Pasti Happy! Antam Berani Beli Mahal Emas Punya Bunda

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 15/12/2022 11:24 WIB
Foto: Karyawan menunjukkan emas Antam di gerai Galeri 24 Pegadaian di Jakarta, Senin (5/12/2022). Harga emas batangan di PT Pegadaian bergerak stagnan pada perdagangan hari ini, Senin (5/12/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada Rabu (14/12/2022) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung tetap di Rp1.013.000 per gram. Sementara harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) juga tetap di Rp913.000 per gram. Harga emas Antam stagnan setelah pada perdagangan kemarin melonjak rp15.00 per gram.

"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.


Analis Heraeus Precious Metals, Tai Wong, mengatakan emas sempat melemah karena pernyataan hawkish The Fed. Namun, pelemahan emas tidak terlalu tajam karena pasar tetap berekspektasi The Fed akan melunak.

"Emas seperti menyindir sinyal hawkish The Fed setelah The Fed mengatakan tidak ada pemangkasan suku bunga pada 2023. Pelaku pasar menilai The Fed akan terancam begitu ancaman resesi menguat dan pengangguran meningkat," tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.

Seperti ekspektasi pasar, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,25-4,50% pada pertemuan yang berakhir pada Kamis pagi waktu Indonesia (15/12/2022).
Namun, pasar menyambut negatif sinyal keberlanjutan kebijakan agresif The Fed.

Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan penting untuk terus berjuang melawan inflasi agar ekspektasi harga yang lebih tinggi tidak mengakar.

Anggota The Fed memperkirakan kenaikan suku bunga hingga mencapai tingkat rata-rata 5,1% tahun depan, setara dengan kisaran target 5% - 5,25%.

"Data inflasi yang diterima sejauh ini di bulan Oktober dan November menunjukkan penurunan yang disambut baik dalam laju kenaikan harga bulanan. Tetapi, butuh lebih banyak bukti untuk memberikan keyakinan bahwa inflasi berada di jalur penurunan yang berkelanjutan," kata Powell.

Pejabat The Fed juga memperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga tahun depan, bukan menurunkan suku bunga hingga 2024.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)