Fakta Himpitan Ekonomi yang Bikin Hidup Makin Sulit di 2023

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
Selasa, 22/11/2022 07:50 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja. Inflasi tinggi, suku bunga ketat, perang, fragmentasi hingga resesi, menjadi kata kunci yang berseliweran di publik dalam beberapa bulan terakhir.

Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 dari menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%. IMF memastikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 adalah profil pertumbuhan terlemah sejak 2001.


Kondisi ini diamini oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah pejabat pemerintah. Jokowi pun mewanti-wanti agar semua pihak berhati-hati.

"Karena situasi gak normal, hati hati situasi dunia gak normal, saya sampaikan berkali kali 14 negara masuk dalam posisi pasien IMF," ungkap Jokowi dalam Munas Ke-17 Hipmi.

Lantas, bagaimana kondisi di Tanah Air?

Tidak terelakan bahwa kondisi ekonomi global akan berpengaruh pada Indonesia. Pertama, situasi yang paling jelas terasa oleh masyarakat adalah kenaikan harga bahan pokok yang memicu inflasi.

CNBC Indonesia mencatat harga daging ayam ras menyentuh ke level tertinggi selama tiga bulan terakhir sementara harga minyak goreng curah untuk pertama kalinya menyentuh Rp 15.000 per kg sejak 23 Agustus 2022.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan harga daging ayam terus merangkak naik. Harganya naik Rp 450 atau 1,3% dari Rp 34.600/kg pada Senin pekan lalu (14/11/2022) menjadi Rp 35.050/kg pada hari ini, Senin (21/11/2022).

Harga tersebut menjadi yang tertinggi sejak 26 Agustus 2022 atau nyaris tiga bulan terakhir.

Di sisi lain, harga minyak goreng pun kembali merangkak naik. Pekan lalu harganya sudah naik Rp 300/kg atau 2% menjadi Rp 15.050 per kg hari ini.

Ini adalah pertama kali harga minyak goreng curah kembali ke kisaran Rp 15.000 per kg sejak 23 Agustus 2022. Harganya juga semakin menjauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 14.000 per liter.

Lonjakan harga minyak goreng ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kaget.

Jokowi menemukan kenaikan harga bahan pokok itu saat mengunjungi Pasar Malang Jiwan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (21/11/2022).

"Saya melihat harga yang naik minyak, kaget juga tadi saya naik Rp 2.000. Terus tempe, udah naik memang kedelai di harga Rp 15 ribu," kata Jokowi.

Lebih lanjut, harga telur ayam ras naik Rp 300/kg atau 1,05% dalam sepekan dari Rp 28.650 per kg pada Jumat dua pekan lalu menjadi Rp 28.950 pada Jumat pekan lalu (18/11/2022).

Harga bawang merah dijual Rp 37.800 per kg pada Jumat pekan lalu (18/11/2022). Padahal, pada pekan sebelumnya harga bawang merah masih dibanderol Rp 37.000 per kg.

Harga bawang merah pada Jumat pekan lalu juga menjadi yang tertinggi sejak 26 Agustus 2022 atau hampir tiga bulan terakhir. Sepanjang bulan ini, harga bawang merah merangkak naik. Melihat pergerakan ini, masyarakat harus mulai mengencangkan ikat pinggang.

Persoalan kedua yang akan dihadapi masyarakat Indonesia adalah bunga KPR.

Minggu lalu (17/11/2022), suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Day-Reverse Repo kembali naik. Dampaknya akan dirasakan hingga masyarakat terutama karena bunga cicilan yang akan makin mahal.

Bank akan menyesuaikan suku bunganya baik deposito maupun kreditnya dengan suku bunga acuan BI. Perbankan sendiri menyalurkan jenis 4 jenis kredit yakni korporasi, ritel, mikro, dan konsumsi.

Kredit konsumsi sendiri yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat karena meliputi kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor, dan kredit personal.

Para pemilik KPR yang pinjamannya dengan bunga mengambang atau floating akan terkena dampak penyesuaian. Kemungkinan besar akan makin mahal.

Tanda-tanda bunga KPR makin mahal sudah terlihat dari suku bunga KPR yang meningkat menjadi 7,98% dari sebelumnya 7,8%.

Kemudian bagi pembeli baru perlu mempertimbangkan pajak pembelian rumah baru yang sudah dihapus.

Meski demikian ada kelonggaran dengan LTV 100% alias DP 0% untuk pembelian rumah baru.

Kemudian bagi yang ingin membeli kendaraan baru atau meminjam uang untuk keperluan konsumsi siap-siap bunganya akan makin mahal sehingga cicilannya juga makin tinggi.

Asal tahu saja saat ini suku bunga acuan BI menjadi 5,25%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 4,50%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6%.

Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 125 bps hanya dalam waktu tiga bulan, masing-masing sebesar 25 bps pada Agustus, 50 bps pada September, dan 50 bps pada Oktober.

Pada Oktober 2022, posisi suku bunga acuan BI berada di 4,75% sementara suku bunga Deposit Facility sebesar 4,00%, dan suku bunga Lending Facility ada di 5,50%.

Ketiga, masalah yang memberatkan masyarakat, adalah fenomena strong dollar. Fenomena dolar yang menguat ini membuat masyarakat sulit menjangkau dolar. Padahal, kebutuhan dolar di level masyarakat juga tinggi, terutama untuk Haji, Umroh dan perjalanan liburan ke luar negeri.

Ketika dolar melangit, maka harga tiket pesawat untuk perjalanan ke luar negeri bisa dipastikan melambung tinggi.

Dari data Refinitiv, rupiah ditutup pada level Rp 15.710 per US$ pada Senin (21/11/2022). Rupiah sempat membuka perdagangan di Rp 15.680/US$, menguat tipis 0,03% di pasar spot. Kemudian, rupiah berbalik arah dan terkoreksi sebesar 0,1% ke Rp 15.700/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Sementara itu, kinerja indeks dolar AS yang mengukur laju si greenback terhadap enam mata uang lainnya, terpantau menguat 0,24% ke posisi 107,18 dan memulai pekan ini dengan menguat.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan bahwa hingga saat ini pihaknya tengah berusaha keras membalikan posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah di atas Rp 15.600 ke posisi titik tengah di kisaran Rp 15.000.

"Kami coba ke titik tengah yang pernah kami sampaikan dulu yaitu Rp 15.000. Ini pun dengan kejadian Juli sampai sekarang sudah effort yang luar biasa," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (21/11/2022).

Upaya membalikan posisi rupiah ke titik tengah perkiraan pertengahan tahun lalu sebesar Rp 14.800-15.200. Langkah ini, menurutnya, bagian dari upaya BI untuk menjaga konsistensi pergerakan rupiah di tengah tekanan perekonomian global. Untuk itu, BI memerlukan usaha ekstra untuk membalikkan posisi rupiah ini. Salah satunya, biaya intervensi dengan menggunakan cadangan devisa.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video:BI Rate Turun & Prabowo Tebar Stimulus, Kredit UMKM Yakin Tumbuh