Gegara The Fed, Emas di Pegadaian Berguguran!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 11/01/2022 09:54 WIB
Foto: Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan di Pegadaian mengalami penurunan pada perdagangan Selasa (11/1) mengikuti pelemahan harga emas dunia. Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan emas UBS berbagai ukuran/satuan, semuanya "berguguran".

Melansir data dari situs resmi Pegadaian, emas Antam standar hari ini tidak tersedia. Sementara emas Antam jenis retro turun di semua satuan.

Antam retro merupakan emas batangan kemasan lama di mana emas dan sertifikatnya terpisah.


Emas Antam retro terakhir kali diproduksi pada tahun 2018, dan tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 100 gram, dengan kenaikan hari ini di kisaran 0,18% hingga 0,22%.

SatuanHarga Antam RetroPerubahan Emas Retro (Rp)Perubahan Emas Retro (%)
0.5Rp498.000-Rp1.000-0,20%
1.0Rp931.000-Rp2.000-0,21%
1.06
1.5
2.0Rp1.843.000-Rp4.000-0,22%
2.5
2.13
3.0Rp2.738.000-Rp5.000-0,18%
4.0
4.25
5.0Rp4.549.000-Rp10.000-0,22%
8.0
10.0Rp9.042.000-Rp17.000-0,19%
20.0
25.0Rp22.477.000-Rp42.000-0,19%
50.0Rp44.871.000-Rp85.000-0,19%
100.0Rp89.661.000-Rp169.000-0,19%


Kemudian Antam jenis batik, emas yang paling mahal di Pegadaian, satuan 0,5 gram dijual Rp 610.000/batang, stagnan alias sama persis dengan harga kemarin. Sementara dua satuan lainnya turun 0,09%.

Meski paling mahal, tetapi Pegadaian hanya menjual emas Antam batik 3 ukuran saja.

SatuanHarga Antam BatikPerubahan Emas Batik (Rp)Perubahan Emas Batik (%)
0.5Rp610.000Rp00,00%
1.0Rp1.126.000-Rp1.000-0,09%
1.06
1.5
2.0
2.5
2.13
3.0
4.0
4.25
5.0
8.0Rp8.503.000-Rp8.000-0,09%

Terakhir emas UBS, yang tersedia mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram, hari ini turun di kisaran 0,18% hingga 0,22%.

SatuanHarga UBSPerubahan Emas UBS (Rp)Perubahan Emas UBS (%)
0.5Rp497.000Rp00,00%
1.0Rp929.000-Rp2.000-0,21%
1.06
1.5
2.0Rp1.843.000-Rp4.000-0,22%
2.5
2.13
3.0
4.0
4.25
5.0Rp4.555.000-Rp8.000-0,18%
8.0
10.0Rp9.059.000-Rp18.000-0,20%
20.0
25.0Rp22.604.000-Rp43.000-0,19%
50.0Rp45.115.000-Rp84.000-0,19%
100.0Rp90.192.000-Rp170.000-0,19%
250.0Rp225.413.000-Rp425.000-0,19%
500.0Rp450.295.000-Rp848.000-0,19%
1000.0Rp899.616.000-Rp1.694.000-0,19%

Harga emas dunia sedang tertekan sejak pekan lalu setelah notula rapat kebijakan moneter bulan Desember menunjukkan beberapa pejabat The Fed melihat nilai neraca (balance sheet) bisa segera dikurangi setelah suku bunga dinaikkan.

"Peserta rapat kebijakan moneter secara umum mencatat bahwa, melihat outlook individual terhadap perekonomian, pasar tenaga kerja dan inflasi, mungkin diperlukan kenaikan suku bunga lebih awal atau dengan laju yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Beberapa peserta juga mencatat akan tepat jika segera mulai mengurangi nilai neraca setelah suku bunga dinaikkan," tulis notula The Fed yang dikutip Reuters, Kamis (6/1).

Artinya, The Fed jauh lebih agresif dari perkiraan pasar. Sebelumnya, pelaku pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, dan paling awal di bulan Maret.

Normalisasi kebijakan moneter The Fed merupakan musuh utama emas. Kenaikan suku bunga dan pengurangan nilai neraca dapat memicu kenaikan yield obligasi (Treasury) AS.
Yield Treasury tenor 10 tahun sepanjang pekan lalu melesat 25,3 basis poin ke 1,7655% yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2020, atau sebelum terjadi pandemi Covid-19.

Emas dan Treasury sama-sama dianggap aset aman (safe haven), kenaikan yield Treasury membuat emas menjadi tidak menarik. Sebab, emas merupakan aset tanpa imbal hasil. Opportunity cost dalam berinvestasi emas juga akan meningkat.

Emas dunia pun tertekan, dan ikut menyeret harga logam mulia di dalam negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas - Obligasi Jadi Primadona Saat Perang Dagang Belum Usai