Akhir Pekan Berakhir, Harga Emas Antam Kompak 'Mager'

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Minggu, 26/06/2022 11:00 WIB
Foto: Emas Antam

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas acuan nasional di penghujung pekan ini Minggu (26/6/2022) tak bergerak dalam dua hari terakhir, di tengah tren pelemahan harga emas dunia sepekan terakhir.

Melansir data PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di situs logammulia.com, harga emas batangan stagnan di harga Rp 992.000. Demikian juga dengan harga buyback (harga yang digunakan ketika konsumen menjual emas ke Antam) tercatat tak berubah di angka Rp 871.000/gram.


"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat," jelas keterangan di situs Antam.

SATUANHARGA DASAR
0.5 gr546000
1 gr992000
2 gr1,924,000
3 gr2,861,000
5 gr4,735,000
10 gr9,415,000
25 gr23,412,000
50 gr46,745,000
100 gr93,412,000
250 gr233,265,000
500 gr466,320,000
1000 gr932,600,000

Posisi harga emas Antam ini relatif sejalan dengan harga emas dunia yang naik tipis di Jumat tetapi tak mampu membalikkan tren penurunan yang terbentuk sepanjang pekan. Pada Jumat (24/6/2022) harga emas dunia tercatat US$ 1.826/troy ons, naik US$ 4 atau 0,22% secara harian.

Namun demikian, secara mingguan harga logam mulia ini terhitung melemah 0,7% dibandingkan dengan posisi penutupan pada Jumat pekan lalu di angka US$ 1.839/troy ons. Demikian juga dengan posisi akhir bulan Mei yang sebesar US$ 1.837/troy ons.

"Harga emas masih rentan dalam jangka pendek karena ketidakmampuannya melewati titik US$ 1.850. Jika tidak ada kekhawatiran mengenai resesi global, bisa jadi harga emas lebih rendah dari posisi yang sekarang," tutur analis City Index Matt Simpson, seperti dikutip Reuters.

Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS) mengatakan ada kemungkinan AS masuk jurang resesi. UBS menaikkan pertaruhannya bahwa kemungkinan datangnya resesi kini menjadi 69% sementara Citigroup menjadi 50%.

Meski emas menguat, Simpson mengingatkan penguatan emas akan sangat dibatasi oleh kenaikan dolar AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed. "Dollar AS masih kuat dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed kini menjadi 75%. Ini jelas membatasi penguatan emas," imbuhnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas - Obligasi Jadi Primadona Saat Perang Dagang Belum Usai