
Harga Emas Gagal Nanjak Habis Imlek, Jual Tunggu Lebaran Aja?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh faktor musiman. Momentum Imlek gagal mendorong kencang harga emas dalam negeri yang cenderung hanya naik tipis. Sejatinya harga emas dalam negeri lebih berpeluang menanjak jelang lebaran.
Harga logam mulia Aneka Tambang atau yang lebih dikenal dengan emas Antam konsisten berada di atas Rp 1.000.000/gram sejak pekan kedua bulan Desember 2022.
Emas Antam dibanderol Rp 1.029.000/gram pada Minggu (29/1/2023) atau turun dari Rp 1.043.000/gram puncaknya di 15 Januari 2023.
Kenaikan tipis harga emas dalam negeri dipicu oleh beberapa faktor. Pertama tentu pergerakan harga emas dunia. Kedua adalah nilai tukar rupiah dan ketiga adalah faktor musiman Imlek.
Asal tahu saja, harga emas di 2021 juga menguat jelang Imlek. Tahun lalu Imlek jatuh pada akhir Januari 2022. Harga emas Antam sempat naik dari Rp 925.000/gram hingga Rp 950.000/gram.
Harga emas sempat lanjut menguat hingga tembus Rp 1.036.000/gram pada 9 Maret 2022. Namun setelah itu harga emas drop dan turun ke bawah Rp 1.000.000 lagi.
Kala itu momentumnya selain periode Imlek yang telah berakhir juga dibarengi dengan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh The Fed.
Meski harga emas dunia rontok, akan tetapi harga emas domestik tidak jatuh signifikan lantaran nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Tahun ini harga emas dunia digadang-gadang bisa tembus ke US$ 2.000/troy ons lagi karena ada peluang resesi dan bank sentral memilih untuk menghentikan kenaikan suku bunga acuan yang agresif.
Tren naik harga emas dunia juga berpeluang besar mendongkrak harga emas dalam negeri. Pelaku pasar sebenarnya dapat memanfaatkan potensi penurunan harga emas jangka pendek untuk melakukan pembelian.
Katalis positif emas setidaknya untuk 2-3 bulan ke depan masih ada dan datang dari dalam negeri yaitu momentum Hari Raya Idulfitri.
Asal tahu saja, untuk tahun ini lebaran diperkirakan jatuh pada 22-23 April 2023. Selain identik dengan fenomena kultural mudik, lebaran juga sangat erat kaitannya dengan Tunjangan Hari Raya (THR).
Pencairan THR membuat pendapatan masyarakat Indonesia setidaknya naik 2 kali dari bulan-bulan sebelumnya.
Dengan tambahan pendapatan dari THR tersebut, daya beli masyarakat terdongkrak dan terstimulasi belanja yang berpotensi mengerek naik inflasi.
Namun adanya ancaman global berupa resesi juga membuat banyak pihak mulai menabung emas untuk melakukan hedging. Alhasil permintaan terhadap emas pun terdongkrak sehingga harga bisa terkerek naik.
Momentum inilah yang dapat diantisipasi oleh para pemegang emas untuk meraup keuntungan alias cuan dalam jangka pendek.
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentimen Positif Bertaburan, Harga Emas Antam Nyaris Sejuta