Mari Merapat... Ini Bocoran Saham Cuan 2023 dari J.P.Morgan

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 30/12/2022 17:40 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia diperkirakan akan menghadapi resesi ekonomi pada 2023 dan dampaknya akan sampai pasar saham. Akan tetapi, ada jenis saham tertentu yang memiliki peluang bersinar di saat zaman gelap tahun depan.

J.P. Morgan melihat peluang value stock untuk bersinar pada 2023 dibandingkan growth stock. Alasannya adalah saham-saham yang tergolong growth stock valuasinya masih mahal ketimbang value stock yang dianggap mulai atraktif saat ini.

"Kami memiliki keyakinan yang lebih kuat bahwa value stock akan lebih tinggi pada akhir tahun 2023 daripada yang kami lakukan untuk growth stock yang masih terlihat mahal," tulis J.P.Morgan dalam risetnya.


Selain itu, saham dengan pembagian dividen yang rutin dapat menjadi pegangan investor menghadapi tahun bergejolak pada 2023.

Pembayaran dividen mampu mengkompensasi kerugian dari turunnya harga saham. Mungkin juga sebagai penambah kekayaan dari portfolio yang bertahan. Sehingga dividen menjadi safety net bagi investor ketika ekonomi dalam ketidakpastian. Saham dividen berpotensi memiliki performa yang baik pada 2023 karena menjadi pilihan investor.

Dana Moneter Dunia (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 sebesar 2,7%. Pencapaian ini turun dari 2022 sebesar 3,2% dan 2021 sebesar 6%.

Penurunan harga saham tampaknya mulai merefleksikan kondisi pendapatan perusahaan yang berpotensi turun ke depan.

"Ini mendukung pandangan kami bahwa pasar sudah mempertimbangkan berita yang lebih buruk daripada perkiraan perkiraan pendapatan konsensus," ujar J.P.Morgan.

Ada peluang penurunan harga saham akan lebih terbatas yakni saat perkiraan pendapatan yang turun sesuai dengan perkiraan.

Setelah penurunan harga saham mulai 'ngerem', titik balik akan segera tiba dan membuat J.P.Morgan yakin bahwa saham akan bullish tahun depan.

"Secara keseluruhan, meskipun kami tidak menyebutkan batas bawah untuk pasar saham, menurut kami risiko vs. imbalan untuk ekuitas pada tahun 2023 telah meningkat, mengingat penurunan pada tahun 2022. Dengan cukup banyak berita buruk yang telah diperhitungkan, menurut kami potensi penurunan lebih lanjut lebih terbatas dibandingkan pada awal tahun 2022," tulis J.P.Morgan.

"Yang penting, kemungkinan bahwa saham akan lebih tinggi pada akhir tahun depan telah cukup meningkat untuk menjadikannya kasus dasar kami," tambahnya.

"Kesimpulannya, meskipun kami berekspektasi lingkungan ekonomi makro yang menantang di tahun 2023 dan ke bawah revisi pendapatan perusahaan, kami pikir saham pendapatan bisa memiliki tahun yang baik dengan dividen terbukti lebih tangguh daripada pendapatan," kata J.P Morgan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Investasi Saham BPJamsostek Saat Trump Picu Gejolak Pasar