Uang THR Masih Ada? Beli Emas Antam Aja Yuk Lagi Murah Nih..
Jakarta, CNBC Indonesia - Selama libur Hari Raya Idulfitri, butik emas PT Aneka Tambang (Persero)Tbk (ANTM) tidak akan beroperasi hingga hari Senin 9 Mei 2022. Namun, bagaimana performa harga emas Antam selama bulan April?
Melansir data dari situs logammulia.com, harga emas batangan produk 1 gram di banderol Rp 975.000/batang pada perdagangan terakhir sebelum libur lebaran 2022 pada Kamis (28/4), turun Rp 6.000/gram atau 0,1% dari posisi sebelumnya. Harga jual emas Antam tersebut merupakan level terendah sepanjang bulan April 2022.
Mengikuti harga beli, harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) turut melemah. Harga emas buyback tercatat Rp 876.000/gram, turun Rp 9.000.
"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.
Harga emas Antam menunjukkan tren bearish sejak 19 April 2022 dan melanjutkan penurunannya hingga pada 28 April 2022.
Penurunan tersebut seiring dengan harga emas dunia yang juga melemah selama tiga pekan beruntun di mulai pada perdagangan 19 April 2022. Dengan begitu, secara mingguan, harga emas masih drop 0,71% dan anjlok 2,55% secara bulanan.
Tidak heran, jika harga emas Antam pun melemah karena pergerakan harga emas Antam dipengaruhi oleh laju emas dunia.
Pelemahan harga emas dunia selama tiga pekan, dipicu oleh menguatnya indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai rekor tertingginya sejak dua dekade.
Pada Jumat (6/5), dolar AS menyentuh level tertingginya dalam 20 tahun yang berada di level 104,07. Level tersebut menjadi yang tertinggi sejak Desember 2002, kemudian kembali jatuh ke level 103,64.
Selain itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak 2018 di 3,106% pada perdagangan Jumat (6/5), sebelum akhirnya kembali menurun ke 3,04% pada perdagangan sore hari waktu setempat. Hal serupa terjadi padayieldobligasi tenor 30 tahun yang naik 12 basis poin ke 3,126%.
Wajar saja jika emas menjadi kurang menarik, pasalnya emas tidak menawarkan imbal hasil, tidak seperti, katakanlah, obligasi. Karena itu, si logam kuning ini cenderung tidak diminati investor ketika suku bunga naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)