seperti roti yang terjepit, yakni bekerja untuk merawat orang tuanya sekaligus membiayai anak mereka sendiri.

Namun, semenjak kisah pilu Nunung Srimulat viral akhir-akhir ini istilah generasi geprek muncul di media sosial. Seperti dikabarkan Nunung terserang kanker payudara, selama ini Nunung bekerja keras menanggung hidup puluhan anggota keluarganya. Dari kondisi inilah netizen menganggap ia lebih cocok disebut sebagai generasi geprek, kondisi ini lebih parah dari generasi sandwich.

Melansir Finansialku.com, mereka yang masuk dalam Generasi Geprek ibarat terjebak di lingkaran setan.

Baca: Tanggung Hidup 50 Orang, Nunung Srimulat Generasi Geprek?

Asal muasal kata geprek tentu dari makanan yaitu ayam geprek. Ayam yang digoreng dengan tepung digeprek sampai hancur dan dicampur sambal. Orang-orang yang masuk di kategori Generasi Geprek memiliki penghasilan yang tak sepadan dengan biaya hidupnya. Belum lagi, dia digeprek dari berbagai arah, hingga akhirnya keuangannya babak belur. Salah satu hal yang dialami oleh generasi geprek tentunya adalah kesulitan dalam mencapai kemerdekaan finansial. Jangankan menabung, untuk membiayai hidup saja sulit.

Apakah honor Nunung di dunia hiburan rendah sehingga disebut geprek?

Berbicara soal penghasilan, rendah atau tingginya penghasilan sangat bergantung pada pengeluaran personal seseorang. Karena, mungkin saja seseorang dengan penghasilan di bawah Rp 10 juta merasa cukup dengan hal itu karena sudah mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Namun, ada juga orang dengan penghasilan ratusan juta Rupiah per bulan tapi selalu merasa tidak cukup dan mengeluh tak bisa menabung karena penghasilannya kurang. Setelah ditelaah lebih lanjut, ternyata dia punya banyak tanggungan dan gaya hidup ultra mewah.

Berdasarkan perbincangan Nunung dan Ruben Onsu di video Youtube MOP Channel pekan lalu, Nunung blak-blakan mengatakan kalau tabungannya habis usai dirinya menjalani rehabilitasi di 2019. Dan setelah badai Covid-19 masuk ke Indonesia, keuangannya pun semakin morat-marit karena dirinya kehilangan peluang penghasilan.

Baca: Diidap Nunung Srimulat, Kanker Payudara Paling Banyak di RI

Di usianya yang sudah tak lagi muda, Nunung masih harus banting tulang mencari nafkah karena ada puluhan anggota keluarga yang dia hidupi. Meski pada akhirnya jumlah tanggungan Nunung berkurang jadi 20 karena beberapa anaknya sudah lulus dan diterima kerja, beban keuangan Nunung masih cukup berat. Keuangan Nunung menjadi semakin sekarat karena gempuran finansial dari berbagai sisi. Apalagi, belakangan ini potensi penghasilan Nunung hanya berasal dari undangan sebagai bintang tamu bisa dinilai kurang cukup untuk menanggung keluarganya.

Proteksi dan penghasilan tambahan, apakah cukup?

Asuransi kesehatan, jiwa dan penyakit kritis tentu menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah keuangan mereka yang masuk dalam kategori generasi geprek. Namun satu hal yang terpenting bagi mereka adalah mengedukasi anggota keluarga seputar keuangan.

Ketidakmandirian finansial bisa menyebabkan terciptanya generasi geprek selanjutnya di lingkaran keluarga besar.

Sayangnya, hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perencanaan keuangan adalah hal yang tidak pernah diajarkan di sekolah. Tanpa ada kesadaran untuk memahami, maka sangatlah sulit untuk menciptakan generasi mapan finansial ke depannya. Peran regulator, stakeholders, perencana keuangan independen atau tied tentu sangat penting untuk bisa meningkatkan literasi finansial di Indonesia.

(Anisa Sopiah/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cara Cerdas Atur Anggaran Keuangan Dengan Gaji UMR