Harga Emas Pegadaian Stagnan, Tapi Jenis UBS-Batik Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas acuan di Pegadaian cenderung beragam dengan mayoritas terkoreksi pada Minggu (20/3/2022), di tengah melemahnya harga emas dunia pada perdagangan Jumat akhir pekan ini.

Sejatinya, pergerakan harga emas di Pegadaian biasanya akan dipengaruhi harga emas dunia dua hari setelahnya.

Pada perdagangan Jumat lalu, harga emas dunia ambles 1,11% ke level US$ 1.921,09/troy ons. Pemicu koreksi adalah kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) yang membuat aset logam mulia menjadi kalah menarik dibandingkan dengan obligasi pemerintah AS.

Pegadaian menjual 4 jenis emas, yakni emas Antam standar, emas Antam retro, emas Antam batik, dan emas UBS.

Melansir data dari situs resmi Pegadaian hari ini, harga emas UBS menjadi yang paling besar koreksinya, sedangkan untuk emas Antam batik hanya melemah cenderung tipis. Sementara untuk emas Antam standar dan emas Antam retro cenderung stagnan.

Dari emas UBS, koreksinya berada di kisaran 1% pada hari ini.

Selanjutnya, emas Antam batik juga terpantau terkoreksi. Namun koreksinya cenderung tipis dikisaran 0,16%-0,19%

Sedangkan untuk emas Antam standar pada hari ini cenderung stagnan.

Terakhir emas Antam retro, hanya satuan 0,5 gram hingga 2 gram yang terkoreksi, sedangkan sisanya cenderung stagnan pada hari ini.

Emas Antam retro adalah emas kemasan lama di mana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018. Emas retro juga menjadi jenis emas Antam yang paling fluktuatif harganya.

Harga emas melemah setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate) sebesar 25 basis poin (bp) pada Rabu lalu menjadi 0,25%-0,5%.

Kenaikan suku bunga membuat kilau emas sedikit memudar karena imbal hasil (yield) obligasi umumnya terkerek mengikuti kenaikan suku bunga acuan. The Fed kemungkinan mengerek kembali suku bunga enam kali tahun ini hingga menjadi 1,75-2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA